Keluarga Kudus Nasaret Yesus Maria Yosef merupakan teladan utama Keluarga Kristiani. Keluarga Kudus Nasaret Yesus Maria Yosef juga merupakan pelindung dan penjaga utama setiap keluarga. Pengalaman hidup berkeluarga dalam suka dan duka, juga dialami oleh Keluarga Kudus Nasaret. Sukacita dalam keluarga kita, derita dan kesukaran keluarga kita, juga menjadi pengalaman Keluarga Kudus Nasaret. OLeh Gereja, Keluarga Kudus Nasaret dijadikan model,teladan keluarga kristiani karena Keluarga Kudus secara sempurna menghidupi keluarga mereka sesuai kehendak Allah.

Fokus Pada Allah.

Hidup Keluarga Kudus Nasaret, terbentuk atas dasar pilihan dan kehendak Allah. Demikian juga setiap keluarga kristiani kita yakin Allah sendirilah yang  mempersatukan cinta kasih  seorang pria dan seorang wanita yang saling sepakat mengikatkan diri satu sama lain dalam perkawinan suci.

Kehidupan Keluarga Kudus Nasaret Yesus Maria Yosef didasarkan atas iman yang hidup, iman akan Allah. Demikian juga, kita yakin setiap keluarga kristiani dibangun atas dasar iman akan Allah. Kehidupan Keluarga Kudus Nasaret Yesus, Maria Yosef, dibimbing oleh Sabda Allah. Demikian juga kita berharap bahwa dalam seluruh perjalanan hidup keluarga-keluarga kristiani, senantiasa dibimbing Sabda Allah.

Seluruh hidup Keluarga Kudus terarah untuk mencari Allah, menemukan kehendak Allah dan mengamalkan dalam keluarga mereka. Kehendak Allah bagi mereka adalah kasih sejati, kesejahteraan hidup dan keselamatan kekal. Maria, Yosef dan Yesus hidup dalam kelimpahan cinta kasih Allah. Demikian juga, setiap keluarga yang dasarnya dibentuk, dipersatukan oleh Allah, dilandasi iman akan Allah, dibimbing oleh Sabda Allah dalam hidup sehari-hari, dipastikan akan menyerupai Keluarga Kudus Nasaret.

Fokus kepada Keluarga

Hidup keluarga Kudus Nasaret, layak jadi tatapan, cermin keluarga kita. Cinta kasih mereka sempurna dalam hidup rumah tangga. Maria dan Yosef saling mencintai. Maria dan Yosef sangat mencintai Yesus. Yesus sangat mengasihi dan patuh kepada kedua orang tua-Nya. Yesus berkembang sebagai anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang, meskipun sejak awal hidup-Nya, berbagai kesukaran mendera Keluarga Kudus. Mulai dari perjalanan panjang dari Nasaret menuju Betlehem untuk cacah jiwa pada saat Maria sedang mengandung; tiada tempat penginapan dan Yesus lahir di kandang, dalam keterbatasan fasilitas. Perjalanan panjang dan melelahkan dalam keadaan gelisah menuju ke Mesir, menghindar dari ancaman pembunuhan Yesus oleh Herodes. Hidup di sebagai orang asing di Mesir selama bertahun-tahun, dan kembali ke Nasaret , hidup dalam ketenangan dan tersembunyi.

Segala suka duka yang dialami keluarga biasa umumnya, juga dialami oleh Keluarga Kudus. Kesukaran, kesulitan, tantangan lebih dipandang sebagai dinamika hidup yang mendewasakan hidup keluarga mereka. Semakin keluarga terancam bahaya, semakin mereka merapatkan dirinya kepada Allah, semakin berharap dan mengandalkan Allah.

Di tengah persoalan dan pergolakan hidup, dalam kesukaran dan penderitaan, mereka tetap berpegang teguh pada dasar hidup mereka yakni Allah. Sebab Allah yang mempersatukan hidup mereka.  Allah yang menjelma dalam  Yesus yang hadir dalam keluarga mereka menjadi fokus, pusat perhatian seluruh perjuangan mereka. Karena senantiasa memandang  kepada Yesus, mengutamakan Yesus, selalu ada damai dan sukacita meski di tengah kesukaran.

Kita dapat selalu belajar dari Keluarga Kudus dalam segala hal terutama menaruh pusat perhatian, fokus kepada Allah dan kepada keluarga kita. Banyak hal dapat kita lakukan untuk membantu keluarga kita semakin berpusat pada Allah antara lain :

  1. Selalu mengandalkan Allah dalam seluruh perjalanan hidup berkeluarga.
  2. Setia mendengarkan, merenungkan Sabda Tuhan, agar hidup keluarga senantiasa dituntun oleh Firman-Nya.
  3. Senantiasa berdoa bersama dalam keluarga, untuk memupuk kesatuan dalam keluarga
  4. Mengembangkan semangat kasih sejati terus-menerus dengan saling menghargai dan terutama saling mengampuni.
  5. Mengembangkan hidup sederhana, cukup materi dan giat
  6. Bersahabat dengan para kudus agar senantiasa meniru kehidupan iman mereka yang telah berbahagia di surga.
  7. Berdevosi kepada Keluarga Kudus, memohon tuntutan dan perlindungan dari Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosef.
  8. Dalam kesukaran hidup sehari-hari, dalam menghadapi tantangan dan kesulitan selalu bercermin dan meniru Keluarga Kudus
  9. Saling berbagi satu sama lain, beramal kasih dengan yang berkekurangan.

Dinamika hidup setiap keluarga kita merupakan hal yang wajar. Hendaknya seperti Keluarga Kudus yang tetap bersatu, setiap tantangan dipandang sebagai proses menuju kematangan cinta kasih, yang semakin menenguhkan, menyatukan dan mendewasakan keluarga. Fokus hidup mereka diperjuangkan untuk mengalami kesatuan dengan Allah dan persatuan, kesatuan tak terpisahkan, tak terceraikan dalam keluarga. Demikian juga hendaklah kesejahteraan keluarga, diperjuangkan tanpa kenal lelah agar kesatuan dan kebahagiaan selalu menjadi milik setiap anggota keluarga sampai maut memisahkan.

Cinta dari Allah tidak akan pernah habis untuk setiap keluarga. Kasih tidak akan pernah memudar dalam keluarga jika selalu menimba inspirasi cinta dari  Keluarga Kudus. Setiap keluarga Kristiani yang memilih Allah sebagai pusat hidupnya dan meneladan Keluarga Kudus Nasaret selalu mengalami kelimpahan sukacita dalam hidupnya.*hm.