Baru saja bersama teman-teman aku mengikuti Kursus Evangelissi Pribadi ( KEP) yang bagiku sangat menarik dan mengubah perpektif hidupku yang membuat aku banyak merenung dan bertanya diri, setelah ikut KEP aku mau buat apa dan harus bagaimana?  Banyak hal aku tangkap dari seluruh penyajian narasumber yang menarik dan diwarnai dengan kesaksian hidup yang mengagumkan ditambah lagi mendalami buku Misi Evangelisasi. Dari semua yang dipaparkan, aku merasakan gerakan dalam batinku untuk mengamini satu kalimat yang dilontarkan oleh salah satu narasumber dalam pertemuan pertama yakni “kasih yang bisu dan lumpuh” yang tidak tertulis dalam buku Misi Evangelisasi( ME) dan Evangelii Nuntiandi ( EN)

Kalimat ini sangat menyentuh hatiku dan membuat aku merenung berulang kali. Aku merenung-renung dalam hati,apa yang sudah kulakukan selama ini sebagai seorang Katolik yang dibaptis dari usia hidupku baru 8 hari dan sebagai seorang suster yang sudah tinggal di biara selama 25 tahun 6 bulan 11 hari untuk mewartakan Injil? Aku sudah menerima aneka  karunia dan rahmat, dilengkapi segala berkat kesehatan, kekuatan, talenta, bakat, pengetahuan dan ketrampilan. Apa yang sudah kulakukan seturut kehendak Kristus mempelai jiwaku?

Kalau Yesus Kristus selama hidup-Nya sedemikian giat mewartakan Injil Kerajaan Allah, dengan perkataan ( pengajaran) yang didengar oleh ribuan orang dan mereka terpikat pada-Nya, tergerak hati untuk mengikuti-Nya, apa yang sudah kulakukan selama ini meniru salah satu cara Yesus mewartakan Kerajaan Allah? Kata-kata-Nya penuh kuasa, daya dan berwibawa. Sabda-Nya berdaya pikat, berdaya ubah dan berdaya pulih. Apa yang sudah kubuat selama ini? Kata-kata-Nya  seiring sejalan dengan perbuatan-Nya. Apa yang dikatakan, diwartakan, dihidupi-Nya sehingga Dia tidak jadi batu sandungan bagi orang lain. Dia penuh perhatian, peduli dengan semua orang, terutama yang menderita, yang miskin, yang sakit dan cacat, yang sedang berduka, yang tidak punya penolong, yang keras hati, yang disingkirkan masyarakat, kaum perempuan dan anak-anak. Tangan-Nya siap menolong, merangkul dan memberkati. Semua kisah tentang Yesus berseliweran dalam benakku dan menimbulkan kekaguman yang mendalam dalam hatiku sekali menggelitik nuraniku.

Di hadapan-Nya aku mengakui dengan jujur dan berdoa. “Ya Tuhanku, aku tidak buat apa-apa selama ini dalam hidupku untuk-Mu dan seperti yang Kau-lakukan. Usahaku untuk menyerupai cara hidup-Mu, cara berbicara dan cara mewartakan Injil juga sangat kecil bahkan nyaris tidak berusaha apapun. Aku benar-benar hidup seperti adaku saja, seperti orang-orang yang tidak mengenal Engkau, seperti bukan pengikut-Mu dan bukanmempelai-Mu.Bagaimana bisa aku mengaku dengan tulus dan jujur sangat mengasihi-Mu tetapi kasih bisu dan lumpuh, tak meniru dan menyesuaikan diri dengan kasih-Mu yang nyata melalui perkataan dan tindakan-Mu yang sigap. Aku malu hati dan merasa  seperti orang bisu dan orang lumpuh selama ini. Tidak tergerak hati secara bebas untuk mewartakan kasih-Mu yang kualami dalam seluruh hidupku dan meniru tindakan-Mu yang berjalan dari kota ke kota mewartakan Injil dan berbuat baik. Aku pikir sudah cukup mengasihi-Mu dalam hati seperti dalam nyanyian yang kuhapal, kuhendak mengikut Yesus dalam hati, yach..hanya dalam hati, tak perlu diketahui orang lain, tak perlu dilihat, tak perlu diwartakan, yang penting aku buat sesuatu untuk Tuhanku dan Tuhanku melihat semua itu.

Oh. Tuhanku, ternyata aku salah pikir dengan pikiranku sendiri, dengan hanya menjadi mempelai-Mu yang seperti orang bisu dan orang lumpuh, sesungguhnya, sedikit pun aku tidak berguna bagi siapapun, yang nyata  sepertinya aku hanya sekadar duduk berdoa tapi mengemis belaskasih-Mu dan menadahkan tangan menunggu di sini tanpa bergerak pergi ke sana- kemari mengikuti Engkau. Oh Tuhan,..aku sadar, aku jadi bisu dan lumpuh seperti ini, karena aku tuli juga aku buta. Aku tidak mendengar Sabda-Mu dan juga tidak melihat apa yang Kau-lakukan sehingga aku tidak tahu bagaimana meniru-Mu. Sekarang aku sudah dengar suara-Mu. Ternyata dengan kencang Kau berkata : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa  di surga dan di bumi.Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh kudus, dan ajarlah mereka melakukans egala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,Aku menyertai kamus enanatiasa sampai kepada akhir zaman” ( Mat.28:18-20). Dan melalui dan seperti  St.Paulus,Kau sudah ingatkah aku “ celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil.

Oh..Tuhanku..pulihkan telinga  hatiku untuk selalu siap mendengar Sabda-Mu.Melekkan mataku, supaya dapat memandang wajah-Mu dan melihat cara-Mu bekerja dan melayani dan bukalah mulutku supaya mewartakan pujian bagi nama-Mu dan memberitakan dengan suara nyaring siapakah Engkau yang kukasihi dan menceritakan dengan penuh semangat kasih-Mu yang kualami. Buatlah agat kakiku kuat dan bisa berjalan kian kemari dan melonjak kegirangan untuk memuliakan nama-Mu dan berjalan mencari jiwa untuk dibawa kepada-Mu. Ampunkan aku, Tuhan sebab aku terlambat mencintai-Mu sebagaimana yang Kaukehendaki. Pujian dan kemuliaan bagi kasih kerahiman-Mu untuk selamanya.Amin.

Aku yakin Yesus mendengar doaku dan berkenan membuka pintu indraku dan memulihkan seluruh jiwa ragaku dan mempersiapkan aku, mendayai aku dengan Roh Kudus untuk pergi bersama-Nya mewartakan Kabar baik kepada semua orang, semua makluk, tetapi pertama-tama sekarang ini dan di sini, di hati ini, di rumah ini, di sekitar sini dan kemudian di situ, lalu di sana dan di mana-mana.*hm