Keluarga Kudus Yesus, Maria, Yosef merupakan pribadi-pribadi kepercayaan Allah yang sungguh setia. Maria dan Yosef setia dalam perkara-perkara kecil dalam hidup sehari-hari, jauh sebelum mereka dipanggil dan dipilih Allah secara istimewa untuk ikut serta dalam karya keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia. Dari kesetiaan mereka sebagai pribadi pada masa mudanya, Allah melihat bahwa mereka dapat dipercaya untuk melakukan hal-hal besar yang dikehendaki Allah. Maria dan Yosef tidak menyia-nyiakan atau menyalagunakan kepercayaan Allah tersebut.

Mereka mengembangkan kemampuan yang diberikan Allah sedemikian rupa dengan penuh rasa syukur. Disposisi batin yang penuh iman dan pengharapan dipupuk dan dipelihara dengan setia mendengarkan dan melaksanakan  Sabda Allah sebagaimana yang tertulis dalam Hukum Taurat dan kitab para nabi. Dalam hati mereka meyakini dan mempercayai Firman-Nya.

Dalam perbuatan dan tingkah laku mereka mewujudkannya. Mereka menempatkan diri sebagai hamba, yang hanya tahu melakukan kehendak tuannya dalam segala hal mendahulukan permintaan tuannya. Mereka tidak memiliki pemikiran lain, selain menunggu perintah dan melaksanakan apa saja yang bisa dilakukan. Mereka sangat santun dan penuh rasa hormat pada setiap Firman yang dinyatakan pada mereka.

Hati Maria dan Yosef, terbentuk dalam rasa hormat dan  rasa takut akan Tuhan. Setiap hari baru, dipandang sebagai kesempatan baru untuk melakukan yang lebih baik lagi bagi Allah dan sesama. Untuk semakin memahami kehendak Allah, mereka mengawali hari dengan duduk diam di hadirat Allah, menanti rahmat dan kasih-Nya dan menunggu perintah-Nya. Mereka membuka telinga hati untuk mendengarkan suara Allah, agar tidak keliru melakukan kehendak-Nya. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat yang besar. Suatu kesiapsediaan untuk melakukan dengan benar dan tepat.

Maria dan Yosef, senang dipercaya oleh Allah. Mereka berjuang untuk menyenangkan hati Allah dalam segala hal, sepanjang hari, tiap-tiap hari seumur hidup mereka. Mereka memandang dirinya bukan apa-apa dan siapa-siapa. Jika bisa menikmati hidup, sudah merupakan anugerah Allah. Kesenangan mereka adalah melakukan kehendak Allah. Dari mana mereka tahu? Itulah yang mereka dengar dari mazmur Daud yang mereka lantunkan, batinkan, resapkan dalam hati.

Ketika secara istimewa dipanggil dan disapa Allah untuk ikut serta dalam karya Allah yang besar, mereka sudah siap karena sudah terbiasa mendengarkan, melakukan apa yang dikehendaki Allah. Untuk waktu yang sangat lama, bagi Maria maupun Yosef dibentuk dari pengalaman hidup sekian waktu. Suka duka hidup sudah dilewati tetap dalam koridor iman yang penuh harapan serta kasih yang besar terhadap Allah. Batin yang sudah terbentuk dengan pembiasaan pikiran, perasaan, pola tingkah laku yang berkenan pada Allah. Allah tidak kuatir mempercayakan rencana besar-Nya kepada mereka. Sebab Allah memiliki pengalaman yang meyakinkan dan mengesankan dalam pribadi Maria dan Yosef. Pribadi yang taat, setia, memegang teguh perjanjian kasih Allah, penuh hormat dan kasih serta takut akan Allah.

Dalam segala hal, mereka layak menjadi contoh hidup dan teladan bagi kita. Setiap bentuk perbuatan baik, perkataan baik dan benar serta pikiran positif yang merupakan tanggapan mereka atas kepercayaan Allah, mereka memberi dan menunjukkan  nilai positif, nilai yang bagus kepada Allah yang telah memberi kepercayaan kepada mereka. Tidak ada  pemberontakan dan pengkianatan terhadap kepercayaan Allah. Tidak ada kecurigaan  terhadap Allah atas kehidupan mereka yang serba biasa.

Maria dan Yosef nampaknya tahu bahwa kepercayaan itu sangat mahal harganya dan bahkan tidak dapat dijual. Kepercayaan adalah harta karun yang tak ternilai, yang hanya dapat ditukar dengan kesetiaan. Yang setia dalam  perkara kecil akan diberi kepercayaan besar, bahkan ada bonus berlimpah-limpah. Bobot kepercayaan Maria dan Yosef dari Allah, sangat luar biasa, sangat besar dan luar biasa. Dan mereka tahu bagaimana memelihara dengan setia dan tekun kepercayaan Allah. Semakin besar kepercayaan, semakin besar tanggung jawab untuk bertekun dan setia. Semakin besar pula perjuangan dan penderitaan. Semakin dalam pengorbanan dalam perjuangan untuk melakukan kehendak Tuhan, semakin berlimpah dan meluap sukacita batin yang tak terkatakan. Hadiah anugerah sukacita abadi menanti. Bahkan mendapat bonus, dari dulu , sekarang dan selama-lamanya, segala keturunan menyebut mereka bahagia.

Hidup keluarga Kudus telah membuktikan bahwa mereka adalah pelaku-pelaku kehendak Allah yang dapat dipercaya dan diadalkan dalam segala hal. Dari mereka kita belajar, bahwa tidak ada kepercayaan dalam hal-hal besar yang langsung diberikan kepada seseorang. Selalu ada proses yang lama dan dapat meyakinkan bahwa kepercayaan yang diberikan dalam hal-hal kecil diterima dengan sukacita, diperlihara dan dikembangkan. Jika dalam hal sederhana dapat diandalkan, akan dipercayakan hal-hal yang lebih besar bahkan yang kita pandang mustahil. Seperti kepada Maria dan Yosef, Allah telah memiliki pengalaman yang mengesankan dari mereka yang setia dalam hal-hal kecil, sebelum dipercayakan hal besar, demikian juga kita tidak dapat menginginkan sesuatu yang besar yang kita impikan terjadi, tanpa langkah-langkah kecil dan sederhana yang dilakukan dan dilalui dengan tekun dan setia.*hm