Injil tidak banyak mengisahkan pada kita tentang kehidupan Keluarga Kudus. Karena memang, fokus seluruh kisah Kitab Suci bermuara kepada Kristus Yesus. Namun, kita diperkaya melalui tradisi Gereja berabad-abad yang mengisahkan tentang Keluarga Kudus. Litany Keluarga Kudus yang kita doakan setiap hari dalam Adorasi dan devosi, telah membantu kita untuk mengenal secara lebih baik, siapakah dan seperti apakah Keluarga Kudus. Apa peran mereka.Bagaimana semangat mereka. Litany KKYMY ini, diawali dengan 6 seruan pertama, yang menyatakan siapakah KKYMY. “YMY adalah pribadi keluarga Kudus Nasaret. YMY adalah gambaran Tritunggal Maha Kudus di dunia. YMY adalah PUtera, Ibu dan bapa dari Keluarga Kudus. YMY adalah PUtera Ilahi dan suami istri yang setia. YMY yang selalu mencari kehendak Allah. YMY yang kami puji dan kami hormati. Dengan hanya mendoakan saja Litany ini, kita semakin mengenal siapa mereka. Jika diperkaya dengan kontemplasi, akan semakin memperdalam pengenalan kita akan KKYMY ini. Semakin sering, semakin baik.Kualitas kedekatan dan intensitas waktu, akan menumbuhkan dan mempererat tali kasih dan persahabatan kita dengan Keluarga Kudus.
Persahabatanku dengan Keluarga Kudus
Dengan cara lain kita pun dapat memperluas pengenalan kita akan Keluarga Suci sebagaimana yang terungkap dalam Litany Keluarga Kudus yang kita doakan setiap hari dalam adorasi dan devosi. Saya mencoba memaknai isinya dengan formulasi sederhana sbb :
Bila KKYMY mencari kehendak Allah, maka saya pun dalam segala hal harus mencari kehendak Allah dan mengutamakan kehendak Allah di atas kehendak diriku sendiri.
Bila KKYMY hidup tersembunyi di Nasaret, saya pun rela dan bersedia hidup tersembunyi, tidak terkenal dan tidak berusaha untuk dikenal atau terkenal.
Bila KKYMY setia menaati hukum Ilahi, saya pun harus dengan setia menaati hukum Ilahi ( hukum cinta kasih, sebagaimana yang termaktub dalam Kitab Suci, tradisi Gereja dan Dokumen Penting Kongregasi, a.l. Konstitusi/direktorium)
Bila KKYMY menjadi tempat persemaian subur bagi Yesus, saya pun semestinya menjadi tempat persemaian kehidupan iman yang subur dan hidup bagi sesama di sekitar saya, bagi keluarga-keluarga.
BIla KKYMY ,yang bapanya merupakan teladan pelayanan, saya pun mestinya menjadi teladan dalam pelayanan yang penuh ketulusan dan sukacita kepada sesama, di mana pun saya berada, terutama teladan dalam melakukan pekerjaan kecil dan sederhana dan teristimewa menjadi teladan pelayanan di tempat tugas saya.
Bila KKYMY, yang ibunya merupakan teladan kesabaran, saya pun mestinya menjadi teladan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan komunitas ,dalam tugas pelayanan dan kerasulan, teladan kesabaran dalam menghadapi kekurangan dan kerapuhan diri sendiri dan sesama serta dalam penderitaan yang dialami.
BIla KKYMY, yang Putra Ilahinya merupakan teladan ketaatan, saya pun, seyogyanya patuh, taat, dan menjadi teladan ketaatan dalam segala hal, terutama menaati Konstitusi sebagai norma tertinggi dalam Kongregasi, yang mengarahkan saya untuk taat kepada kehendak Allah, yang terungkap melalui tugas perutusan dan kehendak pimpinan yang sah ( baik dalam kehidupan berkongregasi, komunitas maupun dalam karya kerasulan) dan taat pada kesepakatan bersama, taat pada peraturan tertentu ( peraturan pemerintah, peraturan gereja, peraturan dalam masyarakat, peraturan dokter demi kesehatan diriku)
BIla KKYMY yang kehidupannya diwarnai oleh kesalehan, kerja dan kasih persaudaraan, saya pun seharusnya hidup saleh, (bersikap sopan,santun dalam perilaku,hikmat dalam beribadah, tekun berdoa dan setia berpuasa), gemar bekerja keras (pekerjaan rumah tangga, karya kerasulan, usaha /swadaya, kerja tangan) dan hidup dalam kasih persaudaraan dengan semua orang lain (saling menerima, menghargai, memperkembangkan dan mengampuni dan murah hati).
Bila KKYMY, yang melandaskan hidupnya atas iman yang segar bugar, saya pun sebenarnya dalam segala hal selalu memandang kehidupan ini dari dimensi iman dan hidup berdasarkan iman ( penuh penyerahan kepada Allah, senantiasa berdiskresi) sehingga tidak mudah menyerah, apalagi putus asa.
Bila KKYMY, berlandaskan oleh kesediaan mengemban kehendak Allah, saya pun mestinya siap sedia mengemban kehendak Allah melalui seluruh arahan Kongregasi sebagaimana tertera dalam Konstitusi dan perutusan Kongregasi melalui penugasan dari pimpinan, penugasan di komunitas, di tempat kerja dan dalam karya kerasulan.
Bila KKYMY, selalu dibimbing Sabda Allah, saya pun hendaknya siap sedia, terbuka hati, tekun dan setia membaca, mendengarkan, merenungkan dan mendalami Firman Tuhan ( Kitab Suci dan Konstitusi) dan gemar dan rela sedia berjuang menghidupi sabda dalam kehidupan sehari-hari.
Bila KKYMY, dipenuhi oleh naungan Roh Kudus, saya pun selayaknya memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, selalu memohon bantuan rahmat Roh Kudus dan senantiasa berdoa kepada Roh Kudus supaya hidup saya dijiwai Roh Kudus.
Bila KKYMY, kecil di mata insani namun agung secara ilahi, saya pun rela menjadi kecil dan sederhana, belajar mengosongkan dari hari demi hari agar semakin bersikap lepas bebas dari harta/materi, baik yang berharga maupun tak berharga, lepas bebas dari kelekatan akan kecenderungan tidak teratur antara lain pekerjaan tertentu yang disenangi, hobi tertentu, orang tertentu ( family, sanak saudara,teman/sahabat), kuasa, jabatan, harga diri, namun lebih berjuang sekuat kemampuan meraih hal-hal ilahi(surgawi) melalui keutamaan-keutamaan yang dipupuk dengan doa dan tobat terus-menerus dalam hidup sehari-hari.
Bila KKYMY, menjadi pusat damai dan persatuan, saya pun seharusnya hidup damai dengan semua orang, terutama damai dan bersatu dengan sesama dalam komunitas di mana saya tinggal, damai dengan semua orang yang bekerja/melayani bersama saya, damai dalam diri dan alam ciptaan dan mengupayakan kedamaian dan kesatuan dalam hidup sehari-hari
Bila KKYMY, menjadi teladan utama keluarga Kristiani, saya pun hendaknya dapat menjadi teladan bagi keluarga-keluarga kristiani dalam hal berdoa, berbakti, bekerja dan berkarya, teladan dalam berpartisipasi dalam kegiatan Gereja dan masyarakat.
BIla KKYMY menjadi pelindung dan penjaga setiap keluarga, saya pun selayaknya melindungi dan menjadi penjaga keluarga-keluarga dari berbagai bahaya yang menghancurkan kesatuan hidup perkawinan dan keluarga dari bahaya perpecahan dan perceraian, bahaya aborsi dan dari bahaya meninggalkan gereja dan murtat /meninggalkan iman akan Kristus (melalui doa, korban, tekun kunjungan keluarga, menjadi sahabat bagi keluarga (bukan saling terikat/tergantung) dan tidak sekadar saling menolong/mendukung, tetapi yang saling membawa kepada Allah, yang memperteguh iman dan harapan,mengokohkan cinta kasih sejati dan lepas bebas.
Bila KKYMY, menjadi penopang harapan dalam kematian, saya pun bisa menjadi orang yang senantiasa menumbuhkan harapan baru bagi sesama yang “mungkin mati dalam kreativitas karena kurnag berdaya guna; mati dalam ketekunan karena kurang kerja keras atau bahkan malas; mati dalam kesetiaan karena tidak fokus, banyak impian, tidak ulet; mati dalam cinta kasih karena penuh kebencian/kecemburuan, sulit mengampuni, tidak mampu saling mempercayai; mati rasa dalam hal berdosa karena tidak memiliki pemahaman iman yang benar, konsep yang keliru tentang hidup beriman/beragama/tentnag Tuhan, pengetahuan iman yang dangkal, praktek kehidupan beragama/liturgy, perayaan sakramental kurang, tidak terlibat dalam kegiatan gereja; agar semua memiliki semangat hidup dan berpengharapan kepada Allah yang hidup.
Demikian beberapa cara memaknai jalan persahabatan dengan Keluarga Kudus. Kiranya karunia istimewa yang Allah berikan kepada kita melalui Keluarga Suci, bukan sekedar nama yang kita sematkan sebagai pelengkap nama diri,menjadi nama sapaan suster, dengan semacam ‘gelar khusus KKS’, tetapi lebih merupakan sebuah CARA HIDUP YANG MENYERUPAI HIDUP KELUARGA SUCI. Kita bersyukur kepada ALLAH yang telah mengaruniakan Keluarga Kudus kepada kita. Tidak sekadar menjadi pelindung, penjaga, penolong, tetapi sekaligus menjadikan “DIRI KITA, HIDUP KITA’CERMINAN HIDUP KELUARGA KUDUS (dulu) di NASARET, agar Yesus yang hadir dan hidup dalam Keluarga Kudus Nasaret SEMAKIN dikenal, dicintai dan diabdi melalui kesaksian hidup kita pada masa kini.*
Recent Comments