Keluarga Kudus Yesus Maria Yosef di Nasaret adalah keluarga yang sangat setia. Mereka saling setia satu sama lain sebagai sebuah keluarga dalams egala hal dan segala keadaan. Maria setia kepada Yosef sebagai suami dan kepala keluarga. Yosef setia kepada Maria sebagai istri dan ibu keluarga. Yesus taat kepada ayah bunda-Nya dalam segala hal sebagai seorang Anak. Sebagai orang tua, Yosef dan Maria setia kepada Yesus. Pertanyaannya bagi kita, mengapa mereka begitu saling setia dalam segala hal dan dalam segala keadaan? Apa yang menyebabkan atau memotivasi mereka untuk saling setia? Bagaimana mereka memperjuangkan dan memelihara kesetiaan di antara mereka? Apa saja buah kesetiaan mereka bagi keluarga sekitar Nasaret dan bagi kita?
Kesetiaan meerupakan Anugerah
Setia berarti berpegang teguh pada janji, komitmen, kesepakatan.Setia berarti patuh, taat secara terus-menerus, tidak berpaling, tidak mundur ketika menghadapi kesulita, siap mengalami penderitaan. Tidak seorang pun di antara kita sebagai manusia lemah ini yang tidak tersandung dalam berbagai kelemahan dan akhirnya tidak setia. Ada banyak kisah dan peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari baik dalam keluarga, dalam organisasi tertentu, yang menggambarkan betapa semakin lemah bahkan memudarnya kesetiaan. Kita mudah lupa pada janji yang telah diikrarkan satu sama lain, atau janji kepada Tuhan. Kita mudah goyah dan berubah pikiran sehingga lupa akan kesepakatan dan komitmen bersama. Kita mudah patah semangat dan menyerah ketika mengalami berbagai tantangan, bahkan ada yang mundur atau melarikan diri.
Gambaran realita kesetiaan masa kini sulit ditemukan, meski pun masih cukup banyak orang –orang yang setia dan saling setia namun kurang diekspos. Masyarakat lebih mudah tertarik dan terprovokasi dengan berita-berita kelemahan manusiawi yang disajikan oleh media masa.Meski demikian, kita tetap memiliki sosok yang luar biasa, figur agung sepanjang segala zaman, dari Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep, yang benar-benar sungguh-sungguh hidup di tanah Israel. Ketiga pribadi keluarga kudus Nasaret ini, memiliki keistimewaan yang tak tertandingi dan cermin kesetiaan bagi kita dan semua orang sepanjang segala zaman. Kisahnya tetap segar dalam ingatan kita, keutamaan kesetiaan mereka selalu menginspirasi kita.
Mereka dapat saling setia satu sama lain, bukanlah sekadar usaha manusiawi mereka saja, tetapi juga merupakan karya agung Allah sebagai sebuah anugerah. Mereka mampu setia satu sama lain karena mereka berpegang teguh pada hukum Ilahi. Mereka mengutamakan hukum Ilahi, yang terlukis dalam batin mereka, tertera dalam benak mereka dan nyata dalam hidup mereka. Hukum Ilahi itu adalah cinta kasih. Keluarga Kudus Yesus Maria Yosef, pertama-tama, masing-masing berpegang pada hukum cinta kasih.Mereka mencintai Allah, sangat mengasihi Allah. Karena seluruh kasih mereka tertuju hanya kepada Allah, maka sudah pasti mereka mengasihi sesama , seisi keluarga mereka, satu sama lain. Betapa indahnya kasih di antara mereka. Mereka mengasihi dengan kasih Ilahi.Karena ada kasih, maka kesetiaan itu ada dan terjadi. Tanpa kasih, tak ada kesetiaan sama sekali.
Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef meniru kesetiaan Allah dalam seluruh kehidupan mereka. Mereka tahu dari sejarah bangsa Israel bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang setia dan kesetiaan itu sungguh terjadi dan teruji dalam seluruh perjalanan bangsa Israel. Mereka sadar dan mereka mengakui serta percaya penuh, sepenuh-penuhnya pada janji Allah yang setia yang pasti akan menepati janji-Nya. Dari pengalaman ini, mereka belajar hario demi hari dengan keyakinan kuat dan kepercayaan besar bahwa Allah yang telah setia kepada nenek moyang mereka, juga melanjutkan kasih setia-Nya pada mereka dan segenap keturunan turun-temurun. Mereka telah merasakan dan mengalami kesetiaan itu, maka tidak ada cara lain bagi mereka selain mereka juga belajar saling setia. Kesetiaan seperti inilah sebuah anugerah.Sebuah kesetiaan yang berakar pada kesetiaan Allah, yang menyejarah dalam perziarahan hidup mereka. Inilah salah satu jawaban atas pertanyaan kita di atas, mengapa mereka begitu saling setia dan apa yang memotivasi mereka untuk saling setia. Jawaban singkatnya adalah Allah.Allah menjadi motivasi utama dan penyebab utama kesetiaan mereka satu sama lain. Karena Allah pula mereka mau saling setia, sebagai ungkapan kesetiaan mereka terhadap Allah.
Keluarga Kudus Berjuang untuk Saling Setia
Sebagai sebuah keluarga manusia, Keluarga kudus juga berjuang dengan sekuat tenaga dan segenap kemampuan untuk setia. Pengalaman perjuangan Yosef yang sudah merencanakan menceraikan Maria dengan diam-diam, namun batal karena mau berpegang teguh pada janji Allah. Maria dalam pergumulannya untuk menjawab malaikat Gabriel,akhirnya memilih setia pada Allah.
Dalam suka duka hidup, Maria dan Yosef sepakat bersama-sama lebih memilih setia pada hukum ilahi bukan hukum manusiawi.Hukum manusiawi dijalankan, dilakukan demi kesetiaan pada hukum Ilahi. Yosef membawa Maria ke Betlehem untuk cacah jiwa ketika Maria sedang mengandung, nampak seolah-olah mereka setia kepada hukum manusia yakni perintah Kaisar Agustus, namun pada saat yang sama, itu merupakan suatu kegenapan janji Allah. Dengan kata lain, ketika mereka melaksanakan hukum manusiawi demi kasih kepada Allah, (tanpa) mereka sadari bahwa pada peristiwa itu Allah bekerja dengan cara-Nya sendiri untuk menggenapkan janji-Nya. Maria dan Yosef dibawa sedemikian rupa untuk setia berpegang teguh pada hukum Ilahi, dengan taat pada peraturan, perintah manusia.
Yesus Putra Ilahi, setia kepada Allah dalam segalanya, Kesetiaan itu diwujudkan dengan menjalani secara penuh dan sempurna hidup seorang manusia, lahir sebagai manusia dan mengalami seluruh proses manusiawi dalam segala hal kecuali dalam hal dosa. Dalam kisah ketika Yesus berusai 12 tahun, setelah beberapa hari berada di Bait Allah dan dicari oleh Maria dan Yosef penuh kecemasan, akhirnya Yesus pulang dengan kedua orang tuanya, hidup dalam asuhan mereka, patuh dan setia kepada orang tuanya.Yesus setia pada Allah dalam seluruh tugas perutusan-Nya sampai wafat di kayu Salib. Pergumulan Yesus dalam kisah di taman Getsemani, menyatakan dengan jelas perjuangan untuk tetap memilih memeluk dan melaksanakan kehendak Allah atau menolaknya. Pergumulan batin yang akhirnya berpegang teguh pada kehendak Allah dan bersedia menanggung segala derita demi keselamatan kita dan seluruh dunia sepanjang segala zaman.
Tata Tertib Hukum Ilahi dalam Keluarga Kudus
Secara konkret Keluarga Kudus Yesus Maria Yosef memelihara kesetiaan kepada hukum Ilahi dengan saling mengasihi satu sama lain. Kasih menopang, memupuk dan menyuburkan kesetiaan kepada hukum Ilahi. Tata tertib hukum dalam keluarga kudus adalah tata tertib materi, tata tertib kodrati dan tata tertib Ilahi. Dalam tata tertib materi, segala materi yang mereka punyai, barang-barang yang dibutuhkan seperlunya saja dan dipergunakan sejauh menolong mereka untuk setia pada tata hukum Ilahi. Barang atau materi yang menghalangi kesetiaan pada hukum Ilahi ( baca :menghalangi cinta kepada Allah) ditinggalkan. Sebab mereka berpegang pada janji Allah bahwa Allah sendiri saja sanggup untuk melakukan segalanya bagi mereka yang belajar berpegang teguh pada janji-Nya.
Dalam keluarga kudus, tata tertib kodrati ditaati dalam konteks kesetiaan kepada Allah. Yosef adalah kepala keluarga di Nasaret.Keputusan dalam hidup bersama ada di tangannya. Maria taat, ketika Yosef mengutarakan mereka harus cacah jiwa ke Betlehem. Maria taat ketika harus bangun di tengah malam dan mengungsi ke Mesir dengan membawa bayi Yesus. Yesus taat pada Yosef yang mengajari-Nya bekerja di bengkel kayu-Nya dengan langkah-langkah dan cara kerja yang diajarkan oleh Yosef. Yosef taat kepada Maria, yang menyajikan makanan dan mengatur rumah tangga.Yosef cukup dan dapat menerima segala yang dihidangkan untuk disantap dan segala yang disediakan untuk dinikmati bersama dalam rumah. Yesus – Putra Allah- yang hidup dalam keluarga Maria dan Yosef, taat kepada orang tuanya dalam segala hal.Hidup dalam asuhan mereka. Secara kodrati,seperti keluarga lainnya dalam masyarakat, Keluarga kudus, hidup sederhana, tersembunyi dan setia satu sama lain.
Dalam keluarga kudus Nasaret, Yesus Maria Yosef pertama-tama dan terutama taat, patuh dan setia pada tata hukum Ilahi. Allah adalah Tuan atas hidup mereka.Allah adalah raja mereka. Allah adalah Kepala Keluarga mereka. Dalam segala keadaan, segala hal, Allah disembah, dipuji, dimuliakan, ditinggikan, diagungkan melalui cara berpikir, cara bertindak, cara mengasihi satu sama lain. Sebagai keluarga, mereka tahu, kepada siapa mereka mengabdikan diri.Kepada siapa mereka harus lebih tunduk.
Setia pada Hukum Ilahi : Jalan Kasih Keluarga Kudus
Setiap pribadi, baik Yesus, Maria maupun Yosef belajar dan berusaha tunduk pada kedaulatan Allah yang memerintah atas hidup mereka, maka mereka masing-masing menemukan sebagai pribadi dan sebagai sebuah keluarga, jalan untuk setia kepada hukum ilahi. Jalan itulah jalan kasih. Betapa indahnya kasih keluarga kudus, tiada cela dan tiada noda, karena mereka tahu dari mana mereka berasal, ke mana mereka harus pergi, untuk apa mereka hidup dan bagi siapa mereka abdikan diri.
Betapa bahagianya setia pada hukum ilahi yang merupakan jalan kasih kepada Allah, ketika semua masing-masing, tahu arah dan tujuan hidup yakni memuliakan Allah. Maka segala hal yang tidak mendatangkan atau menambah kemuliaan Allah, ditanggalkan dan ditinggalkan. Yosef dan Maria berani tinggalkan Nasaret menuju Betlehem. Tinggalkan Betlehem menuju Mesir, tinggalkan Mesir menuju tanah Israel. Yesus berani menuju Yerusalem untuk menderita dan wafat di sana. Semuanya dalam konteks melaksanakan kehendak Allah dan untuk kemuliaan-Nya.
Buah-buah kesetiaan keluarga kudus kepada hukum ilahi yakni jalan kasih itu, kita rasakan sampai saat ini dan sepanjang zaman.Yesus, Maria dan Yosef menyelamatkan kita dan seluruh dunia serta semesta pertama-tama karena kemurahan Allah dan juga kesetiaan dan ketaatan mereka dalam memperjuangkannya.
Saudara dan saya juga dapat setia kepada hukum Ilahi. Pasti dapat kita lakukan, kalau kita saat ini memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas, memuliakan Allah, melaksanakan kehendak-Nya. Tujuan hidup yang jelas, membantu kita seperti keluarga Kudus, untuk menentukan jalan mana yang dipilih untuk ditapaki. Jalan kasih, juga merupakan jalan salib, jalan derita. Sebab setia kepada hukum Ilahi, mengandaikan kita juga berani mengarahkan segala daya dan gerak kodrati kita kepada tata hukum Ilahi. Kalau saya memiliki barang materi untuk kebutuhan hidup, mestinya terarah untuk kemuliaan Allah.Adakah barang materi yang tidak membawa saya pada kemuliaan Allah, kalau ada, beranikah saya melepaskannya demi kasih kepada Allah? Dalam masyarakat ada tata aturan kodrati, ada pemimpin dan penguasa yang harus saya taati. Ada hukum dan peraturan, kesepakatan dan janji yang mesti saya tepati. Dapatkan saya bersikap seperti Yesus dan Maria yang patuh penuh kepada keputusan Yosep dengan mematuhi peraturan hidup bersama, menghargai dan menjalankan keputusan pimpinan atau penguasa di mana pun saya berada demi kasih kepada Allah?
Jalan kesetiaanmu Dituntun Keluarga Kudus
Dalam hidup ini, meskipun berada bersama orang lain, bahagia bersama mereka.Tanpa orang lain, sesama, saya tidak mampu sendirian.Namun apakah saya tetap berpegang teguh pada tata hukum ilahi, bahwa kehidupan dan keselamatan jiwaku bergantung penuh pada Allah saja.Apakah saya mencintai Allah, mematuhi perintah cinta kasih-Nya seperti Yesus, Maria dan Yosef. Buah kesetiaan kepada Allah pasti setia kepada sesama. Sekarang saya tahu bahkan mengerti bahwa ketika tata tertib hukum Ilahi yakni kasih kepada Allah saya abaikan, sudah pasti kasih kepada sesamaku, bahkan kepada orang yang kukasihi dan serumah dengan aku akan memudar, melemah bahkan hilang. Memulihkan kesetiaan kepada pasangan hidup, kepada orang tua, kepada anak-anak, kepada pimpinan, kepada para anggota, kepada satu sama lain, pertama-tama harus dimulai dari pemulihan relasi dengan Allah.Bagaimana caranya??? Pergilah kepada Keluarga Kudus, lihatlah hidup mereka dan Saudara akan tahu bagaimana mereka telah hidup, telah mendoakan dan siap sedia selalu hari ini dan selama Anda hidup mendukungmu untuk berpegang teguh pada janji Allah dan belajar setia. Karena mereka telah setia sampai akhir, mereka tahu mengajar dan menuntun jalan kasihmu untuk setia. Keluarga Kudus yang setia menaati hukum Ilahi, lindungilah kami Amin **hm
Recent Comments