Sharing renungan ๐Ÿ’โค๏ธ BHSF 882 – 884

โ‡๏ธ Ayat BHSF yang berkesan :๐Ÿ“–๐Ÿ˜‡ BHSF 883 (poin C)

Rohku tinggal bersama Allah, dan batinku dipenuhi dengan Allah sehingga aku tidak mencari Dia di luar diriku sendiri. Ia, Tuhan, menembus jiwaku sama seperti sinar matahari menembus kaca yang bening. Tidak ada suatu pun yang mengacaukan kesatuanku dengan Tuhan,entah itu percakapan dengan orang lain maupun kesibukan melaksanakan tugas-tugasku; bahkan kalaupun aku harus mengurus masalah-masalah yang amat penting, ini tidak menggangguku.

โ‡๏ธ๐Ÿ“˜โœ๏ธ Relevan KS:

๐Ÿ“˜โœ๏ธ 1 Korintus 7:24

Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.

๐Ÿ“˜โœ๏ธ Yohanes 15:4a :Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

โ‡๏ธ ๐Ÿ“–๐Ÿ˜‡ Relevan BHSF:

๐Ÿ“–๐Ÿ˜‡ BHSF 318

Aku tahu Allah berada di dalam hatiku.Dan kenyataan bahwa aku merasakan kehadiran-Nya di dalam hatiku tidak mengganggu pelaksanaan tugas-tugasku.Juga, kalaupun aku sedang menangani masalah-masalah penting yang menuntut perhatian besar,aku tetap dapat merasakan kehadiran Allah di dalam jiwaku, dan aku tetap bersatu erat dengan Dia. BHSF 254 Aku ada dalam Dia,ย ย  dan Dia ada di dalam aku

โ‡๏ธ Sharing Renungan

Kesatuan Faustina dengan Tuhan tak terceraikan oleh apapun. Kesatuan hatinya, ย jiwanya dan segenap keberadaanya, terserap secara sempurna oleh Tuhan sendiri karena rahmat kasih-Nya. Tak ada situasi atau keadaan di luar dirinya yang mengganggu, mengacaukan atau mengalihkan perhatian Faustina dari kesatuannya dengan Tuhan.ย  Faustina sungguh sadar akan kehadiran Tuhan dan penyertaan Tuhan yang tinggal menetap dalam jiwanya.

Faustina mengakui dan melukiskan dengan indah kemesraannya dengan Tuhan dalam BHSF 318: Bersama Dia aku pergi bekerja,bersama Dia aku pergi untuk berekreasi, bersama Dia aku menderita, bersama Dia aku bersukacita; aku hidup di dalam Dia dan la di dalam aku. Aku tidak pernah sendirian sebab la senantiasa menyertai aku. Setiap saat aku menyadari kehadiran-Nya. Kemesraan kami luar biasa, lewat kesatuan darah dan kehidupan.

Merenung BHSF 833 ini,aku tinggal termangu dan tercengang. Betapa besar rahmat yang dilimpahkan Allah Tritunggal kepada Faustina. Dalam kemakuasaan kerahiman-Nya, kepapaan Faustina melebur dalam cinta-Nya yang mesra. Kemesraan, kesatuan seperti itu merupakan kerinduan Allah sendiri atas kita masing-masing. Selayaknya menjadi kerinduan setiap kita juga.

Sejenak merefleksikan perziarahan hidupku selama ini, sayang sekali kerinduanku akan persatuan dengan Allah begitu kecil, karena kasihku akan Allah suam-suam kuku.Usahaku untuk mencari, mengenal dan mengasihi Allah belum sungguh-sungguh. Kesadaranku akan kehadiranย  Allah, tidak penuh sepanjang waktu.Karena pikiran, perasaanku dikacaukan oleh berbagai-bagai kepentingan diri.

Sering kali aku keliru dan salah tempat mencari-Nya bahkan belum ada niat yang sungguh. Ukuran kasih yang kukenakan masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan manusiawiku saja. ย Lemah kehendakku untuk memohonkan rahmat kesatuan dengan Allah, untuk berjuang pantang menyerah. Faustina dianugerahi rahmat mencapai kesatuan dengan Allah, saat masih di dunia.Pertama-tama karena rahmat Allah,namun juga ditopang dengan: kegigihan iman, kesempurnaan kasih ย dan kokoh harapannya.ย Saya disadarkan untuk menata kembali visi iman menetapkan langkah menapaki kasih kerahiman Ilahi, ย dan terus berjuang sampai akhir untuk bersama Allah dalam segala keadaan.ย  Kerahiman-Nya menopang aku, karena Dia andalanku.

โ‡๏ธ Refleksi ๐Ÿค”โฃ๏ธโ“

โฃ๏ธ Apakah aku pernah mengalami pengalaman penyertaan Allah yang istimewa yang mengubah hidupku?

โฃ๏ธ Saat mana aku sungguh mengalami kesatuan dengan Allah?

โฃ๏ธ Apakah jiwaku selalu rindu akan Tuhan?

โ‡๏ธ๐Ÿ› Doa :

Tuhanku dan Allahku, Tambahkan imanku pada kemahakuasaan kerahiman-Mu, supaya jiwaku selalu merindukan kasih dan kehadiran-Mu.

โœ๏ธ Sr.Hedwilda Martine, KKS dalam WAG Divine Mercy