Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita.” (Yohanes 1:14)

Di penghujung tahun 2025, Injil Yohanes mengajak kita kembali ke pusat iman kita:
Allah tidak tinggal jauh, tidak berdiam di tempat yang tinggi dan tak tersentuh. Allah memilih untuk menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Inkarnasi adalah bukti paling nyata bahwa Allah tidak membiarkan manusia berjalan sendirian. Ia datang masuk ke dalam sejarah, ke dalam kehidupan sehari-hari, ke dalam keluarga umat manusia. Allah hadir, menyapa, dan menyelamatkan dari dekat. Allah datang ke dunia dan  tinggal di antara kita. Keluarga Yosef dan Maria menerima kehadiran Bayi Yesus, Sabda yang menjadi manusia dalam keluarga mereka, dengan penuh iman dan syukur. Mereka menerima Allah yang hadir dengan keterbukaan hati dan sikap seorang hamba. Kehidupan keluarga mereka sangat diberkati dan menjadi contoh teladan semua keluarga kristiani di dunia ini sepanjang zaman, karena mereka menerima Allah hadir, tinggal, hidup dalam hati mereka, di tengah keluarga mereka.

Dalam kesederhanaan Maria dan Yosef, Yesus diterima dengan hati yang terbuka dan penuh syukur. Keluarga kecil di Nazaret menjadi tanda bahwa 
setiap keluarga yang memberi ruang bagi Allah akan mengalami berkat dan anugerah-Nya. Bukan karena hidup menjadi mudah, melainkan karena Allah sendiri hadir dan berjalan bersama. Namun Yohanes juga mengingatkan kita dengan jujur dan tegas: Allah datang ke dunia, tetapi banyak orang tidak mengenal-Nya. Ia datang sebagai terang, namun manusia memilih tinggal dalam kegelapan.Kegelapan itu bukan selalu kejahatan besar, melainkan sikap hati yang menolak berjalan bersama Allah: tidak mau dipimpin, tidak rela diarahkan, tidak mau diselamatkan dengan cara Allah.

Menutup tahun ini, kita diajak untuk menoleh ke belakang dengan hati penuh syukur. Kita semua telah melewati hari-hari tahun 2025— dengan segala cerita yang menyertainya: sukacita dan luka, keberhasilan dan kegagalan, harapan yang terwujud maupun yang tertunda. Dalam semuanya itu, kita percaya: Allah bekerja. Allah berkarya. Allah melakukan segala sesuatu dalam penyelenggaraan-Nya. Tidak satu pun hari berlalu tanpa perhatian-Nya. Tidak satu pun langkah kita luput dari kasih-Nya. Kalau kita sampai di penghujung tahun, sudah sangat jelas, semua karena kemurahan dan belas kasih Allah, yang telah memimpin, membimbing, menyelenggarakan segalanya dan terutama menganugerahkan kita kesempatan hidup hari demi hari.

Injil mengajak kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita sungguh memilih terang? apakah kita mau berjalan bersama Allah, atau hanya mengingat-Nya ketika segalanya mudah? Memasuki tahun 2026, kita melangkah dengan keyakinan yang diperbarui: Allah yang sama, yang telah hadir dan berkarya bersama kita selama hari-hari yang telah lewat, akan tetap berjalan bersama keluarga-keluarga kita di hari-hari yang akan datang.

Semoga tahun yang baru menjadi waktu rahmat di mana keluarga-keluarga kita semakin terbuka bagi kehadiran Allah yang tinggal di antara kita,
memilih terang, dan berjalan dalam iman,  kasih, dan harapan. Selamat memasuki Tahun Baru 2026, Imanuel, Allah beserta kita.*hm