O Kebaikan yang tak terbatas
Ya Yesus yang baik, aku bersyukur kepada-Mi atas rahmat agung yang Kauberikan kepadaku, yakni memberitahukan kepadaku siapa diriku sesungguhnya: kepapaan dan dosa, dan tidak ada apa-apanya sedikit pun. Dari diriku sendiri, aku hanya dapat melakukan satu hal, yakni melukai Hati-Mu, ya Allahki, sebab kepapaan tidak dapat melakukan apa-apa dari dirinya sendiri selain melukai Hati-Mu, ya Kebaikan yang tak terbatas. BHF 363
O Kebaikan yang tak terbatas.Hanya Allah yang memiliki kasih dan kebaikan yang tak terbatas. Kita manusia berdosa ini ada batasnya. Faustina sangat jujur. Pengakuannya sangat mengagumkan. Pengakuan akan kasih dan kebaikan Allah yang tak terbatas dan pengakuan akan kelemahan, kepapaan diri yang begitu rapuh, mudah jatuh dan berdosa berkali-kali melukai hati Allah. Karena dosa,kita semua telah kehilangan rahmat Allah. Namun, karena kasih karunia dan kebaikan-Nya tak terbatas, kita semua memiliki hak dan kesempatan untuk memperoleh rahmat kerahiman-Nya berkat jasa Yesus Kristus yang menebus dosa kita.
Bagiku, renungan SKR hari ini, pengakuan Faustina tentang kebaikan Allah yang tak terbatas dan kepapan diri yang selalu melukai hati Allah adalah gambaran dan contoh pengakuan yang sangat baik. Banyak orang, takut mengaku dosa, malu, tidak berani, menunda-nunda hanya karena kurang mengenal, kurang mengerti atau mungkin kurang yakin akan kebaikan Allah yang tak terbatas. Pikiran terlalu terfokus dengan kelemahan, kepapaan dan kedosaan diri yang telah selalu dan akan lagi dan lagi melukai hati Allah. Sadar akan kedosaan tanpa sadar akan kebaikan hati Allah yang selalu mengulurkan tangan untuk menerima kita kembali, bisa membuat takut, malu bahkan putus asa. Tidaklah demikian seharusnya bagi seorang beriman. Kasih karunia, kebaikan dan kerahiman Allah melampaui segala kelemahan dan dosa.
Bersyukur, saya sungguh-sungguh bersyukur memiliki Allah yang demikian maha baik dan penuh kasih. Saya tak dapat membayangkan jika tidak mengenal Allah kita yang penuh kasih dan kebaikan yang tak terbatas. Saya tak dapat membayangkan jika tak mengimani Yesus Tuhan dan Juruselamat yang menebus dosa-dosaku. Syukur bagi Tuhan atas kasih karunia-Nya yang tak terkatakan. Maka pesta Natal ini,merupakan pesta kasih karunia Allah yang mesti kurayakan dengan penuh syukur dan sukacita. Sebab untuk aku yang berdosa dan papa ini, Dia datang. Dan ini adalah rahmat agung, Dia datang untukku dan dunia.
Faustina memandang sebagai rahmat agung saat Yesus memberitahukan kepadanya siapa dirinya, yang papa dan ketiadaan belaka. Sekaligus Faustina mengakui kasih dan kebaikan-Nya yang tak terbatas. Semoga dalam kesadaran kepapaan diriku ini, selalu mengalir rahmat kerahiman Tuhan yang melimpah dalam hidupku. Datanglah Tuhan, datanglah dengan kebaikan-Mu yang tak terbatas..Aku merindukan-Mu, Engkau andalanku.*hm
Recent Comments