10 Januari 1935. Kamis. Pada petang hari, dalam kebaktian kepada Sakramen Maha Kudus, pikiran-pikiran ini mulai menggangguku. Tidak mungkinkah semua yang aku katakan mengenai kerahiman agung Allah itu hanyalah suatu kebohongan atau suatu khayalan?… Ketika aku ingin merenungkan hal ini barang sejenak, tiba-tiba aku mendengar suara batin yang keras dan jelas berkata, Segala sesuatu yang engkau katakan mengenai kebaikan-Ku adalah benar; bahasa tidak memiliki ungkapan yang memadai untuk memuji kebaikan-Ku.

Kata-kata ini begitu penuh dengan kekuatan dan begitu jelas sehingga aku rela menyerahkan hidupku untuk menyatakan bahwa kata-kata ini berasal dari Allah. Aku dapat menyatakan kata-kata itu dengan ketenangan hati yang mendalam; ketenangan hati itu menyertai aku ketika aku menyampaikan kata-kata itu dan kemudian masih tetap menyertaiku. [BHF 359a)

Sungguh kisah indah dalam renungan SKR hari ini. Makin nyata bagiku betapa besar kasih karunia Allah bagi Faustina. Di tengah kebimbangan batin akan banyak pengalaman rohani yang dialami, ada juga keraguan kecil jauh di lubuk hatinya. Ini bukan tentang kurang iman namun bagiku ini justru suatu jalan kerendahan hati, yakni Faustina “tidak memastikan segala sesuatu pengalaman rohaninua dari pikiran, perasaan atau versinya sendiri.” Faustina sadar betul, siapa dirinya dan mengenal dengan baik siapa Allah dan bergaul karib dengan-Nya. Faustina bersemangat untuk terus mencari kehendak Tuhan. Tuhan yang penuh kasih sayang tidak.pernah mengecewakan. Sebelum semuanya jelas bagi Faustina , Allah sendiri yang mengkonfirmasi semua itu. Segala sesuatu yang engkau katakan mengenai kebaikan-Ku adalah benar; bahasa tidak memiliki ungkapan yang memadai untuk memuji kebaikan-Ku.

Faustina bersukacita, sebab Sabda yang didengar dalam batinnya begitu kuat kuasa dan penuh daya, menghapus seluruh kegelisahannya, meyakinkan hatinya. Memang Tuhan tidak pernah memperdaya siapa pun. Merenung tema SKR hari ini, saya akhirnya menjadi sadar bahwa pergumulan Faustina juga pergumulanku dan mungkin jiwa-jiwa dalam versi dan porsi yang berbeda. Tentang pengenalan akan ALLAH, perjuangan mencari dan melaksanakan kehendak-Nya. Hampir tidak ada ukurannya, batasnya, selain seperti yg Faustina yakni ada ketenangan batin, ada kekuatan baru, ada keberanian yang tidak biasa atau beda dari sebelumnya. Kedamaian batin. Juga bisa tampak dalam buahnya. Faustina secara langsung mendapat konfirmasi, saya dan yang lain, tentu memiliki pengalaman unik di mana Tuhan menuntun dengan terang iman dan cahaya kasih.

Untuk meyakinkan diri yang tidak akan pernah cukup paham dengan misteri kasih Allah, bagiku yang terbaik adalah tetap rendah hati. Pada saatnya, semua akan terjawab dan pasti. Apalagi jika tentang kasih dan kebaikan Tuhan, yang diimani, dihayati, dihidupi dan diwartakan. Tentu saja, pada saat yg tepat akan tersingkap,melulu karena kasih dan kerahiman Tuhan. Karena penyertaan-Nya abadi dan kasih-Nya tak terbatas. Yesus, Engkau andalanku.*hm