MINGGU PRAPASKAH III
Kel 20: 1-17; Mzm 19: 8-11; 1 Kor 1:22-25; Yoh 2:13-25

Kepada Israel bangsa terpilih itu, secara amat tegas Allah menyatakan: “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” Melalui pernyataan itu, Allah menegaskan betapa penting peranan-Nya dalam peristiwa keluaran maupun seluruh sejarah Israel. Untuk keberlangsungan hidup Israel sebagai bangsa terpilih, Allah telah menetapkan perintah-perintah-Nya yang harus ditaati. Maka orang Israel terikat kewajiban untuk taat kepada perintah dan kehendak Allah itu. Keterikatan pada perintah-perintah itu tidak hanya karena menjamin kepentingan umum, tetapi lebih dari itu, yaitu karena Allah yang menyampaikan perintah itu adalah Allah yang telah ikut campur tangan dalam kehidupan mereka secara sangat menentukan.

Yohanes menggambarkan kisah penyucian Bait Allah sebagai awal karya pelayanan Yesus. Melalui tindakan-Nya itu Yesus ingin menunjukkan suatu transformasi atau kebaruan. Bagi Israel, Bait Allah merupakan pusat ibadat dan kurban, tempat kehadiran Allah dan lambang yang kelihatan dari kesetiaan Allah. Namun Bait Allah itu akan dihancurkan dan digantikan oleh Tubuh Kristus yang dalam kemanusiaan-Nya yang dimuliakan dalam kebangkitan. Dalam diri Kristus secara nyata Allah menyatakan kehadiran-Nya, bukan dalam bentuk simbol atau lambang melainkan secara nyata. Melalui hidup, karya, penderitaan dan kebangkitan-Nya Yesus menandaskan kehadiran Allah yang nyata. Allah hadir dan terlibat di dalam segala dinamika kemanusiaan manusia. Di dalam diri Kristus segala ibadat, kesalehan, hukum-hukum dan perintah serta perjanjian secara sejati harus dilaksanakan di dalam dan melalui serta bersama dengan Yesus Kristus yang dibangkitkan.

Paulus sangat meyakini bahwa Salib adalah Injil. Injil yang diwartakannya adalah kekuatan Allah. Injil itu bukanlah seperti kebenaran lain yang dapat ditemukan manusia oleh kekuatan hikmat manusia. Injil itu hanya bisa diterima dalam kekuatan hikmat Allah. Oleh karena itu, misteri Salib: penderitaan dan pesan Salib merupakan misteri yang terbesar. Karena tidak mengikuti pikiran manusia, maka salib merupakan skandal, halangan, batu sandungan baik bagi orang Yahudi yang mengharapkan tanda-tanda maupun bagi orang Yunani yang mencari hikmat manusia. Pengharapan seperti orang Yahudi maupun orang Yunani membutakan mereka sehingga tidak dapat melihat kehadiran Allah di dalam hidup mereka, sebaliknya malah menjadi skandal dalam jalan hidup mereka.

Sejauh mana aku menyadari dan meyakini secara sungguh bahwa Allah ikut campur tangan dalam kehidupanku secara sangat menentukan? Apakah aku sungguh mengimani bahwa Yesus adalah pemenuhan janji dan jaminan kehadiran Allah dalam hidupku? Apakah Salib Kristus menjadi skandal atau jaminan bagiku? Bagaimana sikapku berhadapan dengan Sabda, hukum-hukum dan perintah Allah dalam hidupku? Apakah itu semua telah menjadi kebenaran yang membebaskan atau sebaliknya menjadi beban yang mengungkung hidupku?

Mari menyadari dan meyakini secara sungguh bahwa Allah ikut campur tangan dan terlibat dalam diri Yesus Kritus bagi kehidupan kita secara sangat menentukan. Mari menyadari dan meyakini bahwa Salib Kristus adalah jamin sartu-satunya bagi hidup kita. Mari bersama pemazmur melambungkan penuh suka cita kebenaran ini: “SABDA-MU ADALAH KEBENARAN, HUKUM-MU KEBEBASAN”.
Tuhan memberkati. ( RD AMT)