TGL. 29 DESEMBER, HARI KELIMA DALAM OKTAF NATAL
1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6; Luk 2:22-35.
Saudara-saudari terkasih, bacaan hari ini mengajak kita merenungkan hidup dalam terang Kristus. Terang itu bukan hanya simbol indah, tetapi nyata dalam kasih yang kita hidupi. Natal yang baru saja kita rayakan bukan sekadar pesta, melainkan panggilan untuk hidup dalam terang kasih Kristus.
Simeon orang benar dan saleh itu mendapat kehormatan istimewa dari Allah. Ia diberi kesempatan untuk menatang “Sang Terang para bangsa”. Kehormatan itu menjadikannya orang yang mengalami damai sejahtera untuk berpulang kepada Allah sumber terang kehidupan. Namun setiap orang disadarkan juga bahwa damai sejahtera yang dialami oleh Simeon itu tidak dapat diterima oleh semua orang. Terang itu mengalami banyak tantangan dan rintangan berabad abad lamanya sebelum menerangi semua orang.
Kisah Simeon menandaskan bahwa terang itu hanya dapat diterima dan dialami oleh orang-orang yang percaya dan menaruh harapan dalam cinta kasih yang teguh kepada Allah. Sebab, perintah yang paling utama adalah cinta kasih. Perintah itu sebenarnya sudah tertanam dalam-dalam di dalam hati setiap orang, namun banyak orang telah berpaling dari cinta kasih yang berasal dari sang Terang itu. Tetapi kini saatnya, perintah itu dibarui lagi di dalam diri Yesus, Terang kehidupan yang lahir menjadi manusia dan tinggal di antara kita.
Bagaimana aku telah membina sikap percaya dalam harapan akan cinta kasih Allah? Apakah cinta kasih Allah telah menjadi terang kehidupanku?
Saudara-saudari, Yohanes menegaskan bahwa kasih adalah tanda hidup dalam terang, Mazmur mengajak kita memuji Tuhan, dan Simeon menyatakan Yesus sebagai terang bagi bangsa-bangsa. Mari kita membuka hati, hidup dalam kasih, dan menjadi saksi terang Kristus di dunia.
Mari belajar dan bercermin pada Simeon untuk membangun sikap percaya dan menaruh harapan dalam cinta kasih yang teguh kepada Allah. Mari kita hidup dalam cinta kasih Allah.
Tuhan memberkati.*RD AMT
Recent Comments