Ia tidak menolak satu pun dari permintaanku.
Aku mendapat izin untuk berkunjung ke Częstochowa. Aku melihat [gambar] Bunda Allah untuk pertama kalinya ketika aku menghadiri pembukaan selubung gambar itu pada pukul lima dini hari. Aku berdoa tanpa terputus sampai pukul sebelas, dan aku merasa bahwa aku baru saja tiba. Pimpinan biara di situ menyuruh seorang suster menjemput aku untuk sarapan dan berkata bahwa Muder sangat cemas jangan-jangan aku ketinggalan kereta api.Bunda Allah mengatakan banyak hal kepadaku. Aku mempercayakan kaul kekalku kepadanya. Aku merasa bahwa aku adalah anaknya dan bahwa ia adalah ibuku. Ia tidak menolak satu pun dari permintaanku. (BHF 260)
Ia tidak menolak satu pun dari permintaanku.
Aku merasa bahwa aku adalah anaknya dan bahwa ia adalah ibuku. Kisah Faustina bersama Bunda Maria, adalah kisahku juga. Saya yakin kisah kita semua masing-masing dalam relasi kasih dengan Bunda. Aku memang dekat dengan Bunda. Bebas mengutarakan apa saja, dengan cerita yang panjang, juga kadang yang sederhana dan singkat..Bahkan cuma sebut nama saja. Entah, di mana saja kalau bersama Bunda , merasa sangat nyaman dan merasa selalu kepastian dan terjamin. Saya suka sekali sejak masa kecilku dengan Bunda Maria. Mungkin juga karena pengaruh budaya yang begitu menghormati Bunda dan kebiasaan dalam keluarga yang selalu berdoa rosario, dan mengunjungi gua Maria. Sangat suka menyanyikan lagu pujian untuk Bunda Maria dan berpuisi untuk Bunda Maria bahkan masih ingat dengan jelas sampai saat ini.
Kisah indah bersama Bunda, tak akan pernah usai, karena memang Bunda adalah Bundaku..Saya bahkan sering tak.dapat menyebut namanya ” Maria” , cukup.menyebut dan menyapa Bunda. Di masa lalu banyak sekali dan berlama-lama berdoa kepada Bunda, kini sudah sangat berkurang. Tampak.
Kalau sedang susah hati, banyak kali curhat dengan Bunda. Kadang, tak bisa bercerita apa pun.. Menyapa Bunda dengan menyapu pelataran gua yang kotor, atau sekedar nyala lilin, kadang memandang saja..dan sudah merasa hati nyaman, tenang, dan kuat. Saat merasa rindu saat-saat istimewa dan kedekatan seperti masa lalu, dan tidak sempat berziarah, aku palonh suka berkisah dengan menuliskan surat yanh dikirimkan ke email untuk Bunda. Sebab bagi saya, menulis itu waktu begitu personal dan sangat mengasyikkan, semua bisa muncul dan semuanya selesai. Indah, menguatkan, meneguhkan, menginspirasi dan menyembuhkan.
Bunda memang ibuku. Tidak sekedar perasaan, tetapi sebuah keyakinan iman. Aku jarang meminta dalam doa-doa novena, tapi memiliki keyakinan besar bahwa Bunda pasti menerima, mendengarkan dan mengabulkan. Dan memang sejak kecil, sudah mengalami banyak cinta, pertolongan dan mukzizat melalui Bunda. Apa pun gelar Bunda, yang sapaannya seturut perkembangan iman dan kasihku pada Bunda, tetaplah Bunda yang sama yang setiap hari sapa, “Bunda Maria yang dikandung Tanpa Noda, Bunda Keluarga Kudus Nasaret, Bunda Penolong abadi dan Bunda Penyelesai/pengurai segala masalah” adalah gelar-gelar dan sapaan favoritku.
Kita semua putera-puteri Bunda pasti memiliki pengalaman istimewa bersama Bunda dan selamanya Bunda bersama kita. Betapa indahnya memiliki Bunda. Santa Maria Bunda Allah, doakan kami sekarang dan waktu kami mati, Amin.
Recent Comments