Tanpa kerendahan hati, kita tidak dapat berkenan di Hati Allah. Laksanakanlah kerendahan hati tingkat ketiga, yakni bukan hanya dengan menahan diri untuk tidak menjelaskan atau membela diri kalau dicela karena sesuatu, tetapi dengan bersukacita karena direndahkan. Kalau hal-hal yang kamu katakan kepadaku sungguh berasal dari Allah, siapkanlah jiwamu untuk menanggung penderitaan yang berat. Kamu akan menghadapi penolakan dan penganiayaan. Mereka akan memandang kamu sebagai seorang yang histeris dan aneh, tetapi Tuhan akan melimpahkan rahmat-Nya atas kamu. Karya-karya Allah yang benar, selalu mendapat tantangan dan ditandai dengan penderitaan. Kalau Allah menghendaki sesuatu terjadi, cepat atau lambat Ia akan mewujudkannya biarpun ada banyak kesulitan. Sementara itu, bagianmu adalah mempersenjatai dirimu dengan kesabaran yang besar. (BHF 270)

Nasihat dari Pastor Sopocko. Karya – karya Allah yang benar, selalu mendapat tantangan dan ditandai dengan penderitaan. Kalau Allah menghendaki sesuatu terjadi, cepat atau lambat Ia akan mewujudkannya biarpun ada banyak kesulitan. Sementara itu, bagianmu adalah mempersenjatai dirimu dengan kesabaran yang besar. Saya sangat tertarik dengan nasihat indah ini. Dan sudah cukup lama setuju bahkan meyakini bahwa kalau Tuhan menghendaki pasti jadi, meski cara dan jalannya berliku-liku, tetap akhirnya akan jadi sesuai kehendak Tuhan.

Tidak mudah untuk bertahan dan menunggu waktu Tuhan untuk sesuatu yang kita harapkan terjadi, jika belum saatnya. Tidak mudah juga untuk menerima dan meyakini bahwa sesuatu itu dikehendaki Tuhan, jika kita terlalu memakai logika atau perhitungan manusiawi menurut ukuran kita.Da lam kenyataan, banyak hal terjadi, bahkan begitu luar biasa bahkan membuat kita tercengang karena tidak menduga bisa demikian terjadi. Salah satu contoh sangat nyata adalah tentang St Faustina dan devosi KI. Bagaimana banyaknya pergumulan, perjuangan, dan penderitaan terutama pada masa awal, tetap saja karena Tuhan menghendakinya, hari ini, dan tiap-tiap hari kita telah mendapatkan kelimpahan rahmat demi rahmat dengan  merenungkan KI dan SKR ini.

Indah untuk direnungkan lebih dalam, hari demi hari. Sayang jika dilewatkan begitu saja karena ini adalah salah satu karya Allah yang benar. Saya memercayai nasihat ini : Kalau Allah menghendaki sesuatu terjadi, cepat atau lambat Ia akan mewujudkannya biarpun ada banyak kesulitan. Saya telah melihat dan menyaksikannya berkali-kali juga mengalami sendiri bagaimana sesuatu yang dikehendaki Allah , pasti terjadi. Jika sesuatu itu untuk diriku, pasti akan terjadi, meski aku menolaknya. Makin menghindar, menolak sesuatu yang dikehendaki Tuhan, hati tidak tenang, gelisah, tidak nyaman, menderita. Obatnya hanya satu, menerima, maka semua akan aman dan tenang. Jika sesuatu itu, bukan untukku, sehebat apa pun perjuanganku, tetap aku tidak dapat memerolehnya. Aku harus belajar iklas, bahwa itu bukan untukku.

Sering dalam hidup sehari-hari, kita dengar orang selalu katakan: “Kalau rezeki tak ke mana-mana, dan tak pernah salah alamat”. Ini mungkin lebih cocok dengan hal-hal berupa pemberian. Dalam hal iman, seperti Faustina alami, lebih dari itu. Tidak bisa hindar dan lari. Tidak bisa pura-pura atau tidak mau. Cepat atau lambat harus menerimanya.

Saya ingat kisah nabi Yunus, yang diutus keada orang-orang Niniwe. Dia tidak mau dan melarikan diri. Tapi akhirnya harus menerima setelah melewati proses pergumulan dna penderitaan. Aku juga pernah alami yang sama, di masa lalu menolak tugas perutusan yang ditawarkan kepadaku, yang bagi para pemimpin dapat aku lakukan, sementara saya bergumul dengan diriku sendiri yang merasa tidak mampu dan tidak layak. Antara menerima dan ragu-ragu. Ada kecemasan karena takut menanggung resiko, padahal sama sekali belum dialami. Kalau aku renungkan kini, waktu itu sebenarnya aku takut menderita karena pasti banyak pengurbanan. Aku belum rela menyerahkan diri sepenuhnya, padahal saya berkaul ketaatan. Aku belum sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, sehingga masih hitung-hitung, untung rugi, akan banyak tuntutan dan tanggung jawab. Dalam proses pergumulan, makin dipikir dan menunda, makin pusing, makin gelisah, makin tak terarah. Sungguh, dalam masa seperti ini, butuh dorongan, dukungan dan terutama nasihat-nasihat yang benar dan bijak. Sebab hati, budi pikiran terombang-ambing, diri sendiri kurang yakin. Saat bisa memgambil keputusan untuk mengatakan *Iya, siap melaksanakan dengan pertolongan rahmat Tuhan, semua keraguan lenyap seketika dan semua.pada akhirnya baik-baik saja. Tuhan sendiri yang berkarya dengan cara yang luar biasa. Tuhan menyediakan orang-orang dan juga berbagai sarana. Sehingga sering, saya menjadi makin yakin mana kala jika ada nasihat bijak dan diteguhkan pembimbing, pasti dari Tuhan. Belajar rendah hati menerima dan menyerahkan diri, meski tampak sulit tapi akhirnya terwujud.

Kita semua pasti pernah mengalami pengalaman yang mirip. Dan hanya dalam doa, hati menemukan ketenangan dan jaminan kepastian meski segala sesuatu belum pasti. Keyakinan yang begitu kuat dan dalam, meski pun orang lain meragukannya, jika dikehendaki Tuhan, umumnya terwujud. Saya sangat yakin, Faustina dalam hati kecilnya sangat yakin dan mengimani semua yang dianugerahkan Tuhan baginya. Namun,ia harus berhadapan dengan realita diri, aturan dalam biara, reaksi para pembesar dan terutama kepapaanya. Sungguh, luar biasa merenung hal ini.

Bagiku, pelajaran luar biasa dari Faustina dengan pergumulan, juga nasihat bijak dari pembimbingnya, saya justru belajar agar tidak terlalu nekat mempercayai sekedar intuisi perasaan atau juga perhitungan logis akal budi, sebab bisa keliru. Lebih baik belajar berdiskresi , mendengarkan nasihat rohani, mempertimbangkan, berdoa intens mohon terang kebijaksanaan Ilahi. Memang, tidak mudah. Bisa cukup lama dan tampak bergerak lamban, tetapi ketika mulai gerakkan tangan-Nya untuk berkarya, semua lancar jaya dan beres. Saya juga belajar, bahwa hal-hal sulit yang sering ingin dihindari, karena banyak tantangan dan kesulitan, jika berani bertahan, bersabar dan berjuang, ujungnya selalu terwujud dengan baik. Akhirnya, dapat menyaksikan dan mengalami bagaimana berproses bersama Tuhan.

Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Sebab segala sesuatu mungkin bagi Allah. Benar, jika tidak memiliki sikap rendah hati, tidak.akan mampu menangkap semua sinyal rahmat Tuhan. Dan umumnya, Tuhan akan memakai orang kecil, sederhana dan rendah seperti Faustina. Bukan sekedar diam, tapi rendah hati memberikan tempat seluas-luasnya bagi Allah untuk memimpin akal budi, menguasai hati dan berkarya. Rendah hati berarti taat, mendengarkan dan melakukan. No comment! Tidak menggerutu apalagi menyalahkan. Rendah hati itu menerima tanpa menghakimi. Ya..kita semua tahu, bagaimana seharusnya rendah hati. Dan seperti saya, kadang tidak tahu harus bagaimana, akhirnya.diam, tenang, berserah diri. Tuhan, jadilah kehendak-Mu. Yesus, Kau andalanku. *hm