MINGGU ADVEN I “
Yes. 2:1-5; Mzm. 122:1-2,4-5,6-7,8-9; Rm. 13:11-14a; Mat. 24:37-44
Hari ini kita memasuki masa Adven, masa penantian dan persiapan menyambut kedatangan Tuhan. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bangkit dari kelesuan rohani, meninggalkan kegelapan, dan berjalan menuju terang Tuhan. Masa Adven bukan sekadar menunggu Natal, tetapi menata hati dan hidup agar siap menyambut Kristus yang datang setiap hari dan kelak dalam kemuliaan.
Gunung Sion yang di atasnya dibangun Bait Allah diakui sebagai Gunung Allah, gunung yang kudus. Gunung Sion dipandang sebagai pusat bumi dan penting bagi seluruh dunia (bdk. Mzm 46-48). Yesaya menubuatkan bahwa pada akhir zaman Gunung Sion akan menjadi pusat, tujuan segala bangsa. Semua bangsa akan berduyun-duyun ke sana karena di sana Tuhan akan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada umat-Nya. Di sanalah Tuhan akan menjadi hakim menunjukkan jalan-jalan-Nya. Di sana dan dari sanalah para bangsa akan memperoleh dan melaksanakan kedamaian. Mereka akan berjalan dalam terang Tuhan.
Penginjil Matius menyajikan penegasan Yesus melalui berbagai gambaran tentang kedatangan Anak Manusia, yaitu diri-Nya sendiri pada akhir zaman. Kedatangan itu terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga oleh siapa pun. Anugerah dan hukuman akan diberikan kepada masing-masing orang sesuai dengan perbuatannya yang ia lakukan dalam hidupnya. Oleh karena itu, setiap orang dituntut untuk membangun sikap waspada, siap-sedia mulai saat ini. Sebab, kewaspadaan dan kesiap-sediaan merupakan pelayanan yang bertanggung jawab terhadap Allah yang tampak dalam pelaksanaan tugas perutusan yang telah dianugerahkan dan dipercayakan oleh Allah kepada masing-masing orang secara baik sampai pada saat kedatangan Anak Manusia. Sikap dan tanggapan setiap orang digambarkam melalui perumpamaan-perumpaan yang disajikan. Nuh yang diperlawankan dengan orang-orang lain pada zamannya. Banjir tiba-tiba melanda dan membinasakan banyak orang yang tidak siap sedia dan waspada. Gambaran tentang dua orang di ladang dan dua wanita yang sedangn mempersiapkan makanan menekankan tiba-tibanya kedatangan Anak Manusia tersebut yang mengakibatkan pemisahan yang tidak terelakkan. Oleh karena itu, sikap yang harus dibangun adalah kewaspadaan dan kesiap-sediaan. Sikap ini lebih lanjut ditekankan dalam perumpamaan tentang si pemilik rumah dan pencuri yang datang tanpa diduga-duga.
Paulus menyajikan sebuah refleksi dari pandangan apokaliptik tentang saat yang tepat dan benar (kairos). Berkat kematian dan kebangkitan Kristus, saat itu telah datang dan mempunyai tantangan yang mendesak. Dalam gambaran itu Paulus menyajikan tantangan dengan istilah kehormatan dan rasa malu yang mendesak. Gambaran siang dan malam,terang dan gelap, melambangkan baik dan jahat, serta mencerminkan kehormatan dan rasa malu. Secara konkret Paulus lalu menyajikan enam gaya hidup yang memalukan (tiga wilayah manusia secara Alkitabiah), yang harus dihindari, yaitu: berlebihan dalam hal makan dan minum (mulut-telinga), berlebihan dalam seks dan kenikmatan (hati-mata dalam perencanaan, kaki-tangan dalam pelaksanaan), pertengkaran dan cemburu (mulut-telinga, mata-hati). Oleh karena itu setiap murid harus menghindari gaya hidup itu, menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan. Sebagai gantinya, setiap murid Kristus harus mewujudkan kehormatan yang sejati, mengenakan perlengkapan senjata terang. Seperti Yesus yang layak dihormati, maka setiap murid Kristus jangan menyerah kepada daging yang tidak tertebus dan salah arah. Setiap murid Kristus harus meniru Yesus yang bermutu dan terarah hidup-Nya!
Adventus berarti kedatangan. Pada masa Adven ini Gereja mengajak kita untuk menantikan dan mengenang kedatangan Yesus Kristus yang pertama (misteri Natal) dan kedatangan yang kedua (parousia, akhir zaman). Apa harapan dan kerinduan imanku di awal masa Adven ini? Allah yang bagaimana yang kurindukan dan kunantikan? Sikap berjaga-jaga seperti apa yang ingin aku bangun selama masa Adven ini? Mutu dan arah hidup bagaimana yang ingin aku tumbuh-kembangkan selama masa Adven ini?
Masa Adven adalah undangan untuk bangkit, berjalan menuju terang, dan berjaga dalam kasih. Mari kita sambut Kristus bukan hanya di Natal, tetapi setiap hari, dengan hati yang siap dan hidup yang bersinar.
Mari membangun harapan dan kerinduan kita sebagai orang beriman pada Allah dalam diri Yesus Kristus, Juru Selamat dan terang hidup kita. Mari berjaga-jaga, mewujudkan mutu dan arah hidup yang telah dianugerahkan Tuhan bagi kita selama masa Adven ini dengan hidup secara pantas dan bertahan dalam iman kita.
“Tuhan, bangunkan kami dari tidur rohani, dan tuntun kami menuju terang-Mu”. Tuhan memberkati. * RD AMT
Recent Comments