SENIN, PEKAN KHUSUS ADVEN TGL. 22 DESEMBER
1Sam 1:24-28; MT 1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd; Luk 1:46-56

Saudara-saudari terkasih, bacaan hari ini mengajak kita untuk merenungkan syukur dan penyerahan hidup. Hana dan Maria sama-sama menanggapi karya Allah dengan hati yang penuh syukur. Mereka sadar bahwa hidup dan berkat bukan milik pribadi, melainkan anugerah yang harus dikembalikan kepada Tuhan.
Hana telah melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberi nama Samuel, yang berarti “ia yang berasal dari Allah”. Hana telah berkaul, bila diperkenankan melahirkan seorang anak, maka anak itu akan diserahkannya ke Bait Allah untuk mengabdi Allah seutuhnya. Kini saatnya Hana untuk mewujudkan kaulnya itu. Ia membawa Samuel ke Bait Allah di Silo, menyerahkannya kepada Allah. Hana melakukan itu karena ia sadar bahwa untuk mendapatkan anak itu ia telah berdoa dan Tuhan telah memberikannya kepadanya. Maka, ia pun menyerahkan anak yang berasal dari Allah itu kepada Allah.

Ketika berkunjung kepada Elisabet, Maria dipuji sebagai yang berbahagia oleh Elisabet. Terhadap pujian itu Maria memuliakan Allah melalui kidung yang secara tradisonal dikenal dengan sebutan Magnificat, sesuai dengan kata pertama kidung itu dalam bahasa Latin. Kidung ini sangat kuat dipengaruhi oleh kidung yang dinyanyikan oleh Hana, sesudah kelahiran anaknya Samuel melalui campur tangan yang Ilahi (1 Sam 2:1-10). Kidung ini kemudian diulang-ulangi oleh umat beriman sebagai pujian syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan Putera-Nya sebagai Juruselamat manusia.

Sejauh mana aku selalu menyadari campur tangan Yang Ilahi dalam diri dan setiap peristiwa hidupku? Apakah aku selalu bersyukur atas campur tangan Yang Ilahi itu? Apa wujud syukurku itu?
Bacaan-bacaan hari ini berpadu dalam satu pesan: Syukur sejati adalah penyerahan hidup kepada Tuhan. Allah membela yang lemah dan mengangkat yang rendah. Maria dan Hana menjadi teladan iman yang rendah hati dan penuh syukur.
Saudara-saudari, Hana menyerahkan Samuel, Maria memuliakan Tuhan, dan Allah membela yang lemah. Mari kita belajar bersyukur dengan penyerahan hidup, rendah hati, dan pelayanan nyata, agar Allah sungguh dimuliakan dalam hidup kita.
Mari selalu menyadari campur tangan Yang Ilahi dalam diri dan setiap peristiwa hidup kita. Mari kidungkan dengan lantang Magnificat kita bersama Hana dan Bunda Maria karena Ia menganugerahkan Yesus Juruselamat dunia bagi kita.
Tuhan memberkati. * RD AMT