Renungan Harian

RABU, PEKAN BIASA XXVII
Yun 4:1-11; Luk 11:1-4

Kisah akhir nabi Yunus amat menarik untuk disimak. Kisah ini menjadi cerminan perlawanan sikap Allah dengan sikap sang nabi. Allah menyatakan belas kasih dan kerahiman-Nya atas pertobatan Niniwe. Sedangkan nabi Yunus kecewa dan marah atas pertobatan orang Niniwe, musuh bebuyutan Israel itu. Pada cerminan kisah itu setiap orang disadarkan akan belas kasih dan kerahiman Allah yang tidak mengenal batas. Allah  berbelas kasih terhadap semua bangsa. Allah juga berbelas kasih kepada nabi yang suka memberontak.

Melalui rumusan doa yang sangat singkat Yesus menyadarkan kita akan inti setiap doa. Doa, terutama dan pertama-tama adalah memuliakan Allah, kepenuhan kehendak-Nya, memohon terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, pengampunan dosa, dan pembebasan dari kejahatan. Melalui hal ini terwujudlah intensitas hubungan yang amat pribadi dengan Allah sebagai sumber, arah, dan tujuan hidup manusia.

Refleksi kita
* Sejauh mana aku telah menyadari dan mengalami belas kasih Allah? Bagaimana aku telah membina intensitas hubunganku dengan Allah yang aku imani itu? Sejauh mana doa telah menjadi jalan, daya dan arah bagi hidupku?
Mari membina kesatuan dengan Tuhan dan sesama secara erat dan intim. Mari menjadikan kesatuan itu sebagai dasar, arah dan daya pewartaan dan hidup kita.
Tuhan memberkati.( RD AMT)