Renungan Harian

MINGGU ADVEN II
Yes 40:1-5, 9-11; Mzm 85:9ab+10,11-12,13-14; 2 Ptr 3:8-14; Mrk 1:1-8
Di tengah kenyataan pembuangan, pembebasan merupakan warta suka cita yang sangat dinantikan. Nabi diperintahkan untuk memaklumkan nubuat pembebasan itu. Nubuat itu dimaksudkan untuk membangun kesadaran umat-Nya bahwa pembebasan itu adalah penyataan Allah. Allah setia pada janji-Nya. Ia tetap berkuasa untuk menyelamatkan umat-Nya. Untuk itu sang nabi harus berseru, berteriak, bahkan menyaringkan suaranya supaya jalan Tuhan dipersiapkan. Padang belantara harus diluruskan sebagai jalan raya Tuhan. Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit harus diratakan. Maka, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama.

Yohanes Pembaptis adalah utusan Allah untuk mempersiapkan jalan Tuhan. Diri dan cara hidupnya, makanan dan pakaiannya memberikan gambaran dirinya sebagai Elia baru, yang diutus Allah untuk mempersipakan jalan Tuhan itu. Ia menyerukan pertobatan kepada Allah melalui baptisan dan pengampunan dosa. Pertobatan melalui baptisan dan pengampunan itu merupakan persiapan jalan keselamatan yang akan diwujudkan dan digenapkan di dalam diri Yesus Kristus. Seluruh kehidupan dan kematian Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus: baptisnya dengan air menunjuk baptis Yesus dengan Roh Kudus, kematiannya menunjuk kematian Yesus. Ia adalah model seorang saksi, utusan Allah bagi setiap orang beriman.

Berhadapan dengan para pencemooh iman yang meragukan terpenuhinya kedatangan mulia Yesus di akhir zaman (parousia), Petrus secara tegas membela keteguhan iman. Kedatang Kristus di akhir zaman yang tidak segera terjadi merupakan tanda kesabaran Allah, sebuah pemberian karunia Allah bagi setiap pendosa supaya ada waktu untuk bertobat sebelum penghakiman tiba. Karena Allah menggenapi janji-Nya, yaitu akan menghakimi dunia pada akhir zaman, maka setiap orang dituntut untuk menghayati hidup yang kudus sehingga ditemukan dalam keadaan tanpa catat dan cela.

Sejauh mana aku percaya bahwa janji keselamatan Allah akan terpenuhi bagi hidupku? Apa sikap dan tindakanku untuk menyongsong pemenuhan janji keselamatan Allah itu selama masa Adven ini? Jalan seperti apakah yang telah, sedang, dan akan aku persiapkan selama masa Adven ini untuk kedatangan Tuhan, Juru Selamatku? Apakah masa Adven ini telah aku hayati sebagai masa rahmat Allah untuk membangun pertobatan diriku? Apa eujud pertobatan itu?
Mari menaruh kepercayaan yang teguh bahwa janji keselamatan Allah akan terpenuhi bagi hidup kita dalam diri Yesus, sang Juru Selamat dunia. Mari membangun sikap tobat terutama selama masa Adven ini sebagai jalan persiapan untuk menyongsong kedatangan-Nya yang menyelamatkan.
Tuhan memberkati. (RD AMT)