Hari-hari ini kita harap-harap cemas. Merasa pasti akan baik-baik saja, tetapi merasa was-was, jangan-jangan  apa  yang sudah dialami orang lain juga akan kita alami. Beragam cara, kita diingatkan untuk selalu waspada, dan tidak bertindak arogan atau terlalu santai dan sembrono. Demikian berbagai pesan bermunculan. “Dengarkanlah kiranya petuah dan himbauan, dan jangan abaikan nasihat mereka. Sebab Anda tidak tahu pasti apa yang akan terjadi  esok hari. Hari ini, mungkin Anda masih dapat bangun dengan semangat segar dan masih bisa bercanda ria. Hari ini, mungkin  musuh itu masih jauh dari jangkauan Anda. Anda berharap esok pagi, seiring semakin jauhnya matahari menuju ke ufuk Barat, musuh itu juga kiranya menjauh. Bahkan dengan segala doa dan harapan yang Anda panjatkan, Anda berharap, seperti matahari yang akhirnya terbenam , kiranya selekas itu pula musuh itu musnah ke  dalam perut bumi.” Itu harapan Anda, yang sama juga dengan harapan saya dan harapan semua orang lain.

Namun, kadang-kadang sebagaimana kita alami dalam lika-liku kehidupan ini, bahwa tidak semua hal terjadi sesuai harapan kita. Ada saat-saat tertentu, dunia sepertinya jauh dan tidak bersahabat, bahkan bermusuhan. Kita harus mencari cara, bagaimana dapat berdamai dan bersahabat dengan dunia. Dalam situasi seperti ini, kita mencari dengan penuh harapan, apa kiranya yang akan mengisi kekosongan hati kita untuk menggapai harapan akan kepenuhan keceriaan hidup kita seperti hari-hari kemarin? Sebuah ruang harapan. Itulah kiranya satu-satunya yang kita butuhkan dan berharap kita masuk dan berdiam di dalamnya yang membuat kita lebih tenang dan nyaman, meski pun di luar sana amukan badai wabah seperti baru saja  mulai.

Sebuah ruang harapan yang membuat kita yakin seyakin-yakinnya bahwa kita masih bisa sanggup bertahan di tengah ketidakpastian. Yang pasti adalah kita dapat menghindari musuh kita dengan sebuh strategi pola hidup sehat. Hidup sehat yang dimaksud tidak hanya sekedar  sering cuci tangan, mengkonsumsi  makanan dan minuman yang disarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau menerapkan social distancing, dengan tinggal di rumah saja, jauhi kerumunan. Tetapi juga terapi pikiran sehat, dengan sesering mungkin mengisi pikiran kita dengan hal-hal positif, antara lain berpikir positif, berbicara dan berkata-kata  yang positif, melakukan tindakan positif yang juga meningkatkan daya tahan fisik, psikologis kita.

Sebuah ruang harapan yang komprehensif, menghendaki agar relung batiniah juga  terisi dengan kehendak yang baik. Tentang hal ini, setiap orang kiranya berusaha menemukan, apa yang paling berharga dalam hidupnya yang dipersilahkan untuk menempati ruang harapan dalam relung jiwanya? Sebagai orang beriman, kita semua boleh sepakat, bahwa ruang harapan ini paling lengkap jika kita berkenan menempatkan Tuhan di dalamnya. Tuhan ditempatkan pada tempat yang sentral dalam hidup kita. Sebab bagaimana pun segala usaha manusia, semuanya dalam rancangan Tuhan. Meskipun kita sadar, bahwa sedikit pun Tuhan tidak menghendaki penderitaan itu terjadi, namun ketika derita itu kita alami, hanya kepada Dialah kita kembali. Ruang harapan kita perlulah dibenah. Ada baiknya, kita meretropeksi diri, di manakah tempat Dia selama ini dalam hidupku. Adakah Dia Sang Penguasa kehidupan ini berada pada tempat-Nya yang semestinya dalam hidupku. Jika di saat-saat sulit aku mencari-Nya, adakah Dia masih di sana, dalam relung hatiku? Dan keberadan-Nya yang tetap dan kekal abadi menjadi jaminan harapan hidupku selamanya?

Suatu kehidupan yang rapuh karena kelemahan dan dosa, kadang-kadang tanpa sadar sesaat atau dalam suatu waktu yang lama, dalam suatu masa hidup kita,  ruang harap itu kosong tiada berpenghuni. Hidup seolah tiada tujuan, hari-hari dijalani seolah tanpa Tuhan dan alam ciptaaan lain seolah tidak menjadi bagian hidup kita. Hari-hari ini, perlulah kita merestorasi ruang harap kita, dengan memberikannya  bersanding dengan sebuah ruang lainnya yang sama pentingnya dalam hati kita, yakni ruang untuk berkembang dalam kasih. Sebuah ruang kasih. Ruang harap dan ruang kasih ini, hanyalah terpisah oleh sekat tipis disposisi batin kita. Ruang kasih ini memiliki kesempatan untuk terisi penuh , ketika kita  memiliki harapan untuk hidup. Hidup dalam kepenuhan dan kebahagiaan yang bukan hanya untuk diri sendiri saja, atau orang – orang tercinta saja, tetapi  harapan hidup untuk semua orang lain, semua makluk.

Saat seperti ini, kepada kita diperhadapkan banyak situasi yang menuntut kita mengambil keputusan. Berdiam diri atau bergerak keluar untuk mencari dan menuju ruang kasih bagi yang lain. Mungkin awalnya tidak begitu mudah, tetapi jika saatnya tiba, barangkali Anda menjadi orang pertama yang tanpa pertimbangkan apapun mengulurkan tangan. Inilah yang dilakukan oleh para pahlawan kita saat ini yang menjadi prajurit terdepan di rumah sakit, para dokter, tim medis dan relawan. Mereka -mereka ini tidak hanya mengisi ruang harapan mereka dengan amal kasih yang tak terbalaskan,  tetapi juga berkenan mengisi ruang harapan hidup bagi semua yang lain. Yach..hanya orang yang memiliki ruang harapan hidup dan ruang kasih yang besar dalam diri mereka, yang  tahu bagaimana membangun ruang harapan dalam diri sesama yang menderita.

Mungkin ada yang bertanya di antara kita , apa yang harus kulakukan? Aku bukan dokter, bukan para medis dan bukan para sukarelawan. Tidak perlu Anda jadi dokter, perawat, peneliti, TNI/polri, sukarelawan atau pemangku kekuasaan jika hendak membangun ruang harap.  Cukup dengan menjadi diri Anda sendiri yang memiliki harapan dan semangat hidup dan menghendaki yang sama bagi orang lain di sekitar  Anda, Anda juga seorang  pahlawan. Ruang harapan hidup Anda  semakin terisi, bila Anda membuat pilihan saat ini, tinggal di rumah saja, menjauhi kerumunan, supaya rantai penularan terhenti, dan Anda tidak menjadi bagian dari seseorang yang ternyata tanpa Anda ketahui menjadi jembatan yang memutuskan ruang harapan hidup orang lain. Bahkan meskipun Anda sendiri tidak begitu peduli dengan kehidupan diri sendiri pun, namun ketika Anda membuat keputusan untuk taat pada segenap himbauan, Anda menjadi  salah satu pembangun ruang harapan hidup bagi orang lain. Pada saat yang sama dengan sendirinya, ruang harapan hidup Anda terisi. Juga tanpa disadari, Anda sudah mengisi ruang kasih hidup ANda dengan mengasihi hidup orang lain. Anda juga dapat menjadi pendoa-pendoa yang meski tidak kelihatan dan tidak perlu maju di medan  perang rumah sakit  tetapi peran Anda tidak kurang. Sama pentingnya antara Anda sebagai pendoa dengan mereka yang dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki berada di garis depan. Doa Anda menopang mereka, menopang dunia. Doa tulus Anda yang penuh iman, meneguhkan mereka.

Betapa indahnya, apabila kita memahami hal ini. Atau kalimat indah dalam Kitab Suci. Berbahagialah kamu, jika kamu melaksakannya. Artinya setelah Anda sadari dan memahami, Anda melaksanakannya. Dengan melaksanakan hal ini sebenarnya ANda menempatkan Tuhan pada tempat yang sebagaimana mestinya. Sentral dalam hidup Anda, bukan dengan cara-cara ajaib atau spektakuler, tapi cara-cara sederhana. Memang, Allah hadir dan berkarya dengan cara-cara sederhana seperti ini. Allah tidak bekerja sendiri untuk memulihkan keadaan dunia ini. Allah sedang membutuhkan Anda. Sikap dan perilaku kooperatif Anda yang membantu Anda untuk membangun ruang harapan hidup bagi Anda dan semua orang lain di sekitar Anda.  Dan pastinya betapa damai hidup ini, meski kita hanya dapat mengakses aktivitas dari ruang lingkup rumah kita masing-masing.

Ruang harapan dan ruang kasih yang Anda bangun, pada akhirnya sebenarnya ruang rindu Allah sendiri. Allah Pencipta kita dan pencinta kehidupan kita, selalu memiliki ruang rindu dalam hatiNya  untuk kita semua. Ruang rindunya berkobar dalam kerinduan abadi agar setiap kita selalu memiliki ruang kasih yang penuh harapan kepada-Nya. Meski mungkin ANda tidak menghendaki situasi  buruk yang terjadi, namun jika hal itu terjadi dan ruang harapan  kepada Allah yang penuh terisi dengan kasih yang nyata kepada diri sendiri dan sesama, Anda tidak perlu cemas akan apapun. Sebab  Allah ada bersama, sedang berperang bersamamu  melawan amukan wabah COVID 19 itu. Dan lebih dari itu, Anda sedang memakaimu sebagai alat-Nya untuk meredakan, memusnahkan wabah. Allah sedang membutuhkanmu untuk memulihkan, menyembuhkan, membebaskan dan menyelamatkan. Anda akan pulih, sembuh, bebas dan selamat, persis ketika Anda merelakan diri dipakai Allah untuk bekerja sama dengan-Nya. Bersama Allah, ruang harapan hidup semua orang akan terpenuhi. Dan di dalam ruang harapan hidup Anda, Allah berkarya untuk menyempurnakan ruang harapan hidup semua orang lain dan seluruh penghuni bumi ini.

Iman yang berpengharapan akan mewujud  nyata saat Anda memberi ruang kepada orang lain untuk merasakan cinta kasih Allah. Syair lagu syukur ini yang seyogyanya dikumandangkan hari ini dalam keagungan Perayaan Syukur HUT KKS ke -60 , namun cukup menjadi dengungan abadi dalam batin, menjadi saksi bisu ruang harapan dan kasih kami yang dibagikan bagi semua keluarga. “ Iman yang berpengharapan selalu ditumbuhkannya. Supaya semua manusia merasakan cinta kasih. Madahkan pujian bagi nama Tuhan, wartakan ke seluruh dunia. Agar semua umat manusia, mengalami surga yang indah. Dalam kesederhanaan dan di tengah keprihatinan sejagat, semua  harapan jadi indah dan melebur dengan kerinduan Allah yang indah.*( refleksi di hari bahagia HUT KKS ke -60  by h.martine)