Sharing renungan  BHSF 1554 – 1556

Ayat BHSF yang berkesan

BHSF 1555 :

1 Februari (1938). Hari ini, secara fisik aku merasa kurang sehat, tetapi aku masih ambil bagian dalam kehidupan bersama. Untuk itu, aku harus berusaha keras; hanya Engkau yang tahu, ya Yesus. Di ruang makan, aku berpikir bahwa aku tidak akan mampu bertahan sampai acara makan berakhir. Setiap suap yang masuk ke dalam mulut menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. (1554)

BHSF  1555

Ketika Muder Superior mengunjungi aku sepekan yang lalu, ia berkata kepadaku, “Setiap penyakit melekat padamu, Suster, sebab organ tubuhmu memang begitu rapuh; tetapi ini bukan kesalahanmu. Kalau suster lain mengalami penyakit yang sama,ia pasti masih dapat pergi ke sana kemari; sedangkan engkau, Suster, harus terbaring di tempat tidur!” Kata-kata ini tidak melukai hatiku. Tetapi, lebih baik tidak membuat perbandingan seperti itu untuk orang yang sungguh-sungguh sakit sebab pialanya sudah cukup penuh. (1555)

Relevan KS:

Kisah Para Rasul 14 : 22  : Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Relevan BHSF: 🌟

BHSF 1487

Meskipun penderitaan-penderitaanmu sangat berat, jangan putus asa atau patah semangat tetapi  katakan kepada-Ku, anak-Ku, siapa yang telah berani melukai hatimu? Katakan segala sesuatu kepada-Ku, bersikaplah tulus dalam berurusan dengan Aku, beberkanlah semua luka hatimu. Aku akan menyembuhkannya, dan penderitaanmu akan menjadi sumber kesucian bagimu.

Sharing Renungan

Kita semua pernah sakit dan menderita. Setiap kita memiliki pengalaman unik saat sakit. Ada pengalaman kasih yang kita alami dari sesama di sekitar kita. Ada pula pengalaman yang mengecewakan dan menyakitkan hati.Pengalaman kasih yang kita terima, meneguhkan hati dan menyembuhkan. Membuat kita bersyukur dan lebih cepat sehat.Sebaliknya pengalaman yang bagi kita melukai perasaan pada saat kita tidak ingin mengalaminya, bisa jadi membawa beban tersendiri.

Kisah derita Faustina dalam BHSF 1555 mengisyaratkan betapa besar usaha  untuk berjuang melawan godaan manusiawi. Betapa kita lebih diajak untuk menerima derita kita yang tak seberapa dan menyatukan dengan  derita Tuhan. Juga dalam menghadapi derita sesama, kita tidak jadi sandungan yang membuat sesama tidak nyaman atau malah makin menderita.

Tuhan Yesus berkali-kali mengingatkan kita melalui  Faustina agar tidak putus asa atau patah semangat.Tuhan Yesus sendiri menjamin kesembuhan, pemulihan, pembebesan dari derita kita dan mengangkatnya ke level yang lebih tinggi yakni jalan menuju kesucian hidup. (BHSF 1487).

Merenung BHSF 1555 dan 1487 telah menjadi berkat istimewa bagiku yang saat ini sedang menjalani masa isoman. Terasa sekali dan amat nyata dan hidup bagaimana saya harus memposisikan diri dan menanggapi  keadaanku. Saya yang semula sedikit cemas, menjadi lebih tenang dan merasa nyaman. Suatu ketenangan yang membawa kemenangan. Bukan sekadar saya dilayani dengan sangat baik dan masih bisa sedikit beraktivitas,  tetapi lebih karena saya merasakan penyertaan Tuhan yang nyata. Cinta Tuhan sungguh luar biasa, istimewa dan sempurna bagiku.

Tuhan memang tidak hanya memberi saya pertolongan dan kekuatan, tapi Tuhan sendiri adalah kekuatan dan penolongku.Saya makin yakin, Faustina begitu karib dengan Yesus justru saat menderita. Semakin menderita, semakin dekat di hati Tuhan. Suatu penderitaan yang membawa berkat. Karena memang Yesus adalah andalan kita, dulu, kemarin, sekarang dan selamanya.

Refleksi

❣️Apa yang biasa saya lakukan saat sakit?

❣️Jika sesama di sekitar saya sakit atau menderita, bagaimana respon awal  terhadap mereka?

❣️Bagaimana saya memperlakukan orang sakit atau menderita??

❇ Doa

O Tuhanku dan Allahku. Engkaulah kekuatan dan penolongku. Aku bersyukur kepada-Mu atas cinta-Mu bagiku._

✍️ Sr. Hedwilda Martine KKS