Renungan harian

SENIN, PEKAN BIASA XXXI
Rm 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk 14:12-14
Melalui wejangan berdasarkan pengamatan, Yesus menegaskan dan mengingatkan setiap orang beriman untuk berbuat baik tanpa pamrih. Pada setiap perbuatan baik yang dilakukan seringkali terdapat motif pamrih. Yesus menegaskan supaya pekerjaan baik yang dilakukan, hendaknya bebas tanpa harus mencari keuntungan. Setiap orang harus membiarkan dan menyerahkan pembalasan atas perbuatan baiknya hanya oleh Allah saja.

Paulus menegaskan kebenaran dasar ini: “Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya.” Kebenaran ini amat kontras dengan kenyataan manusia yang cenderung bersikap tidak taat pada rencana dan kehendak Allah. Namun ketidaktaatan tersebut bukanlah jalan akhir. Allah yang kita imani adalah Yang Maha pengasih. Ia menguasai sepenuhnya sejarah dan kehidupan setiap manusia. Allah mengetahu rencana, tujuan, dan pemenuhan hidup manusia. Ia senantiasa menawarkan rencana dan kehendak keselamatan-Nya kepada setiap orang. Siapa saja yang terbuka pada rencana dan kehendak-Nya akan diselamatkan.

Sejauh mana aku telah melakukan perbuatan baik tanpa pamrih? Bagaimana aku telah mengembangkan sikap dan prinsip imanku dalam kehidupanku? Bagaimana aku telah mengembangkan sikap kerendahan hati dan melihat orang lain lebih penting dari diriku? Sejauh mana aku telah membuka diriku bagi rencana dan kehendak Allah?
Mari mengembangkan prinsip dan sikap iman kita. Mari membuka diri bagi rencana dan kehendak Allah.
Tuhan memberkati. (RD AMT)