Sharing renungan π BHSF 835 (bagian 2/2)
βοΈ Ayat BHSF yang berkesan
ππ BHSF 835 (point E)
Ya Allah yang maharahim, yang mengizinkan aku memberikan kelegaan dan pertolongan kepada orang yang menghadapi ajal lewat doaku yang tidak pantas,
terpujilah Engkau beribu-ribu kali sebanyak bintang di langit dan tetes air di seluruh samudra! Biarlah kerahiman-Mu bergaung di seluruh muka bumi, dan biarlah kerahiman itu naik ke tumpuan takhta-Mu sambil memberikan pujian kepada sifat-Mu yang paling agung, yakni kerahiman-Mu yang tak terpahami.
Tetapi, aku juga menemukan suatu cara untuk memberikan pujian sempurna kepada kerahiman Allah yang tak dapat dipahami.
βοΈ Relevan KS:
βοΈ Matius 5:16 :Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.
βοΈ Efesus 4:2 : Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
βοΈ ππ Relevan BHSF:
ππ BHSF 235
Dalam pengurbanlah hatiku akan menemukan ungkapan yang bebas, dalam pengurbanan yang tidak akan diketahui seorang pun. Aku akan terbakar dalam nyala kudus cinta Allah dan akan hangus tak terlihat.Kehadiran Allah akan membantu pengurbananku menjadi sempurna dan murni.
ππ BHSF 753
Aku akan memuji Allah karena kebaikan-Nya yang tak terbatas,dan aku akan berusaha membawa jiwa-jiwa untuk mengenal serta memuliakan kerahiman Allah yang tak terperikan dan tak terselami.
β Sharing Renungan π€
Faustina sangat mengasihi Allah. Karena kasihnya kepada Allah, dia juga mengasihi semua yang dikasihi Allah yakni jiwa-jiwa, secara istimewa kasihnya kepada jiwa-jiwa yang menjelang ajal. Faustina tahu betul, bahwa jiwa-jiwa dalam sakratul maut begitu rentan,dan ia rela menolongnya dengan doa-doa π dan pengurbanan sehingga saat-saat akhir jiwa dihadapi dengan tenang penuh penyerahan diri kepada Allah.Meski demikian, di hadapan keagungan Allah, Faustina mengakui dengan rendah hati bahwa Allah sendiri yang mengizinkannya ikut ambil bagian untuk memberi kelegaan dan pertolongan kepada jiwa-jiwa dalam sakratul maut dengan: jujur, doa-doanya yang tidak pantas/layak.Β Jikalau bukan Allah, tiada apa-apanya yang pantas/layak dari dirinya. Dengan ini Faustina menyatakan bahwa ketenangan kedamaian yang dialami jiwa BUKAN karena doanya yang dipanjatkan, tetapi semata-mata karena kerahiman Allah sendiri.
Menyadari semua itu, Faustina memuji Allah beribu-ribu kali, suatu ungkapan pujian yang tak terkatakan, karena sadar kepapaan dirinya, sadar pula Allah mengerjakan segalanya bagi jiwa-jiwa dan mengizinkannya boleh melihat, menyaksikan, mengalami kebaikan Allah bagi jiwa-jiwa.Hal ini pula yang menggetarkan hatinya, membangkitkan hasrat mulia dan kudus dalam dirinya untuk selalu dan tanpa henti memuliakan Allah mewartakan kerahiman-Nya,agar segenap manusia di seluruh dunia bahkan segenap makluk mengenal kerahiman Allah, mengalami dan memuliakan Allah.
Untuk mewujudkan kerinduannya, Faustina mengakui bahwa ia telah menemukan cara untuk memberikan pujian sempurna kepada Kerahiman Allah. Manakah cara Faustina memuji Allah? Dari seluruh kisah hidupnya, kita tahu, dia persembahkan semuanya untuk Allah. Segenap: waktu,Β tenaga, pikiran, budi,Β hati, jiwa dan raga,Β suka duka,derita dan pengurbanan, pekerjaan,Β dan perbuatan, perkataanΒ dan doa. Semuanya, seluruhnya yang didandaninya dengan kasih yang besar kepada Allah, dengan kerendahan hati,Β penyangkalan diri dan pengurbanan.Faustina mau menanggung apa yang sebenarnya bukan bagiannya tapi bagian jiwa-jiwa malang, yang ditanggungnya dengan sukacita bersama Yesus yang tersalib, asalkan jiwa mengalami kerahiman Allah dan Allah dimuliakan oleh jiwa-jiwa dan segenap ciptaan, dulu, sekarang dan selamanya.
Merenung kedalaman BHSF 835 ini, saya termangu dan terkagum-kagum akan kasih Allah bagi Faustina dan kerendahan hati Faustina. Saya disadarkan kembali, oh, betapa rapuh dan malangnya jiwaku, yang ketika sesaat saja merasa bisa menolong dan mampu melakukan sesuatu untuk sesama, sudah merasa senang atau bangga. Saya diingatkan, bukan saya yang mampu atau pantas melakukan tapi sebenarnya Allah sendiri yang mengizinkannya.
β βοΈ Refleksi
β£οΈ Apa yang biasa saya lakukan untuk menolong jiwa-jiwa dalam sakratul maut?
β£οΈ Bagaimana perasaan saya,jika mendapatkan ucapan terima kasih dari orang yang saya doakan atau saya bantu telah alami kemurahan Tuhan?
β£οΈ Menurut diriku sendiri apakah aku sudah cukup rendah hati?
β Doa :Tuhanku dan Allahku, pujian dan kemuliaan bagi kasih, kebaikan dan kerahiman-Mu bagiku selama-lamanya. AMIN.
βοΈ Sr. Hedwilda Martine, KKS dalam WAG Divine Mercy
Recent Comments