TGL. 26 DESEMBER
HARI KEDUA DALAM OKTAF NATAL
PESTA ST. STEFANUS, MARTIR PERTAMA
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22.
Dalam wejangan perutusan murid-murid-Nya, Yesus mengingatkan mereka untuk mempersiapkan diri berhadapan dengan permusuhan. Jauh dari janji perutusan yang bebas dari konflik atau pertentangan, Yesus justru menunjukkan ancaman yang akan menghadangmereka. Ancaman itu antara lain: ketakutan untuk tampil berbicara di depan pengadilan umum, pertengkaran di antara keluarga, dan pengkhianatan. Oleh karena itu setiap murid-Nya dituntut untuk mempunyai keyakinan yang sangat kokoh pada Roh Allah yang akan menuntun dan memberi kekuatan bagi mereka.
Stefanus adalah salah seorang dari ketujuh diakon awal Gereja. Ia tampil bukan hanya sebagai pelayan tetapi juga menjadi pemberita yang sangat aktif dan handal. Keaktifan itulah yang melibatkan dirinya dalam konflik dengan para pemegang kekuasaan. Namun ia tidak gentar. Senjata utama yang diandalkannya untuk melawan para musuhnya ialah cintanya yang amat besar kepada Tuhan, Allahnya. Cinta itulah yang mendorongnya dengan sangat kuat untuk bersaksi tentang Kristus meski ia harus dihukum mati. Pada akhir hidupnya, ia sanggup mengulangi apa yang dilakukan oleh Yesus, yaitu memohon pengampunan bagi mereka yang membunuhnya: “Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu”. Dialah martir pertama Gereja!
Sejauh mana kecintaanku pada Allah? Apakah aku telah memiliki keyakinan yang teguh untuk bersaksi tentang cinta kasih Allah?
Mari meneladani St. Stefanus membangun kecintaan kita kepada Allah. Mari berani memberi kesaksian cinta kasih Allah kepada sesama kita.
Tuhan memberkati.*RD AMT
Recent Comments