Renungan harian

SABTU, PEKAN BIASA
1Sam. 9:1-4,17-19; 10:1a; Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mrk. 2:13-17.
Karena Israel menuntut untuk memiliki raja, maka Allah memilih Saul menjadi raja Israel yang pertama. Kisah pilihan dan panggilan Saul menjadi raja seolah-olah terjadi secara kebetulan. Namun jika ditelusuri maka kita akan menemukan bahwa Allah telah merencanakan hal itu secara cermat menanggapi tuntutan Israel tersebut. Allah mempersiapkan Saul, seorang pemuda yang berani dan penuh kerelaan hati.

Kisah panggilan Lewi, si pemungut cukai merupakan hal yang mengejutkan. Lewi yang dikenal sebagai pendosa bahkan pengkhianat bangsa dipanggil oleh Yesus menjadi murid-Nya. Lewi dengan kerelaan hati yang utuh menjawab panggilan yang adalah prakarsa dari pihak Allah.

Melalui kisah panggilan Saul dan Lewi tersebut, kita diajak untuk menyadari secara sungguh bahwa panggilan setiap orang adalah prakarsa Allah, rencana Allah yang sangat cermat bagi setiap orang. Namun, prakarsa tersebut harus diimbangi oleh kerelaan yang total dari setiap orang untuk menanggapi dan bekerja sama untuk mewujudkan panggilan dalam kasih karunia Allah tersebut. Untuk itu, panggilan menuntut keberanian untuk berjuang bersama Allah. Berjuang bukanlah sebuah sensasi melainkan usaha untuk melaksanakan kehendak Allah yang memanggil.

Sejauh mana aku telah menyadari panggilan hidupku dari Allah? Bagaimana aku telah menanggapi dan bekerja sama untuk mewujudan panggilan dalam kasih karunia Allah tersebut? Apa wujud konkret panggilanku itu?
Mari menyadari panggilan hidup kita masing-masih yang telah diprakarsai oleh Allah. Mari menanggapi dan bekerja sama untuk mewujudkan panggilan kita dalam kasih karunia Allah tersebut. Mari mewujudkan panggilan itu di dalam setiap tugas perutusan kita saat ini.
Tuhan memberkati. ( RD AMT)