MINGGU BIASA XXVII
Kej 2:18-24; Mzm 128:1-2,3,4-5,6; Ibr 2:9-11; Mrk 10:2-16
Penulis Kitab Kejadian membantu kita untuk membuka tabir misteri hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ia menandaskan secara amat jelas hakikat hubungan antara laki-laki dan perempuan. Allah sendiri berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kej 2:18). Berdasarkan pada firman Allah itu, penulis Kitab Kejadian menegaskan dua hal penting sebagai kehendak asali Allah. Pertama, saling menolong satu sama lain. Laki-laki dan perempuan adalah penolong satu sama lain. Seperti halnya manusia, binatang-binatang juga diciptakan oleh Allah. Manusia dan binatang merupakan makhluk yang hidup dan mempunyai asal-usul yang sama. Namun rupanya binatang tidak bisa menjadi penolong yang sepadan bagi manusia. Kenyataan bahwa manusialah yang menguasai binatang dengan tindakan memberi nama kepada binatang-binatang. Allah juga tidak menyapa dan berbicara kepada binatang, Allah hanya menyapa dan berbicara kepada manusia Kedua, kesepadanan atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Antara laki-laki dan perempuan tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah martabatnya. Keduanya merupakan manusia ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Allah membentuk perempuan dari tulang rusuk manusia itu. Kedua hal itu dipertegas dalam seruan manusia itu ketika Tuhan Allah membawa perempuan kepadanya. Keduanya membangun hubungan yang sangat erat, akrab, dan intim. Mereka menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam ikatan perkawinan, karena mereka, laki-laki dan perempuan adalah satu daging.
Orang-orang Farisi mencobai Yesus dengan mengemukakan persoalan perceraian. Secara tegas dan jelas Yesus menyatakan tuntutan untuk suami istri, yaitu hidup dalam kesetiaan dan persatuan selamanya sampai mati. Tuntutan Yesus ini dilandaskan pada kehendak asali Allah yang adalah kasih dan kesetiaan. Melalui tuntutan itu Yesus mau menunjukkan nilai yang amat fundamental yaitu kasih dan kesetiaan di dalam persekutuan atau persatuan. Sebagaimana suami dan isteri dipanggil untuk mewujudkan hidup dalam kasih dan kesetiaan persekutuan, demikian juga setiap orang beriman dipanggil untuk mewujudkan nilai kasih dan kesetiaan di dalam persekutuan. Nilai ini bukanlah sebuah tambahan sebagai pelengkap identitas iman bagi setiap orang, melainkan lahir dari dasar hidup iman itu sendiri, yaitu Allah dan kehendak-Nya. Sejak semula Allah adalah kasih dan setia, maka Ia menghendaki kasih dan kesetiaan.
Melalui kisah tentang anak-anak, Yesus mengingatkan setiap murid-Nya bahwa hanya melalui sikap kepercayaan seperti anak-anak akan memungkinkan setiap orang beriman untuk menghayati tuntutan kasih dan kesetian dalam kehidupan sehari-hari yang konkret. Yesus menegaskan bahwa hanya mereka yang terbuka dan sederhana seperti anak-anak yang memiliki Kerajaan Allah, Kerajaan Kasih dan Kesetiaan. Setiap orang beriman diajak untuk menggali lebih dalam lagi kenyataan dirinya, sebagai laki-laki dan perempuan, yang merupakan citra Allah untuk menemukan kekuatan Allah di dalam dirinya, yaitu kasih dan kesetiaan.
Penulis kitab Ibrani menegaskan bahwa kasih dan kesetiaan Allah menyatakan diri-Nya dalam wujud yang paling istimewa yaitu menghadirkan Anak-Nya sendiri sebagai manusia. Melalui cara itulah Allah mampu membangun dan membarui kehidupan manusia kembali. Ia mengalami dan merasakan pahit getirnya menjadi manusia. Ia solider dengan manusia yang adalah citra-Nya. Dengan cara itulah Ia mampu menuntun manusia kembali kepada kepenuhan kasih dan kesetiaan-Nya. Itulah misteri Allah.
Sejauh mana aku telah menyadari martabat diriku sebagai citra Allah? Apakah kasih dan kesetiaan telah menjadi daya dan kekuatan Allah bagi diri dan hidupku? Bagaimana aku telah mewujudkan kasih dan kesetiaan itu dalam setiap hubungan dengan sesamaku?
Mari menyadari martabat diri kita sebagai citra Allah, mewujudkan kasih dan kesetiaan yang adalah daya dan kekuatan Allah di dalam setiap hubungan kita dengan sesama kita.
Tuhan memberkati. *RD AMT
Recent Comments