JUMAT, PEKAN BIASA XXIII
PERINGATAN WAJIB ST. YOHANES KRISOSTOMUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA
1Kor 9:16-19.22b-27; Mzm 84:3.4.5-6.12; Luk 6:39-42

Melalui perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta, Yesus menyampaikan kritik terhadap orang Farisi dan para pengajar palsu. Setiap pengajar Kristen dan setiap orang beriman Kristen yang sejati akan selalu menjadi murid dari Sang Guru, tidak mengubah atau melampaui ajaran-Nya. Gambaran tentang selumbar dan balok digunakan untuk menghindari kecenderungan untuk mengadili orang lain.

Bagi Paulus, mewartakan Kristus adalah inti kehidupannya. Baginya mewartakan Kristus merupakan tugas perutusan yang harus dilakukannya. Tugas itu merupakan hadiah istimewa yang telah dianugerahkan kepadanya secara cuma-cuma. Tugas itu menjadi kebanggaan baginya. Maka, dengan segala daya upaya ia berusaha untuk menjadikan dirinya sendiri segala-galanya bagi sesama agar ia bisa mendapatkan mereka bagi Kristus.

Krisostomus yang berarti si mulut emas adalah Uskup yang saleh. Kotbah dan tulisan-tulisannya yang sangat berbobot menjadi saksi kefasihannya dalam berbicara. Melalui khotbah dan tulisannya terbaca kepribadian dan keprihatinannya pada masalah keadilan dan penerapan ajaran Kitab Suci.Ia hidup dan bekerja dalam orientasi kasih sebagai nilai tertinggi.

Apakah aku sudah sungguh-sungguh menjadi murid Kristus? Apakah aku bangga menjadi murid Kristus? Apa daya upaya yang telah aku lakukan sebagai murid Kristus?
Mari bangga menjadi murid Kristus. Mari berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi murid Kristus. Mari belajar pada St. Krisostomus!
Tuhan memberkati. *RD AMT