SELASA, PEKAN BIASA XIX
Yeh. 2:8-3:4; Mzm. 119:14.24.72.103.111.131; Mat. 18:1-5.10.12-14.

Nabi Yehezkiel harus membuka mulut dan mengunyah gulungan kitab. Ia dipanggil untuk mengunyah, meresapkan Sabda dan kehendak Allah, menjadikannya bagian diri dan hidupnya. Sabda dan kehendak itu kemudian harus diwartakan kepada bangsa Israel.
Dengan cara simbolik Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk membangun sikap kemuridan. Sikap anak kecil yang polos, lurus, terbuka bagi masa depan, dan sangat tergantung pada orang dewasa harus juga menjadi model sikap setiap murid, setiap orang beriman berhadapan dengan Sabda dan kehendak Allah. Melalui sikap-sikap seperti itu, setiap murid akan mampu mewujudkan kasih dan kerahiman Allah.

Sejauh mana Sabda Tuhan telah menjadi pedoman hidupku? Apakah aku telah mewujudkan kasih dan kerahiman Allah dalam setiap peristiwa hidupku?
Mari mewujudkan iman kita, menunjukkan belas kasih dan kerahiman Allah dalam setiap peristiwa hidup kita.
Tuhan memberkati.