Sharing renungan BHSF 1510 – 1514
Ayat BHSF yang berkesan 🌟
😇 BHSF 1512
Hari ini, di dalam misa, aku melihat Tuhan Yesus di tengah penderitaan-Nya,seolah-olah Ia sedang menghadapi ajal-Nya di salib. Ia berkata kepadaku, “PUTRI-KU, SERINGLAH MERENUNGKAN PENDERITAAN-PENDERITAAN YANG SUDAH KUJALANI; MAKA TIDAK SATU PUN DARI APA YANG ENGKAU DERITA AKAN TERASA BERAT.ENGKAU PALING MENYENANGKAN HATI-KU KETIKA ENGKAU MERENUNGKAN SENGSARA-KU YANG PEDIH. GABUNGKANLAH PENDERITAANMU YANG KECIL-KECIL DENGAN SENGSARA-KU YANG PEDIH SUPAYA SEMUA PENDERITAANMU MEMILIKI NILAI YANG TAK TERBATAS DI HADAPAN KEAGUNGAN-KU.” (1512)
😇 BHSF 1513
(E) Hari ini, Yesus berkata kepadaku, “ENGKAU SERING MENYEBUT AKU GURUMU.INI MENYENANGKAN HATI-KU; TETAPI JANGAN LUPA, MURID-KU, BAHWA ENGKAU ADALAH MURID DARI GURU YANG TERSALIB. BIARLAH KATA ‘SALIB’ ITU CUKUP BAGIMU.ENGKAU TAHU APA YANG TERKANDUNG DI DALAM SALIB.” (1513)
Relevan KS:
Yohanes 13 : 13 – 14
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.”
😇 Relevan BHSF: 🌟
😇 BHSF 1184
Kalau engkau merasakan bahwa penderitaanmu itu melampaui kekuatanmu, pandanglah luka-luka-Ku, dan engkau akan bangkit di atas cemooh dan penghakiman manusia. Renungan mengenai Sengsara-Ku akan membantu engkau bangkit mengatasi segala sesuatu.
😇 BHSF 1182
Pada salib, sumber kerahiman-Ku dibuka lebar -lebar bagi semua jiwa oleh tikaman tombak -tidak satu jiwa pun dikucilkan.
Sharing Renungan 🤔
Segala sesuatu bagi Allah dan bagi jiwa-jiwa demikian komitmen Faustina yang ingin setia kepada-Nya di mana pun dan dalam keadaan apapun termasuk saat menderita. Komitmen setia diwujudkan dengan kesabaran besar dalam menghadapi penderitaan.Faustina mencintai jalan penderitaan karena dia sadar, jalan salib dan derita ini adalah jalan Tuhan.Jalan salib merupakan jalan terdekat menuju hidup kekal.Sebab saat menderita adalah saat di mana kta berada dalam jalan yang sama dengan Yesus.
Yesus meyakinkan Faustina untuk tetap setia menyatukan deritanya dengan sengsara dan derita-Nya. Sebab hanya dalam kesatuan dengan derita Yesus, segala penderitaan dalam bentuk apa pun dan seberat apapun akan memiliki nilai yang tak terbatas di hadapan keagungan-Nya.Jalan derita memang secara kodrati ingin dihindari.Namun, Kristus mengingatkan bahwa dalam kesatuan dengan sengsara-Nya, penderitaan membawa berbagai berkat. Tersedia berkat kekuatan, kerendahan hati, kesabaran, ketekunan, iman, harapan dan kasih.
Merenung BHSF 1512, mengingatkan saya pada masa-masa awal sabagai calon suster. Saya selalu mendengar doa yang dipanjatkan untuk orang sakit. “Kita memohon agar orang yang sakit dan menderita menyatukan penderitaannya dengan penderitaan Kristus.” Mula-mula saya tidak mengerti, dan bertanya dalam hati, mengapa berdoa demikian? Bukan mohon kesembuhan, keringanan atau pemulihan tetapi agar si penderita bersatu dengan penderitaan Kristus.Meski penuh tanda tanya, saya meniru juga doa seperti itu tanpa pemahaman yang dalam, hanya sebatas berdoa.Saya juga tidak tahu bagaimana cara menggabungkan derita dengan sengsara Kristus.
Setelah sekian tahun, perlahan-lahan saya baru mengerti setelah mengalami sendiri saat sakit dan menderita, bagaimana caranya menyatukan diri dengan derita Tuhan. Saat menderita menjadi saat yang tepat untuk mengenang, membayangkan, merenung merasakan penderitaan Yesus. Bukan lagi sekedar berdoa tetapi mengalami.
Benar adanya, kekuatan derita Tuhan, yang dikenang, disadari, direnungkan, sangat meneguhkan hati, memberi kekuatan, menyembuhkan, memulihkan dan membangkitkan semangat baru untuk menerima penderitaan dan pada akhirnya dengan sukarela mempersembahkan kepada Tuhan. Pada saat yang sama, saya dapat memahami arti sukacita di dalam derita saat semua kisah hidup diserahkan dan disatukan dengan derita Tuhan.
Kini, saya makin percaya bahwa jika segala sesuatu yang tidak dikehendaki dan ingin dihindari, diterima dengan sukarela, disatukan dengan sengsara Kristus demi cinta kepada Tuhan dan jiwa-jiwa, membawa berkat. Kini, saya memahami betapa bermanfaatnya merenungkan Jalan Salib setiap hari pada Jam Kerahiman, sebab di situlah mengalir segala rahmat. Kini, saya tak perlu tunggu sakit atau menderita baru merenung sengsara Tuhan, tapi belajar merenung setiap hari, sebagai sebuah cara untuk selalu menempatkan diri sebagai murid dari Guru Yang Tersalib untuk belajar.
Jika saat aku merenung saja, sudah menyenangkan hati Tuhan, apalagi jika penuh keberanian iman ikut menderita demi cinta kepada Tuhan dan dalam kesatuan dengan derita Tuhan.Jika derita membawa berkat mengapa saya mau hindar? Sesungguhnya ada Tuhan yang sedang menanti di jalan derita untuk berjalan bersama dengan penuh sukacita. Yesus yang Tersalib. Engkau andalanku.
Refleksi
❣Ketika sakit atau mengalami penderitaan lainnya, apa yang biasanya saya lakukan?
❣Apa yang kumohonkan pada Tuhan saat sakit dan menderita? Seberapa sering dan sejauh mana saya menghayati doa Jalan Salib.
Doa : Tuhanku dan Allahku, tolonglah aku mencintai-Mu meski harus menderita.
Ajakan iman : Marilah hari ini pada Jam Kerahiman kita merenungkan Jalan Salib Kristus.
✍️ Sr.Hedwilda Martine, KKS dalam WAG Divine Mercy
Recent Comments