JUMAT, PEKAN BIASA XX
Yeh. 37:1-14; Mzm. 107:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat. 22:34-40.

Melalui kisah dramatis sebuah penglihatan tentang tulang-tulang kering yang dibangkitkan kembali, nabi Yehezkiel membangkitkan kembali pengharapan yang telah pudar dari Israel sebagai orang buangan. Melalui penglihatan itu, Allah menunjukkan bahwa pengharapan yang telah pudar menuju kematian akan dibangkitkan kembali menuju kehidupan baru dengan penuh kekuatan dan kegairahan. Kehidupan baru itu dilaksanakan oleh Allah sendiri karena kasih setia-Nya. Hal ini memberikan perspektif yang baru tentang kehidupan dalam Allah.

Seorang ahli Taurat bertanya untuk mencobai Yesus tentang hukum terbesar dalam hukum Taurat. Yesus menegaskan bahwa dasar dan jiwa dari segala hukum adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Oleh karena itu, bila orang telah mewujudkan kasih itu ia sudah memenuhi bahkan melampaui segala hukum apa pun itu!

Apakah kasih dan kesetiaan Allah telah menjadi daya dan perspektif baru bagi kehidupan imanku? Sejauh manakah kasih terhadap Allah dan kepada sesama telah menjadi dasar dan jiwa bagi hidupku? Apakah aku berani solider dengan sesama untuk membuka harapan dan daya baru kehidupan bagi sesamaku?

Mari mengandalkan kasih dan kesetiaan Allah, membangun kasih terhadap Allah dan kepada sesama sebagai dasar dan jiwa serta arah dan dinamika baru hidup kita. Mari berani solider dengan sesama untuk membuka harapan dan daya baru kehidupan bagi sesama kita.
Tuhan memberkati. RD AMT