“ Ketika Yusuf mengetahui bahwa maria sedang mengandung ia ingin menceraikannya dengan diam-diam.Ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata : “Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isitrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Bdk Matius 1 : 20-21,24 ( Konstitusi KKS no. 14).
St.Yosep sungguh seorang tokoh dalam Perjanjian baru, yang melayani Allah tanpa suara. Injil tidak mencacat sepatah kata pun yang diucapkan oleh St.Yosep. Kita boleh mengontemplasikan reaksi jawaban verbal St.Yosep kepada malaikat yang menampakkan diri kepadanya untuk “membujuknya dan meneguhkan keputusannya” untuk tidak takut mengambil Maria sebagai istri dan harus memberi nama kepada bayi yang ada dalam kandungan Maria setelah lahir nanti. Kita boleh saja membayangkankan secara manusiawi kemungkinan dialog Yosep dengan malaikat.
Kita tentu pernah menonton film Joseph of Nazareth. Salah satu contoh imajinasi manusia masa kini untuk mencoba menterjemahkan, menghidupkan peran St.Yosep, yang tidak banyak dikisahkan dalam Injil. Sebagai lelaki biasa, digambarkan dalam film tersebut, bahwa pada awal mulanya, sulit bagi Yosep untuk mempercayai apa yang dikisahkan Maria kepadanya, bahwa semuanya telah terjadi dengan campur tangan Tuhan. Yosep menamakan dirinya bukan sebagai lelaki dewasa yang bodoh, yang begitu saja mempercayai apa yang dikisahkan. Sama seperti semua pria lainnya atau semua manusia, tidaklah semudah itu untuk mempercayai suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan kehidupan normal manusia dari abad ke abad. Tidak begitu mudah bagi Yosep untuk menerima tanpa tahu penyebab. Pergumulan batin yang hebat, antara menerima dan menolak, karena bagaimana pun Yosep sangat mencintai Maria.
Allah mempunyai cara sendiri untuk meyakinkan St.Yosep akan intervensi-Nya terhadap kehadiran Sang Janin dalam rahim Maria dan seluruh rencana-Nya. Hanya melalui mimpi. Melalui mimpi yang dipercayai Yosep sebagai pewahyuan Allah sendiri, tanpa bersuara, tanpa banyak kata, bahkan tanpa berpikir lebih, Yosep memutuskan untuk mengambil Maria sebagai istri. Penggambaran dalam film itu, selanjutnya tidak pernah ada lagi reaksi Yosep yang emosional sebagaimana awalnya. Yosep tampil sebagai figur pria yang tulus hati ( Matius 1 : 19. Ketulusan hati Yosep nampak dalam seluruh kisah hidup Yosep sampai akhir hidupnya, meninggal dunia dalam kedamaian di tangan Maria dan Yesus Puteranya. Ini salah satu contoh visualisasi figure Yosep dari Nasaret.Namun bagaimanapun apa yang dilakukan St.Yosep sepanjang hidupnya adalah menyuarakan semuanya.
Menyuarakan Kehendak Tuhan
Sering dalam realita hidup, kita kurang begitu mempercayai orang yang nampak tenang, diam, tidak banyak bicara bisa menyuarakan sesuatu dengan baik. Bahkan dalam berbagai disiplin ilmu kita tahu, bahwa berbicara adalah sebuah ketrampilan komunikasi manusia yang sangat penting, yang perlu selalu dilatih untuk mahir. Tidaklah demikian dengan Yosep dari Nasaret ini. Injil saja tidak mencatat satu katapun yang diucapkan Yosep. Tetapi kita percaya, Yosep telah banyak sekali berbicara kepada Tuhan, Yahwe yang menyelamatkan. Kita percaya, bahwa Yosep selalu bersuara, berdialog dengan Allah dalam segala hal, segera setelah dia memutuskan mengambil Maria sebagai isteri. Yosep telah selalu bercakap-cakap dengan Allah, dengan malaikat pelindungnya secara intensif dalam seluruh masa hidupnya. Setidaknya inilah yang dikisahkan dalam buku “Kisah Kehidupan Santo Yosep” Seperti yang dinyatakan Tuhan Yesus Kristus kepada maria Cecilia Bay,OSB.Kepala Biara Benediktin dari St. Petrus di Montefiascone, Italia Tahun 1743 -1766, yang diterbitkan oleh Marian Centre Indonesia.2008.
Membaca dan merenungkan kisah Santo Yosep tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Yosep dalam segala hal, menyuarakan kehendak Allah. Dalam keheningan, suara Yosep bergema dengan sangat kuat kepada Allah. Hampir setiap saat, Yosep berseru kepada Allah. Tanpa itu, Yosep tidak tahu apa yang mesti dilakukan.Tanpa itu, Yosep tidak tahu bagaimana bersikap terhadap Maria dan Yesus, selama tahun-tahun hidup mereka yang penuh kesulitan dalam pengungsian di Mesir dan beberapa waktu di Nasaret. Yosep telah selalu berdialog dengan malaikat pelindungnya.bahkan dikisahkan pula, Yosep selalu diliputi oleh sukacita dan kebahagiaan yang luar biasa besar dalam segala hal. Bahwa Yosep perlahan-lahan menyadari dengan amat baik, peran agung tangan Tuhan yang kuasa dalam hidup keluarganya bersama Maria dan Yosep. Bahkan sukacita Yosep yang luar biasa, ketika sesekali menyadari bahwa dia selalu berkomunikasi, berdialog dengan ‘Yang Mahatinggi” yakni Yesus Puteranya.
Meskipun itu juga kisah yang dituliskan manusia, namun kita boleh percaya bahwa sungguh jalan keheningan Yosep yang tanpa suara itu, adalah jalan untuk menyuarakan kehendak Allah dengan sempurna.Kita jug a boleh berkontemplasi dengan cara kita sendiri untuk berjumpa dengan Santo Yosep secara pribadi. Menonton filmnya, membaca buku yang menuliskan kisah hidup St.Yosep, membaca dari Kitab suci dan berbagai literature yang lainnya, bagi saya selalu saja muncul inspirasi baru tentang pribadi St.Yosep, yang membuat saya sangat terpesona. Selama ini, saya terlalu mengabaikan peran St.Yosep, hanya karena tidak begitu tahu, tidak juga berkeinginan mencari tahu.Tetapi setelah mengenalnya sedikit lebih dalam, keterpesonaanku memuncak pada jalan keheningannya yang menyuarakan kehendak Allah.
Menyusuri jalan keheningan St.Yosep
Kita hidup di jaman yang penuh kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan. Rasanya waktu berputar sangat cepat. Semua orang nampak sangat sibuk. Kehidupan rohani kita semakin bergeser, digerus habis oleh perkembangan jaman dengan mobilitas globalisasi yang sangat kuat. Kita harus akui bahwa semua kita manusia, takut merasa sendirian, takut kesepian, takut akan keheningan. Lihat saja, di mana-mana orang selalu berkomunikasi dengan cara apa saja. Bahkan dalam doa-doa kita juga, kita lebih banyak berbicara daripada diam atau hening. Hanyan sedikit orang yang berani bertahan dengan keadaan yang sunyi, sepi dan hening.
Barangkali awal mula, Yosep juga demikian, sebelum dengan intens bersahabat dengan Allah dalam relasi yang luar biasa karib. Yosep diiubah oleh Allah menjadi pribadi yang hening dan menjalankan kehendak Allah, tanpa suara. Suara Yosep terdengar dalam gema bunyi-bunyi alat dan perkakas pertukangan di rumahnya di Nasaret. Suara Yosep terdengar dalam bunyi langkah derap kakinya yang kokoh dalam perjalanan menuju Betlehem waktu hendak sensus penduduk, dalam derap langkah kakinya menuju Mesir dalam pengungsian, dalam perjalanan kembali ke Nasaret, dalam perjalanan ke Yerusalem mencari anak Yesus yang hilang. Suara Yosep terdengar dan terbaca dengan jelas dalam pandangan kebapaannya yang penuh pengertian kepada Yesus Puteranya.
Dalam buku Kisah Kehidupan Santo Yosep, dikisahkan pula, bagaimana Yosep dengan sangat hati-hati, penuh penghormatan yang tinggi kepada Yesus Puteranya, ketika sedang mengajar Yesus bekerja di bengkelnya sebagai tukang kayu. Hanya sesekali terdengar suaranya untuk mengajarkan beberapa hal yang penting kepada Yesus. Tetapi dalam hati, Yosep selalu berbicara dengan Tuhannya. Yosep bahkan lebih banyak mencermati, memandang Yesus sepanjang hari, sepanjang waktu dengan penuh rasa ketertarikan yang amat besar, keterpesonaan. Yesus kecil yang kadang tidak begitu menyadari perhatian, pandangan ayah-Nya, sangat mengagumi ayah-Nya yang penuh perhatian dan memiliki sifat kebapaan yang luar biasa besar. Yesus sangat nyaman dan bahagia bersama ayah-Nya meski sepanjang hari bekerja di bengkel kayu dalam keheningan. Tetapi hati mereka selalu berbicara dalam keheningan di antara alunan bunyi perkakas yang bertalu-talu.
Keheningan Yosep telah bergema dengan sangat kuat, menembus relung hati terdalam kanak-kanak Yesus.Keheningan Yosep, menyokong keheningan Bunda Maria yang bersatu penuh dengan Allah dan kehendak-Nya. Keheningan Yosep bergemuruh hebat menyatakan bahwa di bumi ini masih ditemukan sosok pria tulus hati yang melakukan kehendak Allah dengan sempurna tanpa banyak kata,banyak bicara, banyak pertimbangan.Tidak ada lobi, atau negosiasi, tidak ada demo, tidak ada sms atau teleponan, tidak ada apa-apa selain keheningan. Keheningan yang membawa Yosep mengenal kehendak Allah, melaksanakannya.Keheningannya membuatnya bersyukur dengan kegembiraan besar, bahwa Allah memang berkenan kepada hamba-Nya yang rendah.
Sederetan gelar diberikan kepada St.Yosep meskipun sampai hari ini Yosep tetap tidak bersuara. St.Theresia dari Avila menulis :” Aku menjadikan St.Yosep pembela dan pelindungku, aku mempercayakan diriku sepenuh hati kepadanya.Ia datang menolongku dengan cara paling nyata. Untuk menyempurnakan sukacitaku, ia senantiasa menjawab doa-doaku lebih dari yang aku mohon dan harapkan.Aku tidak ingat, bahkan sekarang, bahwa aku pernah memohon sesuatu kepadanya yang tidak ia perolehkan bagiku.Aku terpesona luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepadaku melalui St.Yosep dan atas segala mara bahaya di mana ia telah membebaskan aku baik tubuh maupun jiwaku.”
Banyak orang kudus telah mengalami secara langsung bagaimana dalam keheningannya, Yosep telah menyuarakan mereka di depan Allah. Banyak orang yang telah berlindung padanya, tidak sekadar memakai namanya dan menyebut namanya tetapi mereka meniru jalan keheningannya dan berani menyuarakan kehendak Allah dalam keheningan mendalam. ***hm
Recent Comments