RABU, PEKAN BIASA XX
PERINGATAN WAJIB ST. PIUS, PAUS.
Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6; Mat. 20:1-16a;

Nabi Yehezkiel menyampaikan teguran yang amat keras bagi para pemimpin bangsa Israel. Mereka telah dipercayakan tugas kegembalaan terhadap umat atas nama Allah. Namun tugas tersebut tidak mereka laksanakan secara bertanggung jawab. Mereka malah menjadikan umat sebagai korban kesenangan mereka. Oleh karena itu Tuhan akan menghukum mereka dan Tuhan sendiri yang akan menggembalakan umat-Nya dalam kerahiman dan belas kasih.

Perumpamaan tentang pemilik kebun anggur yang mencari pekerja dan memberikan upah yang layak bagi masing-masing, walaupun tidak sesuai dengan harapan para pekerja yang datang lebih awal menunjukkan belas kasih dan kerahiman Allah. Melalui tindakan itu Yesus menyadarkan setiap orang bahwa belas kasih dan kerahiman Allah tidak tergantung pada prestasi manusia. Belas kasih dan kerahiman itu adalah anugerah cuma-cuma dari Allah. Kebaikan Allah bukanlah imbalan bagi manusia tetapi merupakan mutu hubungan pribadi yang ditawarkan Allah secara cuma-cuma kepada setiap orang.

Santo Pius X adalah contoh hidup beriman. Ia berasal dari keluarga yang sangat sederhana, namun karena ketekunannya ia mampu membangun dirinya dalam iman yang teguh. Hal itu mengantar Giuseppe Sarto menjadi Paus Pius X yang amat sederhana dan mengandalkan Allah yang diimaninya.

Apakah aku telah membuka diri dan mewujudkan tawaran kasih dan kerahiman Allah? Bagaimana mutu hubungan pribadi dengan Allah yang telah aku bina dalam kehidupanku?
Mari meneladani St. Pius X membuka diri dan mewujudkan tawaran kasih dan kerahiman Allah, mengandalkan Allah yang kita Imani.
Tuhan memberkati. RD AMT