SELASA, PEKAN BIASA XXVIII
PERINGATAN WAJIB ST. TERESIA DARI YESUS (AVILLA)
Gal 4:31b- 5:6; Mzm 119:41.43.44.45.47.48; Luk 11:37-41

Yesus mempersalahkan orang-orang Farisi yang sangat menekankan sikap keagamaan lahiriah belaka. Dengan tegas Ia menyatakan bahwa ritual pembersihan religius yang hanya menitikberatkan hal-hal lahiriah belaka merupakan tindakan kejahatan. Sebab, tindakan itu bisa menyembunyikan kejahatan batin. Kebersihan lahir itu perlu dan penting, tetapi bukanlah menjadi hal yang paling penting dan utama. Oleh karena itu, Yesus menegaskan keserasian antara sikap hati dan perilaku atau tindakan. Itulah mutu kehidupan sebagai orang beriman.

Kepada orang-orang Galatia, Paulus mengingatkan bahwa pelaksanaan hukum Taurat tanpa dijiwai oleh iman yang digerakkan oleh kasih adalah tindakan sia-sia. Sebab, hanya oleh iman yang didasarkan pada Roh Kasih Allah, yang mampu memberikan arti baru bagi segala perbuatan manusia.

Santa Theresia dari Avilla adalah model penghayatan iman yang menemukan kemerdekaan sejati di dalam Yesus Kristus. Ketika berumur 21 tahun, ia masuk biara Karmelit Inkarnasi di Avilla dengan nama Teresa dari Yesus. Baginya kehidupan biara adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan jiwanya sendiri dan jiwa orang lain. Di biara ia melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Namun ia selalu bersikap acuh tak acuh saja terhadap kehidupan rohaninya, bahkan meremehkan saja dosa-dosanya. Kematian ayahnya dan pengalaman jatuh sakit, bahkan hingga menjadi lumpuh selama tiga tahun mengubah hidupnya. Ia mengalami pertobatan batin dari hidup yang remeh terhadap dosa-dosa menjadi seorang pembaru hidup. Pembaruan hidup itu juga mendorongnya untuk membarui cara dan semangat hidup ordo Karmel dalam semangat yang asali. Usahanya ini mendapat banyak tantangan. Namun atas dukungan Paus dan bersama dengan St. Yohanes dari Salib yang mempunyai semangat yang sama usaha pembaruan itu terus dilakukannya. Ia menulis banyak buku yang berisi pengalaman rohaninya yang amat kaya. Wanita yang penuh wibawa, polos, cantik dan menyenangkan itu akhirnya jatuh sakit dan meninggal dunia pada tgl. 24 Oktober 1582. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XIV dan diangkat sebagai pelindung Spanyol.

Bagaimana aku telah membangun mutu imanku? Sejauh mana Roh Kasih Allah mendapat tempat di dalam diri dan hidupku sehari-hari? Apakah aku senantiasa membuka diriku bagi Roh Kasih Allah itu? Apa wujud nyatanya?
Mari bersama Santa Theresia dari Yesus membangun mutu iman kita dengan memberi tempat bagi Roh Kasih Allah di dalam diri dan setiap peristiwa hidup kita.
Tuhan memberkati. *RD AMT