RABU, PEKAN BIASA XIX
PERINGATAN WAJIB ST. MAKSIMILIANUS MARIA KOLBE, IMAM DAN MARTIR
Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2.3-4.5-6; Mat. 18:15-20;

Ketidaksetiaan umat mengakibatkan hukuman yang sangat menghancurkan. Hukuman tersebut menegaskan bahwa dosa tidak bisa dibiarkan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa dosa telah terjadi demikian besar sehingga kehancuran tidak bisa dihindarkan. Akibat lanjut adalah kemuliaan Allah meninggalkan umat-Nya. Itu berarti, Israel kehilangan dasar dan daya hidup. Hanya orang-orang yang setia yang dapat bertahan dalam kehancuran dan mendapat ganjaran perlindungan dari Allah.

Pembaruan hidup hanya dapat diwujudkan kalau ada sikap keterbukaan. Keterbukaan untuk mengakui kesalahan dan keterbukaan untuk saling mengoreksi. Sikap keterbukaan inilah yang akan memampukan setiap orang beriman untuk menemukan dan mewujudkan belas kasih Allah.
Santo Maximilianus Maria Kolbe adalah model bagi setiap orang beriman. Ia rela menggantikan Sersan Gajowniczek untuk dihukum mati. Dalam penderitaannya, ia mampu bertahan untuk meneguhkan para sandera yang lain. Ia mampu menunjukkan belas kasih dan kerahiman Allah.

Sejauh mana semangat pertobatan tertanam dan terwujud dalam diriku? Bagaimana aku telah membina sikap keterbukaan untuk saling mengoreksi dalam kehidupan bersama?
Mari meneladani St. Maximilianus Maria Kolbe menunjukkan belas kasih dan kerahiman Allah, membina semangat pertobatan dan sikap keterbukaan untuk saling mengoreksi dalam kehidupan bersama.
Tuhan memberkati. RD AMT