Renungan harian

KAMIS, PEKAN BIASA XXXII
Keb 7:22 – 8:1;  Mzm. 119:89,90,130,135,175; Luk 17:20-25
Kebijaksanaan adalah karunia Allah yang harus diupayakan oleh setiap orang. Karunia itu memampukan setiap orang untuk mengetahui apa yang baik dan benar serta menggunakan sarana yang diperlukan secara tepat untuk mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu, setiap orang yang memiliki kebijaksanaan merupakan sahabat Allah. Setiap orang yang memiliki kebijaksanaan akan memilih rencana dan kehendak Allah sebagai penuntun hidupnya. Kebijaksaanan memampukan setiap orang untuk mengenali kehadiran dan jejak-jejak Allah di dalam setiap peristiwa hidup dan kehidupan. Kebijaksanaan memampukan setiap orang terbuka kepada kehadiran Allah.

“Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita”, demikianlah penegasan Yesus. Tetapi, mengapa kita sulit untuk mengenali dan mengalaminya. Yesus mengingatkan bahwa kita sulit mengenalinya karena kita selalu dan terlalu sibuk dengan diri kita sendiri atau dengan berbagai macam kesibukan lainnya. Kehadiran Kerajaan Allah ternyata tanpa sensasi dan hiruk pikuk. Kerajaan Allah hadir dan menyatakan diri dalam kasih yang dialami di dalam penderitaan, bila belas kasih dan kerahiman, kerelaan dan kesetiakawanan diwujudkan dengan sukacita. Jika demikian kehadiran Kerajaan Allah merupakan sebuah tantangan iman bagi setiap orang beriman.
Sejauh mana aku menyadari dan menghayati kehadiran Kerajaan Allah di dalam setiap peristiwa hidupku? Bagaimana usahaku untuk membangun sikap bijaksana di dalam kehidupan imanku? Apakah rencana dan kehendak Allah telah menjadi daya dan penuntun hidupku?
Mari menyadari dan menghayati kehadiran Kerajaan Allah di dalam setiap peristiwa hidup kita. Mari mewujudkan diri kita dalam kebijaksanaan Allah.
Tuhan memberkati. (RD AMT)