RENUNGAN HARIAN

MINGGU ADVEN I
Yes 63:16b-17; 64:1, 3b-8; Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19; 1 Kor 1:3-9; Mrk 13:33-37
Sang nabi berkeluh kesah tentang keadaan umat terpilih. Akibat kelambanan dan ketertutupan hati umat yang melupakan Tuhan, kini mereka mengalami malapetaka yang menyedihkan. Sang nabi menyampaikan doa permohonan, ratapan bahkan berteriak kepada Allah, supaya secara dramatis Allah mengoyakkan langit dan turun menyelamatkan manusia. Ini suatu tanda keputusasaan. Sebab tidak ada harapan lain kecuali kepada Tuhan sebagai pahlawan yang menyelamatkan. Permohonan ini didasarkan bukan pada keadilan Allah melainkan pada belas kasihan Allah. Sebab, Allah adalah Bapa bagi semua orang. Hanya Dialah jaminan keselamatan bagi semua manusia.

Melalui perumpamaan tentang penjaga pintu yang harus berjaga-jaga menantikan tuannya datang, Yesus mengingatkan para murid-Nya dalam wejangan eskatologis untuk senantiasa berhati-hati dan berjaga-jaga. Mengapa demikian? Sebab, tidak ada yang tahu kapan Kristus, Putera Manusia itu akan datang dalam kemuliaan kebangkitan-Nya dan menghakimi setiap orang. Pada saat itu setiap orang akan dihakimi berdasarkan pada kesetiaannya berhati-hati dan berjaga-jaga, yaitu kesetiaan dalam iman menurut tuntutan-tuntutan Injil. Berbeda dengan harapan-harapan lain, harapan setiap orang beriman didasarkan dan ditentukan oleh iman Paskah, oleh iman akan Kristus. Maka, secara tegas Yesus menandaskan bahwa yang penting itu bukan kapan hal itu terjadi, melainkan kesadaran dan keyakinan tentang siapa yang akan datang dan bagaimana setiap orang yang berimana kepada-Nya harus menantikan dalam sikap berjaga-jaga.

Paulus menyatakan rasa syukur yang amat mendalam kepada Allah karena karunia berlimpah yang dianugerakan Allah dalam Kristus Yesus kepada jemaat di Korintus sehingga mereka menjadi kaya dalam segala hal. Akan tetapi penyalahgunaan karunia oleh orang Korintus tidak menandakan sikap yang tepat dalam penantian kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Di tengah-tengah bahaya penyalahgunaan karunia itu Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk tetap setia mengunakan karunia Allah secara tepat dalam menantikan kedatangan dan penampakan Kristus. Ia membesarkan hati mereka agar bertahan dalam iman walau harus menghadapi berbagai macam godaan iman. Paulus menyatakan kepercayaan penuh bahwa mereka akan dikuatkan dan akhirnya akan menang.

Adventus berarti kedatangan. Pada masa Adven ini Gereja mengajak kita untuk menantikan dan mengenang kedatangan Yesus Kristus yang pertama (misteri Natal) dan kedatangan yang kedua (parousia, akhir zaman). Apa harapan dan kerinduan imanku di awal masa Adven ini? Allah yang bagaimana yang kurindukan dan kunantikan? Sikap berjaga-jaga seperti apa yang ingin aku bangun selama masa Adven ini? Karunia-karunia yang bagaimana yang ingin aku tumbuh-kembangkan selama masa Adven ini?
Mari membangun harapan dan kerinduan kita sebagai orang beriman pada Allah dalam diri Yesus Kristus, Juru Selamat kita. Mari berjaga-jaga, mewujudkan karunia-karunia iman yang telah dianugerahkan Tuhan bagi kita selama masa Adven ini.
Tuhan memberkati. ( RD ATM)