Renungan harian

SENIN, PEKAN BIASA II
1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9; 16bc-17,21,23; Mrk. 2:18-22.

Saul adalah raja pertama Israel yang dipilih oleh Allah karena keinginan bangsa Israel. Saul dipersiapkan dan dipilih oleh Allah. Namun dalam perjalanan selanjutnya, Saul ditolak oleh Allah sendiri. Hal itu terjadi karena Saul tidak setia pada kehendak Allah. Saul melanggar perintah Allah untuk membinasakan semua jarahan yang berasal dari bangsa Amalek. Saul berdalih bahwa jarahan yang dibawa pulang tersebut adalah untuk kurban persembahan.

Orang-orang bertanya karena murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi. Terhadap pertanyaan tersebut, Yesus memberikan penegasan melalui perumpamaan tentang perkawinan, kain baru ditambalkan pada kain lama, dan anggur baru dimasukkan ke dalam kantong lama. Penegasan melalui perumpamaan-perumpamaan tersebut menandaskan bahwa setiap orang beriman secara sejati tidak melakukan tindakan imannya, yaitu berpuasa dengan alasan yang salah. Setiap orang beriman dituntut untuk mewujudkan imannya dalam kesetiaan kepada kehendak Allah. Itulah sukacita sejati sebagai orang beriman.

Sebagai seorang beriman, sejauh mana aku telah setia menaati kehendak Allah di dalam hidupku? Apa wujud kesetiaanku itu? Apakah aku telah bersuka cita karena kesetiaan imanku itu?
Mari kita membangun sikap setia untuk menaati kehendak Allah. Mari mewujudkan suka cita iman kita.
Tuhan memberkati. ( RD AMT)