RABU, PEKAN BIASA XVII
PERINGATAN WAJIB ST. IGNASIUS DARI LOYOLA, IMAM
Yer 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3.4-5a.10-11,17-18; Mat 13:44-46

Pengakuan Yeremia mengungkapkan berbagai rasa perasaan sang nabi yang mengalami penderitaan yang luar biasa. Ia menjadi perbantahan bagi banyak orang. Hampir dengan putus asa ia berbantah dengan Allah untuk membalas dendamnya kepada para musuhnya. Ia mengingatkan Allah bahwa ia senang dengan firman-Nya. Namun, ia juga menderita kesepian yang tidak tertahankan. Ia menuduh Allah menipunya. Namun Allah justru menuntut sang nabi harus bertobat kembali kepada Allah. Jika itu terjadi, maka ia akan tetap menjadi “penyambung lidah” Allah. Allah memberikan jaminan untuk menjadi pelindungnya dan bersamanya melawan para penganiayanya.

Dua perumpamaan singkat tentang harta terpendam dan mutiara mengungkapkan kekayaan dan keindahan Kerajaan Allah. Oleh karena itu, setiap orang beriman dituntut untuk berani mempertaruhkan segala-galanya untuk memperoleh Kerajaan Allah itu. Harta terpendam menuntut sikap kreatif untuk mengolah dan mengelola daya kerajaan Allah sehingga menghasilkan buah sukacita. Mutiara yang indah menuntut sikap kagum yang mendalam untuk mempertaruhkan segalanya demi Kerajaan Allah itu.

Santo Ignasius adalah contoh dan teladan iman dalam keteguhan, kesetiaan, dan kesabaran. Berbagai rintangan dan godaan hidup ia hadapi dalam iman akan Allah. Semuanya itu akhirnya membuahkan hasil yang nyata dalam sikap serta prinsip iman “Ad Maiorem Dei Gloriam”.
Apakah aku telah berani mempertaruhkan segala-galanya demi Kerajaan Allah sebagai harta paling penting bagi hidupku?
Mari meneladani Santo Ignasius untuk berani mempertaruhkan segalanya demi Kerajaan Allah dalam sikap serta prinsip iman “Ad Maiorem Dei Gloriam”.  Tuhan memberkati ( RD AMT)