Syering Injil Bulan Kitab Suci Nasional 2023 “Allah sumber kasih dan keselamatan”.

PW  Maria Bunda Berdukacita

Baan Injil Yohanes 19 : 25 – 27

Saya sangat tertarik dengan seluruh kisah indah nan dramatis di bawah salib Kristus. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ”Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Di tengah kepedihan derita  yang tak tertanggungkan, Yesus menyerahkan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya. Di tengah hati yang penuh dukacita  yang tak terperikan, Bunda Maria mendengar dan menerima semua itu. Menarik sekali respon murid yang dikasihi Yesus yang sejak saat itu menerima Maria di rumahnya.

Adalah suatu kehormatan besar bagi murid yang dikasihi Yesus, mendapat wasiat istimewa, bukan harta benda materi yang diserahkan, tetapi Yesus menyerahkan ibu-Nya sendiri. Ibu-Nya diterima sepenuh hati di rumah murid yang dikasihi-Nya. Kesediaan menerima merupakan tanda cinta murid kepada Sang Ibu. Ibu yang sedemikian tegar, penuh kasih, kuat dan rendah hati. Ibu yang  sabar dan tabah, yang penuh penyerahan diri. Ibunda yang patut dicontoh oleh para sahabat Sang Putra. Menerima Ibu berarti mau belajar dari Ibu.

Merenung kisah Bunda berdukacita mengingatkan saya  untuk selalu berjalan bersama Bunda Maria dalam suka duka hidup. Dalam derita kehidupan, Bunda pasti tidak akan pernah meninggalkan saya sendirian. Bunda telah selalu ada bersama Putranya sampai akhir hidupnya, saya sangat percaya, demikian juga Bunda akan selalu ada bersama saya.

Saya juga diingatkan, bahwa berada bersama Bunda, belum tentu menjamin perlakuan saya terhadap Sang Bunda. Bunda mesti selalu saya ikutsertakan dalam seluruh perjalanan hidup saya. Selalu berada bersama, berarti selalu ada dialog,ada  komunikasi. Bersama Bunda yang berduka, duka derita akan terasa lebih ringan sebab selalu ada ibu yang menemani dengan setia, merasa tidak pernah sendirian. Juga selalu akan merasa diyakinkan bahwa tidak ada duka yang abadi, setelah dukacita akan  hadir juga sukacita. Bunda Maria, temani kami dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan. *hm