JUMAT, PEKAN BIASA XXXIV
Why 20:1-4.11-21:2; Mzm 84:3.4.5-6a.8a; Luk 21:29-33.

Melalui perumpamaan tentang gejala-gejala alam, Yesus menegaskan kepada para murid-Nya untuk mampu menangkap tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah. Sebab, Allah hadir dan menyatakan diri-Nya dan Kerajaan-Nya melalui tanda-tanda di dalam setiap peristiwa kehidupan manusia. Namun, sering kali tanda-tanda kehadiran Allah dan Kerajaan-Nya itu tidak dapat dikenali oleh manusia. Hal ini terjadi karena manusia menutup dirinya. Ia terkurung oleh segala rencana dan kehendaknya sendiri. Dengan tegas Yesus mengingatkan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi Sabda-Ku tidak akan berlalu.” Inilah yang menjadi jaminan kehidupan bagi setiap orang beriman.

Penulis kitab Wahyu mengajak kita untuk mengarahkan perhatian pada penghakiman orang-orang mati pada akhir zaman dan hidup abadi bersama Allah di akhir zaman. Pada akhirnya kejahatan akan lenyap, orang mati akan dibangkitkan. Langit dan bumi baru akan muncul. Dalam langit dan bumi yang baru itu, kasih Allah menjadi daya pembaruannya dan Allah sendirilah yang akan menjadi ikatan perjanjian baru itu. Oleh karena itu, setiap orang beriman diajak untuk tidak terpaku dan terpukau pada hasil dan prestasi zaman ini. Setiap orang beriman dituntun dan dituntut untuk membuka diri pada cakrawala kehidupan Allah.

Apakah aku sudah membangun kepekaan imanku akan kehadiran Allah di dalam setiap peristiwa hidupku? Apa yang telah menjadi jaminan dan landasan kehidupanku? Apakah hidupku dan kehidupanku sudah tertuju pada cakrawala kehidupan Allah? Ataukah aku selalu terpaku dan terpukau oleh tawaran dan kemewahan zaman ini?

Mari membangun kepekaan iman kita akan kehadiran Allah di dalam setiap peristiwa hidup kita. Mari menjadikan iman kita sebagai landasan dan jaminan kehidupan kita. Mari mengarahkan seluruh diri, hidup dan kehidupan kita pada cakrawala kehidupan Allah.
Tuhan memberkati.*RD AMT