Sebuah doa indah kepada santo Yosef pekerja sangat menarik bagiku. Doa sebelum bekerja kepada St. Yusuf. Beberapa kalimat awal sangat menyentuh hatiku. “Santo Yusuf, dengan tangan dan keringatmu, engkau mendukung Yesus dan Maria, dan menjadikan Putra Allah sebagai rekan kerjamu. Ajarilah aku untuk bekerja seperti yang engkau lakukan, dengan kesabaran dan ketekunan, untuk Tuhan dan bagi mereka yang mendukungku. Ajarilah aku untuk melihat bahwa Kristus ada di dalam rekan-rekan kerjaku, agar aku senantiasa berbagi kasih dan bersabar terhadap semua….
Doa singkat ini telah membuat aku merasakan sesuatu yang berbeda dari maksud doa tersebut. Aku melihat-lihat banyak gambar Santo Yusuf di internet yang lebih mengekpresikan sifat kebapakan, ketenangan, ketekunan dan kesetiaannya. Terbersit dalam pikiranku bagaimana kesibukan bapa Yusuf di bengkel kayu seharian selama berpuluh-puluh tahun. Pekerjaan yang ditekuni dengan sabar, yang membutuhkan keahlian, cermat, teliti dan terutama suatu seni untuk mengukir. Saya membayangkan bapa Yusuf bukan tukang kayu biasa, yang mengukur, memotong, menyambung, memahat, tetapi terutama juga seni mengukir.
Dalam bayanganku, santo Yusuf sangat pandai memahat dan mengukir dengan tangannya dengan peralatan sederhana, bukan menggunakan mesin seperti masa kini. Untuk mengukir sesuai kemauan pemesan dan indah, bapa Yosef mesti bekerja dengan sangat teliti dalam keheningan, penuh kesabaran dan cinta. Berkali-kali, berulang-ulang diperhatikan dengan cermat dan teliti, bagian mana yang perlu dipoles dan diperindah lagi.
Membayangkan semua itu, tertegun hatiku ketika menangkap maknanya. Kalau untuk sepotong kayu yang keras dan kering, yang mungkin bagi orang tidak berguna, tapi di tangan seni bapa Yusuf, bisa diubah menjadi sesuatu yang indah. Tidak ada yang tidak berguna dan terbuang. Semua bisa ditambal ulang, bahkan dengan cat yang indah, yang semula jelek menjadi lebih indah dipandang. Kemampuan memahat, mengukir dari sepotong kayu menjadi indah menginspirasi aku.
Saya yakin, di tangan bapa Yusuf, hidupku yang serupa batang kayu keras dan kering, tergeletak begitu saja, tidak menarik, dapat berubah menjadi menjadi sesuatu yang indah. Tidak ada cara lain, aku harus datang kepada bapa Yusuf, dan memohon kepadanya untuk memahat dan mengukir hidupku menjadi bagus dan indah. Pantasan, hidup Yesus sangat indah dan mulia. Disukai Allah dan manusia, karena berada di rumah yang tepat selama seluruh masa pertumbuhan-Nya.
Saya yakin kalau bapa Yusuf, yang tahu apa yang dikehendaki Allah bagi kehidupan Yesus, putra-Nya, bapa Yusuf juga tahu apa sebenarnya kehendak Bapa di surga dengan hidupku. Kalau Allah Bapa memercayakan pembentukan dan perkembangan hidup Putra-Nya dalam asuhan bapa Yusuf, demikian juga sebenarnya hidupku seharusnya di tangan bapa Yusuf. Gereja menyerahkan keberadaan dan perkembangannya kepada bapa Yusuf sebagai pelindung, demikian juga sebenarnya sejak awal hidupku, aku sudah berada dalam perlindungan bapa Yusuf.
Aku juga ingat, hari ini tepat 62 tahun yang lalu, Vikariat Apostolik Pangkalpinang, melalui Mgr. N.P. van der Westen, SSCC mengeluarkan Dekrit Pendirian Kongregasi KKS tepat pada pesta St. Yusuf, 19 Maret 1960. Sejak awal kelahirannya, Suster- suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, telah diserahkan kepada asuhan bapa Yusuf, agar seperti kehidupan Yesus, yang berkenan pada Allah demikian juga setiap suster KKS. Setiap aspek kehidupan Kongregasi dan setiap aspek hidup suster KKS, kiranya dibentuk, dipahat, diukir indah dalam tangan bapa Yusuf: untuk memperbaiki, meluruskan, memoles menjadi indah sesuai dengan kehendak Bapa.
Sudah lama aku berada di sini, tapi baru kali ini aku menyadari betapa besar peran bapa Yusuf untuk mengukir hidupku. Meski demikian, aku yakin meski jarang aku sadar, bapa Yusuf sudah selalu melakukan tugasnya, yakni mengukir hidupku menjadi indah hari demi hari. Tanpa aku minta, sudah selalu dilakukannya, apalagi jika aku datang dan menyerahkan diriku padanya, pasti tangan lincahnya akan segera melakukan yang terbaik bagiku. Apalagi kalau secara personal aku meminta dan mempercayakan seluruh hidupku pada asuhan dan sentuhan tangannya yang ajaib. Pasti seburuk apapun keadaanku saat ini, dalam perlindungan, asuhan, perantaraan doa-doanya, hidupku akan berubah hari demi hari. Ya, bapa Yusuf, ukirlah hidupku seperti yang dikehendaki Bapa. Amin.*hm.
Recent Comments