Ketika menjadi suster muda KKS belajar membangun relasi dengan Tuhan lewat ketekunan melakukan latihan hidup doa dan hidup rohani setiap hari, baik doa bersama dan doa pribadi pakai teks yang tersedia maupun tanpa teks yaitu doa batin, refleksi pengalaman hidup harian. Perkembangan relasi dengan Tuhan dan refleksi pengalaman hidup pun terasa beda dengan masa muda karena mengalami pertumbuhan semakin mendalam. Saat ini bagi saya doa batin adalah doa dari hati ke hati dengan iman percaya Tuhan hadir di dalam diriku bila aku mencari Dia.Saya ingat salah satu teks Kitab Suci mengatakan:” Selama Dia berkenan dicari, carilah Dia, maka engkau akan menemukan-Nya “ Ini berarti Dia selalu siap dijumpai, siap mendengarkan, siap mengutus Roh Kudus menerangi, membimbing, menyatakan “kebenaran”, dan Dia mengerti. Hanya pada Tuhanlah ada kesetiaan sejati, kapan saja, di mana saja, karena Dia tak terbatas.
Seiring dengan bertambahnya umur, bertambahnya pengalaman hidup, pengalaman relasi dengan Tuhan juga berubah menjadi komunikasi ikatan kasih antara saya dengan Bapa melalui Putera Allah Yesus Kristus. Jadi bagiku doa bukan sarana untuk membangun relasi dengan Tuhan, tetapi lebih dalam yaitu ikatan kasih. Saya yakin Bapa mengasihi saya, saya dalam kondisi apapun tertarik untuk berkomunikasi dengan Tuhan, mendengarkan Tuhan dalam Roh Kudus yang berbisik ke telinga hatiku bagai angin spoi-spoi apa yang perlu saya buat demi suatu keselamatan bagi orang lain dalam peristiwa hidup yang saya hadapi. Ada kalanya Roh Kudus mengobarkan semangat dan menerangi saya untuk membela kebenaran dan untuk setia hidup pada kebenaran, berpegang teguh pada kebenaran.Dalam proses membutuhkan kuasa Roh Kudus mencurahkan kekuatan Roh-Nya bagi saya untuk mampu menolak yang tidak benar, teguh berpegang pada kebenaran itulah yang saya yakini adalah kehendak Tuhan.Dalam hal ini tidak mudah, butuh keberanian korban perasaan,waktu dan pikiran,energy batin sampai merelakan kehendak pribadi, sebagaimana Yesus dipimpin oleh Roh Kudus dibawa ke padang gurun dan pengosongan diri Yesus demi ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya untuk menyelamatkan umat manusia atau dunia yang sudah rusak.
Untuk mengarungi pergulatan seperti itu, saya harus menyempatkan diri mencari waktu hening berkomunikasi dengan Tuhan dengan bantuan Roh Kudus dan juga perlu memberi kesempatan bagi Roh Kudus menerangi, berkaya dalam diriku sehinga menghasilkan buah-buah kebajikan iman-harapan dan kasih yang melampau kemampuan saya sebagai manusia yang ada batasnya.
Dalam rekoleksi 28-29 Oktober 2017 mencoba menulis surat dari Roh Kudus kepada saya. Reaksi pertama sungguh membingungkan bagaimana Roh Kudus menyurati saya? Apa isinya kira-kira? Ketika saya pakai otak dan perasaan manusiawi saya, maka tidak timbul inspirasi apa-apa, kosong. Ketika saya membiarkan Roh Kudus yang berkarya dalam diriku,barulah tanganku mengalir menulis surat dari Roh Kudus kepada saya sbb:
“Berbuatlah kebaikan dan kebajikan dengan tak jemu-jemu, walaupun ada hambatan ditantang, dilawan,direndahkan, dihina,dipermalukan di depan umum, jangan pahamkan api Roh Kudus yang Aku curahkan ke dalam dirimu, jangan juga dipadamkan oleh kuasa roh kejahatan di tengah-tengah kehidupan ini. Hanya Tuhanlah yang dimuliakan; dan Roh-Ku tetap menyertai-mu di manapun kamu berada.” Sr.Yoanna,KKS
Recent Comments