Syering Injil Bulan Kitab Suci Nasional 2023 ” Allah sumber kasih dan keselamatan”.
Bacaan Injil Luaks 7 : 11 – 17
” Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung keluar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belaskasihan, lalu Ia berkat kepadanya: “Jangan menangis! Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata : ” Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah.”
Sungguh luar biasa mengharukan, perjumpaan di pintu gerbang kota. Sebuah perjumpaan yang membawa kehidupan dan keselamatan. Perjumpaan Yesus dan rombongan para murid, dengan si janda malang yang kehilangan anak tunggalnya yang sudah meninggal dan hendak dikuburkan beserta rombongan yang berkabung. Tidak ada banyak hal yang dapat dikatakan dalam perjalanan rombongan yang penuh dukacita selain kesedihan. Namun, si janda ini sangat beruntung, dalam perjalanan dukacita nan pilu bertemu dengan Yesus.
Yesus melihat semuanya. Yesus melihat janda itu, melihat usungan itu dan melihat ornag-orang yang menyertai janda itu. Yesus melihat dengan mata hati-Nya dan tergeraklah HATI-Nya belas kasih yang sangat besar atas janda itu. Yesus turut merasakan getaran kesedihan dan rasa kehilangan yang sangat dahsyat yang dialami janda ini. Rasa duka yang menyelimuti seluruh keberadaan dirinya atas kehilangan ini. Yesus turut merasakan duka yang mendalam dan tidak bisa tidak berbuat sesuatu. Tak perlu si janda katakan apa pun, Yesus melakukan tindakan cinta yang tidak terbayangkan oleh seorang pun dalam kedua rombongan tersebut.
Hati-Nya yang penuh belas kasihan mendorong tangan-Nya yang kuat perkasa menyentuh usungan itu. Bukan sentuhan biasa seperti yang kita alami sebagai tanda ikut berdukacita atau mengucapkan selamat jalan kepada yang telah berpulang, tetapi sebuah sentuhan kasih Ilahi yang menyalurkan daya hidup pada tubuh insani pemuda Nain yang sudah kaku. Sentuhan cinta, disertai sapaan yang lemah lembut namun menghidupkan, ” Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah”. Si pemuda mendengar suara Sang pemilik kehidupan, membuka mata dan melihat Yesus, bangun, duduk dan berbicara dengan Yesus. Orang banyak terkejut, takjub, keheranan, bahkan ketakutan. Tetapi akhirnya mereka memuliakan Allah, atas kasya kasih-Nya yang tak terbatas, yang menyelamatkan dan menghidupkan kembali meski sudah mati.
Saya terpesona dengan kisah ini ketika mengkontemplasikannya. Bagi saya, perjumpaan di pintu gerbang kota Nain ini, merupakan perjumpaan yang menyelamatkan. Sentuhan tangan Yesus dan sapaan-Nya membangkitkan daya hidup dan menghidupkan kembali yang sudah mati. Hati Yesus yang penuh belaskasih, tertumpah ruah di hadapan makluk kecil nan hina, penuh dukacita, malang dan menderita. Terpenuhilah sabda bahagia dalam Kotbah di bukit. ” Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”( Matius 5 :4). Yesus menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas dan menyelamatkan.
Saya diingatkan melalui pewartaan Kabar Gambira ini, bahwa benar Allah adalah sumber kehidupan dan keselamatan. Perjumpaan dengan Allah dalam diri Yesus, pasti membawa sukacita. Saya disadarkan kembali bahwa setiap perjumpaan kiranya mesti menjadi perjumpaan yang membawa harapan baru, kasih dan sukacita seperti perjumpaan Yesus dengan si janda di gerbang kota Nain.
Ada mata yang harus melihat dunia sekitar, bukan hanya melihat dengan mata insani ini. Saya ingat sabda Yesus tentang mata. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, maka teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu( Matius 6 : 22-23). Teringatlah aku, bagaimana saya mempergunakan indra mataku setiap hari? Apakah mataku dalam keadaan baik yang membuat seluruh tubuhku terang? Yang menerangi aku untuk melihat derita dunia dan melakukan sesuatu untuknya? Atau mataku sudah kabur karena terkontaminasi oleh debu dunia atau selumbar-selumbar alat komunikasi yang membuat aku selalu tunduk dan hanya melihat diriku sendiri?
Aku diingatkan akan sentuhan tangan Yesus atas usungan dan sapaan kasih-Nya nan lembut dan membangkitkan hidup baru. JIka mata mampu melihat dan hati sudah tergerak, tangan pasti akan ikut digerakaan untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Pasti akan ada kata-kata baik yang terucap dan akan menebar aura kebaikan dan sukacita. Tertampar hatiku oleh kisah indah ini. Setiap hari aku berjalan, selalu bergerak ke sana ke mari, berjumpa banyak orang. Tetapi apakah mataku melihat mereka yang sedang dalam keadaan malang dan membutuhkan pertolongan? Apakah hatiku tergerak oleh belas kasihan? Apa yang aku lakukan untuk mereka? Menonton dan menebah dada tanda ikut serta, mengomentari keadaan mereka atau menyentuh dan menyapa dengan kasih?
Yesus telah membangkitkan anak muda di Nain, untuk menunjukkan jalan kepadaku bahwa dalam perjalanan hidup imanku, dalam setiap perjumpaan, aku juga bisa melakukan sesuatu terhadap kehidupan ini. Melihat dengan hati, menyentuh dengan cinta, menyapa dengan daya yang menyelamatkan. Tuhan, buka mata hatiku untuk melihat seperti Engkau melihat dunia ini. Jamah hatiku agar tergerak oelh belas kasihan. Sentuhlah hatiku juga, agar kurasakan kehangatan cinta-Mu yang menghidupkan. Bukalah telinga hatiku untuk mendengar suara-Mu menyapa aku, agar aku bangkit untuk hidup baru penuh harapan dan sukacita.*hm
Recent Comments