Renungan Harian

KAMIS, PEKAN BIASA XXVII
Mal 3:13 – 4:2a; Luk 11:5-13

Kenisah Allah sedang dibangun kembali. Namun nabi Maleakhi melihat bahwa pembangunan itu tidak diimbangi dengan sikap hati yang tulus kepada Allah. Sikap skeptik dan apatis timbul karena berbagai perhitungan tentang untung rugi dalam memenuhi tuntutan perjanjian dengan Allah. Ada banyak orang yang menjadi acuh tak acuh dalam membangun imannya. Namun, beberapa orang sungguh berusaha untuk kembali kepada Allah. Mereka ini adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya. Belas kasih adalah berkat yang akan diberikan kepada orang yang taat setia pada perjajian Allah.

Cerita tentang kunjungan sahabat waktu malam dan ayah yang tidak akan memberikan ular dan kalajengking kepada anaknya merupakan penyadaran tegas bagi setiap orang beriman untuk tetap bertekun dan bertahan dalam doa. Sebab Allah yang kita imani adalah Allah yang menghendaki yang terbaik bagi kita.  Allah yang yang penuh kasih dan murah hati. Yang senantiasa memberi tanpa menahan apa pun bagi kita anak-anak-Nya. Allah memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta  kepada-Nya.  Hal ini juga  terwujud dalam diri Yesus yang tersalib dan dalam Roh Kudus yang memberikan daya bagi setiap orang.

Refleksi kita.
* Bagaimana sikap imanku berhadapan dengan berbagai tawaran, pilihan, dan kemungkinan-kemungkinan yang disajikan oleh dunia ini? Apakah aku tetap setia membangun sikap takwa dan takut akan Tuhan? Apakah aku selalu tekun dan setia membangun kehidupan doaku?
Mari tekun membangun sikap takwa dan takut akan Tuhan. Mari membangun kehidupan doa kita, wujud keintiman hidup kita Bersama Allah.
Tuhan memberkati.