SABTU, PEKAN BIASA XXVI
HARI SABTU IMAM
Ayb 42:1-3.5-6.12-17; Mzm 119:66.71.75.91.125.130; Luk 10:17-24.

Setelah pergumulan yang panjang dan melelahkan, Ayub akhirnya menyatakan ketaatan imannya yang paripurna di hadapan Allah yang tidak dapat diselami dengan kekuatannya. Ia berpasrah secara total. Ayub menempatkan dirinya dalam iman total di hadapan misteri Allah. Sikap ini berkenan pada Allah, ia dianugerahi berkat yang lebih melimpah lagi dari kehidupan sebelumnya.

Para murid merasa bangga atas keberhasilan perutusan mereka, namun Yesus segera menyadarkan mereka bahwa sukacita sejati bukan terletak pada hasil yang dicapai. Sukacita sejati terletak pada pengalaman dan pengamalan kasih karunia Allah, yang nyata-nyata terjadi di dalam seluruh perjuangan hidup. Sebab melalui pengalaman dan pengamalan kasih karunia Allah itulah kebijaksanaan akan selalu dan semakin tersingkap serta menjadi daya keselamatan kekal.

Bagaimana sikap imanku di hadapan misteri penyelenggaraan Ilahi Allah? Apakah aku telah berpasrah secara total kepada rencana dan kehendak Allah bagi hidupku? Apa kebanggaan dan sukacita hidupku: keberhasilanku, kekayaanku, nama baik dan jabatanku atau? Sejauh mana aku telah mengalami dan mengamalkan kasih karunia Allah di dalam kenyataan hidupku sehari-hari?
Mari membangun iman kita yang paripurna di hadapan misteri penyelenggaraan Allah untuk mengalami dan mengamalkan kasih karunia Allah di dalam kenyataan hidup kita sehari-hari. Mari membuka diri seutuhnya bagi sukacita Tuhan!
Tuhan memberkati.*RD AMT