Renungan Harian
SENIN, PEKAN BIASA XXIX
Rm 4:20-25; Luk 12:13-21
Interupsi dari seseorang yang ingin dibantu untuk mendapatkan bagian warisan keluarganya menjadi kesempatan bagi Yesus untuk mengingatkan orang banyak perihal jerat kekayaan. Kesalahan fatal orang kaya bukan karena ia kaya, tetapi karena ia bodoh. Di tengah kekayaan yang ia miliki, ia kehilangan kepekaan mengenai apa yang paling penting. Ia mengira bahwa ia dapat mengendalikan hidupnya dengan kekayaan yang ia miliki. Kenyataan inilah yang sebenarnya menegaskan bahwa ia ternyata miskin dihadapan Allah. Ia tidak menggunakan kekayaannya untuk terbuka kepada Allah dan kepada sesamanya.
Abraham dipilih sebagai bapa kaum beriman. Hal ini terjadi bukan karena jasa-jasanya, tetapi terutama karena imannya. Meskipun berhadapan dengan berbagai rintangan, tantangan, dan godaan ia tetap setia untuk tetap terbuka pada rencana dan kehendak Allah. Ia teguh berharap pada janji Allah dan tekun memperjuangkan janji Allah itu. Keyakinan, keteguhan, dan kesetiaan seperti itulah yang harus tertanam dan hidup di dalam diri setiap orang beriman.
Bagaimana aku telah menggunakan harta kekayaan yang telah dianugerahkan Tuhan bagiku? Apakah dengan kekayaan yang aku miliki itu aku semakin terbuka pada Allah dan sesama? Apa janji Allah bagiku? Apakah aku juga senantiasa teguh setia pada janji Allah bagiku? Apakah aku juga tekun dan setia memperjuangkan janji Allah itu di dalam hidupku?
Mari menggunakan harta kekayaan yang telah dianugerahkan Tuhan bagi kita untuk semakin terbuka dan teguh, serta setia kepada janji, rencana dan kehendak Allah dan serta kepada sesama kita.
Tuhan memberkati.(RD.AMT)
Recent Comments