Sharing renungan 💝 BHSF 1295 – 1298

❇️ Ayat BHSF yang berkesan 🌟 📖😇 BHSF 1295 :  _* A) 25 September [1937].*

Ketika aku tahu betapa besarnya kesulitan-kesulitan dalam seluruh karya ini, aku pergi kepada Tuhan dan berkata, “Yesus, tidakkah Engkau melihat bagaimana orang-orang menghalangi karya-Mu?” Dan aku mendengar suatu suara di dalam jiwaku, “LAKUKANLAH APA YANG DAPAT ENGKAU LAKUKAN,DAN JANGAN CEMAS MENGENAI  SISANYA. KESULITAN-KESULITAN INI MEMBUKTIKAN BAHWA KARYA INI ADALAH KARYA-KU. TENANGKANLAH HATIMU SEJAUH  ENGKAU SUDAH MELAKUKAN APA YANG DAPAT ENGKAU LAKUKAN.” (1295)

📖😇 BHSF 1298 : _*(D) O Allah,* tunjukkanlah kerahiman-Mu kepadaku, selaras dengan kemurahan Hati Yesus. Dengarkanlah keluh kesah dan rintihanku, dan pandanglah air mata hatiku yang hancur. (1298)

❇️  Relevan KS:  🌟

📘 Mazmur 62 : 2 :  Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanmu.

📘 Markus 6 : 50 : Tenanglah! Aku ini, jangan takut.

❇ Relevan BHSF: 🌟

📖 BHSF 1072 :  Lakukanlah sebagaimana Aku katakan kepadamu dan tenangkanlah hatimu.

😇 BHSF 650 :  O Yesus, Tuhanku, tolonglah aku

❇️ Sharing Renungan 🤔✍️

Faustina sadar bahwa dari dirinya sendiri, ia tak mampu menghadapi saat-saat  sulit dalam hidupnya. Dalam kecemasan yang muncul dari kodrat kemanusiaannya,  merasa sendirian melaksanakan kehendak Allah, merasa ada tantangan dari berbagai pihak,  Faustina bergegas pergi kepada Tuhan dan berdialog dengan Tuhan.Faustina  tidak mengharapkan pertolongan dari manusia. Seluruh harapannya bertumpu pada Allah.

Bersama Yesus, Faustina yakin dapat melakukan segalanya.Tuhan mendengarkan keluh kesah dan rintihan jiwanya, memandang air mata dari hatinya yang hancur karena besar kasih dan kerahiman Tuhan. Ketenangan batin, keyakinan diri dan kekuatan; hiburan dan harapan; cinta dan peneguhan;  ditemukannya dalam keheningan dan doa di hadapan Allah.

Merenung cara Faustina menghadapi saat-saat sulit hidupnya, yakni hanya berkeluh kesah di hadapan Tuhan, tidak melibatkan seorang manusia pun, membuat aku sangat kagum. Dalam banyak perkara yang kuanggap sulit dalam hidup ini, kadang-kadang aku tidak bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Selalu saja ada godaan dari kodratku untuk berkeluh kesah pada sesama, yang kadang hanya membawa kelegaan rasa  sementara tapi tidak menyelesaikan masalah.

Menilik cara Faustina berdialog dengan Tuhan, aku tertegun sejenak, yang bagiku sangat menarik dan indah.” Yesus, tidakkah Engkau melihat bagaimana orang-orang ini menghalangi karya-Mu? Bagiku, cara dan isi doa Faustina ini sangat menyentuh rasa hati Yesus. Sebuah doa yang hanya membeberkan realita hati, pengalaman jiwa yang real, dan bertanya kepada Yesus. Bukan permintaan atau rengekan atau harapan atau bahkan permohonan sesuai keinginannya seperti sebagaimana lazimnya isi doaku di hadapan Tuhan.

Aku merasa tersapa dan menemukan ada sesuatu yang masih salah selama ini dengan cara dan isi doaku di hadapan Tuhan. Bukan meminta dibebaskan dari ini dan itu, mengharapkan supaya terjadi seperti keinginanku, yang umumnya membebaskan aku dari kesulitan dan derita.

Dari Faustina aku mau belajar cukuplah berkisah kepada Tuhan, melapor kepada-Nya apa yang terjadi. Tuhan pasti tahu apa yang kualami. Tuhan juga lebih tahu cara terbaik dan tepat untuk membantu.  Doa penyerahan diri dan pengakuan akan kasih dan kebaikan Allah adalah terbaik.Karena Dia adalah Tuhan yang penuh kasih sayang dan kerahiman-Nya tanpa batas. Tak perlu aku aku merinci keinginanku di hadapan Tuhan secara berlebihan, yang sebenarnya cerminan dari  pemaksaan kehendakku yang tidak kusadari. Tapi aku mau belajar lebih percaya penuh, bahwa kalau Tuhan mengasihiku, pasti Dia tahu cara terbaik untuk menenangkan jiwaku, menghibur hatiku, meneguhkan langkahku, mengutus orang-orang yang tepat untuk membantuku. Sebab  Dialah Tuhan  andalanku.

❇️ Refleksi 🤔❣️❓

❣️Saat kesulitan menerpa hidupku, hal apa yang biasanya pertama kulakukan??

❣️Adakah pengalaman hidupku di mana kualami pertolongan yang semata-mata berasal dari Tuhan??

Bagaimana umumnya, isi doaku di hadapan Tuhan?

❇ Doa

Tuhanku dan Allahku, tolonglah aku, di saat sulit hidupku lebih mengandalkan kasih dan kerahiman-MU.

✍️ Sr. Hedwilda Martine,KKS (dalam WAG Divine Mercy )