MINGGU BIASA XIX
1Raj 19:4-8; Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Ef 4:30 – 5:2; Yoh 6:41-51
Setelah mengalahkan nabi-nabi Baal, Elia bukannya hidup tenang. Elia justru harus berhadapan dengan kenyataan tanah jahat, raja jahat, para nabi mati, bahkan hidupnya diancam oleh Izebel. Berhadapan dengan ancaman dan kenyataan kejahatan tersebut, Elia melarikan diri ke gunung Horeb atau gunung Sinai. Dalam perjalanan ke gunung Horeb, Elia jatuh tak berdaya. Ia menjadi putus asa. Ia berharap lebih baik mati saja. Namun Tuhan turun tangan untuk menabahkan hatinya di dalam kesunyian hidupnya. Seorang malaikat mengantarkan roti sebagai makanannya dan air sebagai minumannya. Dengan roti dan air itu, Elia menjadi kuat kembali untuk berjalan selama 40 hari perjalanan untuk bertemu dengan Tuhan.
Orang-orang Yahudi menggerutu terhadap Yesus, karena Ia telah mengatakan bahwa diri-Nya adalah roti yang telah turun dari surga. Orang-orang Yahudi menggerutu karena mereka merasa mengenal betul, siapakah Yesus itu. Berhadapan dengan gerutuan orang-orang Yahudi tersebut, Yesus lebih tegas lagi menyatakan bahwa diri-nya adalah “roti hidup”. Pada penegasan tentang “roti hidup”, Yesus menunjukkan secara lebih mendalam lagi bahwa Roti yang diberikan-Nya itu adalah “daging-Nya”. Itu berarti diri-Nya sendiri, hidup-Nya itu sendiri. Melalui itu, Yesus menyatakan bahwa Dialah jaminan hidup sepenuhnya bagi manusia di hadapan Allah. Maka, manusia sehebat apa pun dan bagaimana pun tidak bisa mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Allah dalam diri Yesus-lah menjadi andalan setiap manusia. Allah di dalam diri Yesus memulai dan mengakhiri segala sesuatu. Manusia diundang untuk terlibat secara aktif di dalam inisiatif Allah. Manusia diundang untuk berpasrah dan terlibat di dalam rencana Allah.
Paulus menyadarkan jemaat Efesus bahwa sebagai orang beriman mereka menjadi satu anggota dalam tubuh Kristus. Sebagai tubuh Kristus maka kejahatan-kejahatan harus dihindarkan dan keutamaan-keutamaan harus ditumbuhkembangkan supaya tubuh itu berfungsi secara baik. Setiap orang beriman diajak untuk jangan menyusahkan Roh Kudus Allah, sebab Ia telah memeteraikan setiap orang beriman menjelang hari penyelamatan. Setiap orang diajak untuk menjadi penurut Allah, seperti anak-anak yang terkasih dan hidup di dalam kasih sebagaimana Kristus telah mengasihi setiap orang dan telah menyerahkan diri-Nya sebagai persembahan dan korban yang harum mewangi bagi Allah.
Sebagai orang beriman, apakah aku telah menyadari bahwa diriku adalah anggota tubuh Kristus? Sebagai anggota tubuh Kristus, apakah aku telah hidup sepenuhnya di dalam, dari dan untuk Kristus Tuhanku itu? Apakah aku sungguh percaya bahwa Kristus sang kepala tubuh itu adalah “roti hidup” bagiku? Sejauh mana aku telah membuka diriku sepenuhnya menimba daya dari Roti Hidup itu melalui Ekaristi yang aku rayakan?
Mari membuka diri seutuhnya, menimba daya sepenuhnya dari Kristus “roti hidup” bagi hidup dan kehidupan kita.
Tuhan memberkati. RD AMT
Recent Comments