Sharing renungan  BHSF 1199 -1201

❇️ Ayat BHSF  yang berkesan 🌟

📖😇 BHSF 1199 : _*(A)  29 Juli 1937. Hari ini, aku harus berangkat ke Rabka. Aku pergi ke kapel dan minta kepada Tuhan Yesus agar perjalananku aman. Tetapi, dalam jiwaku ada kesunyian dan kegelapan. Aku merasakan bahwa aku sama sekali sendirian dan tidak mempunyai seorang pun [untuk berpaling]. Aku minta agar Yesus menyertai aku. (1199)

(B) Kemudian, aku merasakan berkas sinar yang lembut masuk ke dalam jiwaku sebagai suatu tanda bahwa Yesus menyertai aku, tetapi, sesudah rahmat ini, kegelapan dan bayang-bayang dalam jiwaku semakin pekat. Kemudian aku berkata, “Terjadilah kehendak-Mu karena tidak ada yang mustahil bagi-Mu.” (1199)

❇️ 📘✝️ Relevan KS:  🌟

✝️ Lukas 1 : 37 – 38 :  Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

📘✝️ Yeremia 32 :17 : Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu.

😇 Relevan BHSF: 🌟

😇 BHSF 615 : Aku sungguh harus mengakui bahwa sering kali kodratku yang rendah menolak hal ini, sambil menyatakan keinginan-keinginan  pribadiku; dan hal itu mengakibatkan suatu pergulatan yang sengit dalam jiwaku, seperti pergulatan Yesus di Taman Zaitun. Oleh karena itu, aku pun berseru kepada Allah, Bapa yang Kekal, ,”Kalau mungkin, biarlah piala ini dariku, tetapi, bagaimana pun, bukan kehendak-Mu melainkan  kehendak-Mulah yang harus terjadi, O Tuhan; terjadilah kehendak-Mu!” .

❇️ Sharing Renungan 🤔✍️

Faustina hidup untuk Allah.  Faustina selalu mendengarkan Allah, mencari Allah dan kehendak-Nya. Faustina sungguh hidup dalam kesatuan dengan Allah. Hidupnya yang singkat dan penuh sukacita dan derita, sungguh hanya intim memuliakan Allah. Yang amat menarik dari Faustina adalah dalam segala hal dia sungguh sadar siapa dirinya di  hadapan Allah. Faustina mengenal dirinya dengan sangat baik, yakni kesadaran akan kehampaan semata. Faustina juga mengenal Allah dengan sangat  dalam yakni Allah yang berlimpah kasih karunia dan  kaya raya dalam rahmat dan dalam segala hal. Karena itu, Faustina hanya bergegas mencari, dan melaksanakan kehendak Allah,yang dipandang sebagai napas hidupnya.

Saat pikiran, perasaan dan kelemahan manusiawi menggoda nuraninya,  segera ditepis dengan iman, karena ia sangat yakin bahwa Allah yang penuh kasih karunia pasti memberikan segala yang terbaik, menurut rencana dan kehendak-Nya.Perasaan dan kesulitan dipandangnya sebagai jalan untuk semakin merapatkan hati, mendekatkan diri dan mengandalkan Allah. Keyakinan imannya yang berpengharapan penuh pada penyertaan Allah, dipupuk dengan dialog doa yang tiada henti dengan Yesus. Satu kalimat refrein hidupnya, : “Terjadilah kehendak-Mu karena tidak ada yang mustahil bagi-Mu”. Refrein indah ini, merupakan fiat  Bunda Maria dan  doa Yesus di taman Getsemani.

Faustina belajar meniru Maria dan Yesus dalam segala hal : dalam berdoa, bekerja, melayani, mengatasi kesulitan, menyerahkan diri dalam penderitaan, memuliakan Allah dengan segala cara. Merenung cara hidup Faustina dalam BHSF 1199 – 1201 saya terinspirasi untuk menyelami kedalaman hidup imanku. Tampak  kehendak Allah belum  sebagai napas hidup sepenuhnya.

Saya merasa sudah cukup berupaya untuk mengandalkan Allah, menghapal fiat Maria, doa penyerahan diri, merenung sengsara Yesus, dan berbagai laku tapa dan amal bakti lainnya, namun batin belum pernah merasa cukup.Apa yang kelihatan, yang kulakukan ternyata tidak semuanya bersumber dari iman yang hidup, harapan yang kukuh dan kasih untuk Allah semata-mata seperti Faustina.Masih cukup banyak yang terkontaminasi dengan kebiasaan manusiawi, tercemar dengan kepentingan diri yang tidak begitu kusadari. Polusi dosa tiada henti menarik dan menghalangi aku untuk sepenuhnya melaksanakan kehendak Allah.

Belajar dari Faustina, dalam kelemahan aku mau selalu berseru dengan  sekuat daya batinku, “terjadilah kehendak-Mu karena tidak ada yang mustahil bagi-Mu.” Faustina percaya, seruan doanya selalu terjawab meski kadang kegelapan dan bayang-bayang dalam jiwanya semakin pekat.Saya juga percaya rahmat Tuhan selalu  cukup bagiku dan dalam kelemahan kiranya kuasa Tuhan makin sempurna bekerja dalam diriku.Sebab Yesus, andalanku.

❇️ Refleksi 🤔❣️❓

❣️Apakah saya sadar bahwa saya hidup untuk Allah?

❣️Manakah kehendak Allah bagiku secara pribadi dalam hidup imanku?

❣️Apa yang dapat kulakukan, jika jiwaku merasa hampa, gelap, dan jauh dari Allah?

❇️ 🛐 Doa👋💟 : Tuhanku dan Allahku, terjadilah kehendak-Mu.

✍️ Sr. Hedwilda Martine, KKS ( dalam wag Divine Mercy)