Syering Injil Lukas 9 :7 – 9.

Saya sangat tertarik dengan ayat 9 : “Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”  Meski barangkali keinginan Herodes  untuk bertemu Yesus, tidak dilandasi motivasi yang murni, saya memilih ayat ini yang menginspirasi saya. Pertanyaan Herodes dalam hatinya, tentang Siapa gerangan Yesus itu, yang melalui kabar banyak orang telah melakukan hal-hal yang luar biasa belum pernah terjadi, yang hebat dan mengagumkan. Orang-orang yang telah melihat bahkan mengalami sendiri  segala sesuatu yang dibuat Yesus. Bagaimana pun dari kisah-kisah orang di sekitarnya, telah menumbuhkan suatu keinginan untuk bertemu Yesus.

Bagiku, patut juga kiranya memiliki rasa penasaran dan ingin tahu tentang Yesus secara lebih mendalam. Meski pun dalam Kitab Suci semuanya sudah dikisahkan tentang siapa Yesus itu. Banyak orang telah mengalami sendiri perjumpaan dengan Yesus dan berani memberi kesaksian  dari pengalaman mereka.  Saya sering membaca riwayat orang kudus dalam Gereja Katolik, yang sangat luas biasa dan mengesankan. Perjumpaan dengan Yesus dalam iman dan realita hidup, telah mendorong mereka untuk meninggalkan segala-galanya, berani mengikuti Yesus bahkan rela menyerahkan nyawa demi mempertahankan dan membela iman akan Yesus.

Dari masa ke masa, Gereja tidak pernah kekurangan contoh dan teladan iman dari  mereka yang mencari Yesus dengan sungguh-sungguh, mengikuti-Nya dengan sepenuh hati, mengabdi-Nya dengan setia sampai akhir.  Setiap kali membaca riwayat orang kudus, selalu tersisa dalam batinku, rasa rindu, suatu ketergerakan hati untuk mengalami seperti yang mereka alami. Salah satu  orang kudus favorit abad ini yang membuat saya terkagum-kagum  adalah Santa Tehresia Kanak-kanak Yesus dan Santa Faustina. Minggu-minggu ini,  oleh para devosan  kedua orang kudus ini, sedang berdoa secara khusus untuk belajar  meneladan  mereka  yang telah berjuang  dan menang, sehingga mereka memperoleh mahkota  kemuliaan bersama Yesus. Rasa rindu, setidaknya, mendorong saya  untuk lebih berusaha dengan sungguh-sungguh mengalami perjumpaan dengan Yesus.

Sudah sangat lama saya mengenal Tuhan. Saya juga berani memilih untuk mengikuti Tuhan Yesus secara lebih dekat. Banyak kisah dan pengalaman terlewati. Tampaknya masih seperti itu-itu saja, jatuh bangun dalam pergumulan dan perjuangan iman. Satu kerinduan besar yang selalu terpatri di hati, apapun yang terjadi, tetap akan berusaha mencari, berusaha untuk mengenal-Nya lebih dekat, agar dapat mengabdi dan melayani-Nya dengan lebih sungguh dan sepenuh hati.

Merenung keinginan Herodes yang berusaha untuk berjumpa dengan Yesus, mengingatkan  akan motivasi saya mencari dan mengikuti Yesus. Untuk apa  berusaha berjumpa dengan Yesus? Kiranya bukan seperti  keinginan Herodes.  Yang dirindukan adalah suatu perjumpaan yang membawa perubahan hidup, yang semakin menggelorakan hati untuk berkobar-kobar mencintai-Nya sampai akhir. Suatu perjumpaan yang mematrikan cinta dan membawa sukacita. Suatu perjumpaan yang membawa berkat untuk selalu patuh dan taat. Kerinduan seperti ini bagiku adalah anugerah dan membutuhkan rahmat Allah.

Saya sadar perjumpaan yang kurindukan selalu mungkin terjadi ketika aku selalu membaca, merenung Kitab Suci yang di dalamnya semuanya tentang Yesus Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup.  Perjumpaan dalam renungan dan doa yang pada akhirnya berbuah dalam perjumpaan Yesus yang hadir baik tersembunyi maupun nyata dalam  diri sesama, alam ciptaan,  dan segala sesuatu.  Tidak mudah. Namun, sudah ada banyak contoh  teladan para kudus yang sudah berbahagia yang semakin memastikan keyakinanku bahwa segala sesuatu mungkin jika Tuhan menghendaki dan aku mengimani dan berjuang bersama Tuhan. Bersama dengan Santa Theresia Kanak-KanakYesus dan Santa Faustina, dan semua orang kudus, semoga saya dibantu dengan doa-doa mereka, agar usaha dan perjuanganku mencari dan mengikuti Yesus, berkenan kepada-Nya.*hm