Hari ini, rabu, 13 Januari 2021, kami kenangkan hari lahir Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci Pangkalpinang ( KKS)  di mana 84 tahun yang lalu tepatnya hari Rabu, tanggal 13 Januari 1937, Mgr.Vitus Bouma, SSCC  Perfek Apostolik Bangka Belitung, mendirikan Pia Unio Keluarga Suci di Belinyu – Bangka dalam Gereja Maria Tak Bernoda. Pia Unio atau Perkumpulan Saleh yang diberi nama “ Keluarga Suci’ ini merupakan cikal bakal Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari  Pangkalpinang ( KKS). Apa yang kelihatan hari ini, adalah buah karya tangan Allah lewat pada pendahulu di masa lampau tepatnya 84 tahun yang lalu.

Kehadiran Pia Unio Keluarga Suci merupakan jawabam kerinduan  Mgr.Vitus Bouma, SSCC yang sudah lama memiliki cita-cita untuk mendirikan Kongregasi Pribumi di tanah Bangka, tanah kecintaannya. Bouma merindukan agar di tanah misi, ada putra-putri terbaik pilihan Allah untuk melanjutkan karya misi Gereja di masa yang akan datang sesuai dengan latar budaya dan adat istiadat ketimuran.

Ada tiga pemudi  Thionghoa yang tertarik menjadi biarawati pada Kongregasi ‘ Arme Zuzters van her Goddelijk Kind” dari Amsterdam yang  berkarya di  Bangka antara lain di Muntok dan Belinyu pada masa itu. Pada pertengahan tahun 1936, mereka menyampaikan niat sucinya untuk menjadi suster.  Mereka adalah  Lidwina Tjen Sui Loen, Anna Boen Lan Fa dan Agnes Tjhin Siam Djioe.

Bagaikan gayung bersambut, cita-cita Bouma bertemu dengan cita-cita tiga gadis Thionghoa ini. Pilihannya  bukan menjadi suster Kanak-Kanak Ilahi dari Amsterdam, yang memang sejak awal  tidak berniat menerima calon tetapi mendirikan Kongregasi pribumi yang baru.

Bukan mudah mendirikan sesuatu yang baru dengan segala keterbatasan. Tetapi Bouma berani memulainya dengan suatu keyakinan dan kepercayaan besar. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukannya untuk mendapat berbagai informasi dan berbagai proses selanjutnya. Moto kegembalaannya  menjadi pijakan dasar keberaniannya : “Nisi Dominus Aedificaverit” yang dikutip dari Mazmur 127 : 1 “ Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah para pembangun bekerja.”

Dalam dokumen pendirian Pia Unio Keluarga Suci yang disebut Regula Pia Unio Keluarga Suci, tercatat ada 56 artikel yang disusun oleh Mgr.Vitus Bouma, SSCC. Dalam artikel nomor 1 tercatat identitas kongregasi pribumi yang dicita-citakan Bouma antara lain dinyatakan bahwa Pia Unio Keluarga Suci didirikan dengan tujuan mempersiapkan pendirian Kongregasi sendiri di  Bangka. Kongregasi baru ini berstatus diosesan dari Prefektur Bangka Biliton. Dan nama Kongregasi baru tersebut adalah “Kongregasi Suster Kecil Keluarga Suci.”

Dalam artikel 7 dinyatakan bahwa  para anggotanya harus menjadi sempurna, artinya kudus, dengan menghayati keutamaan-keutamaan. Yesus, Maria dan Yusuf menjadi teladan dalam keluarga mereka terutama keutamaan kemiskinan, kemurnian dan ketaatan.

Pada artikel penutup, artikel 56 ditegaskan bahwa para anggota harus bersikap hormat terhadap regula yang tak lain tak bukan adalah penjelasan panjang lebar dari perintah besar yang diberikan Kristus : “Cintailah Allah di atas segalanya dan sesamamu seperti dirimu sendiri demi Allah”. ( bdk. St.Agustinus ; “ Ama et fac quod vis” Cintailah dan lakukanlah apa yang kaukehendaki.

Mengenang cikal bakal kehadiran Kongregasi, 84 tahun yang lalu, kita sadar sejak awal, kita  hadir untuk mengasihi, sebab demikian sejak semula tertulis dalam regula lembaga persiapannya. Mengasihi dengan bercermin pada  mengasihi model Keluarga Kudus Nasaret Yesus Maria Yosef, yang sederhana dan tersembunyi, tidak kelihatan dan nyaris tak nampak tetapi dari mereka kasih Allah bersinar kepada seluruh dunia.  Meneladan kasih Keluarga Suci dalam mengamalkan keutamaan-keutamaan mereka, merupakan perjuangan sepanjang hayat. Kesempurnaan kasih Kelaurga  Kudus menjadi jaminan harapan kita, bahwa apapun usaha dan perjuangan kita untuk mengasihi akan disempurnakan yang Ilahi.  Kehadirannya dulu senantiasa menginspirasi kita untuk berjuang, menatap amsa depan penuh harapan, kendati yang dihadapi saat ini adalah aneka  kesukaran. Karena kita percaya, sebagaimana Bouma percaya, jika segalanya berasal dari Tuhan, tidak ada sesuatu yang sia-sia, semuanya bermakna hari ini maupun kelak. Yang dibutuhkan saat ini, adalah roh dan semangat yang sama , sebagaimana yang dimiliki Bouma 84 tahun yang silam, yakni keberanian untuk memulai segalanya bersama Allah sendiri. viva KKYMY, viva kks.**hmartine