SENIN, PEKAN BIASA XXIV
PERINGATAN WAJIB ST. KORNELIUS, PAUS DAN ST. SIPRIANUS, USKUP DAN MARTIR
1Kor 11:17-26; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17; Luk 7:1-10;
Kisah penyembuhan hamba perwira kafir semakin menonjolkan iman perwira kafir itu. Imannya dipuji oleh Yesus. Bahkan Yesus menegaskan bahwa di Israel pun Ia belum menjumpai iman sebesar itu. Yesus tidak memperhatikan orang macam apa, melainkan lebih memperhatikan pribadi dan sikap orang itu.
Kepada jemaat di Korintus yang terpecah-belah Paulus mengingatkan hakikat perjamuan Tuhan. Setiap orang yang ikut dalam perjamuan Tuhan, ikut ambil bagian dalam kehidupan Tuhan, dalam pribadi-Nya. Itu berarti, setiap orang dituntut untuk membongkar sekat-sekat yang ada, menyingkirkan pertikaian dan mewujudkan kebersamaan. Mengapa demikian? Karena Kristus sendiri telah mengorbankan diri dan menyerahkan diri-Nya untuk kepentingan bersama.
Kornelius dan Siprianus merupakan dua orang sahabat yang memiliki keterbukaan hati untuk mewujudkan rencana kasih Allah. Ketika dianggkat menjadi Paus pada tahun 251, Kornelius harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Gereja mengalami hambatan besar baik dari luar maupun dari dalam. Pihak kekaisaran terus melancarkan aksi penganiayaan yang mengakibatkan banyak orang beriman menjadi murtad. Berhadapan dengan itu banyak imam di dalam Gereja bersikap keras terhadap mereka yang murtad. Di bawah kendali Novatianus mereka mengajarkan bahwa tak seorang pun yang telah menyangkal imannya dapat diterima kembali dalam persekutuan Gereja. Terhadap ajaran Novatianus, Paus Kornelius bertindak tegas, bersama dengan para uskup mereka mengadakan konsili yang mengutuk ajaran tersebut dan mencapnya sebagai bidaah.
Tahun 253, Paus Kornelius ditangkap pihak kekaisaran dan dibuang ke Civita Vecchia, sebelah Utara kota Roma. Dari pembuangannya, ia tetap menyurati sahabatnya Siprianus, uskup Cartago untuk meneguhkan hatinya dalam memimpin umatnya. Akhirnya Kornelius meninggal dunia di tempat pembuangannya sebagai akibat dari penderitaan hebat yang dialaminya. Jenazahnya dikuburkan di Roma di pekuburan Santo Kalistus.
Apakah aku telah memiliki sikap iman yang mendasar pada Allah dalam diri Yesus? Apakah imanku itu telah menjadi daya untuk mewujudkan kebersamaan yang membongkar sekat-sekat dan menyingkirkan pertikaian?
Mari meneladan St. Kornelius dan St. Siprianus membangun sikap iman yang mendasar pada Allah dalam diri Yesus yang menjadi daya untuk mewujudkan kebersamaan, membongkar sekat-sekat dan menyingkirkan pertikaian di antara kita.
Tuhan memberkati.*RD AMT
Recent Comments